Have a Nice (Bad) Dream - Part 2 (Last)

5.3K 298 70
                                    

Take a breath and prepare yourself because this chap will be a long story.

Hope you enjoy it!

.

Kalau Yoongi berkata bekerja di Gminus Group adalah keberuntungan besar baginya, detik ini lah semuanya terbukti. Sejak hari dimana ia menantang Jimin untuk memecatnya, malam hari Yoongi langsung membuka situs pencari kerja, Koran dan social media guna menemukan beberapa lowongan kerja yang mungkin dapat dijadikannya sebagai alternative untuk melamar.

Tetapi tak satu pun yang sebanding dengan posisinya sekarang, baik dari segi gaji, atau pun jobdesk. Hanya Gminus yang memberinya gaji terbaik dengan pekerjaan berkelas.

"Astaga, bagaimana ini~" keluhnya sambil menelungkupkan kepala diatas meja, merasa mual setelah memantau monitor yang menampilkan deretan lowongan kerja selama satu jam.

Tak ada satu pun yang menarik minatnya. Meskipun Yoongi sedang tidak di posisi yang pantas untuk pilih-pilih pekerjaan...tapi tetap saja, jika mengingat posisinya di perusahaan elit ini.

"Sudahlah tidak usah dipikirkan, direktur Park tidak akan memecatmu begitu saja." Ujar Eunhwa namun dengan mata yang terpaku pada layar monitor "Lihat saja, ini sudah tiga hari sejak kau menemuinya di ruangan direktur. Tidak ada surat pemecatan yang dialamatkan padamu, bahkan direktur Park sama sekali tidak terlihat batang hidungnya."

Yoongi terdiam dan langsung berpikir. Benar juga apa yang dikatakan Eunhwa, ia sama sekali tidak melihat sosok Jimin sejak hari itu, pria tersebut bahkan tidak datang ke kantor, supir pribadinya juga tidak terlihat. Sebenarnya Yoongi sedikit senang ia belum dipecat hingga hari ini, tapi ketidakhadiran Jimin juga membuatnya penasaran. Kemana Male Alpha nan arogan itu sebenarnya?

Cukup lama ia melamun, Yoongi sampai tidak sadar kalau manager Jung sudah berada dihadapannya.

"Yoongi-ssi."

"Eh, ah iya, Manager Jung. "Yoongi langsung berdiri dan membungkuk hormat.

Sang manager hanya mengangguk lalu meletakan sebuat map coklat diatas meja kerja Yoongi "Tolong kau serahkan dokumen ini ke kediaman Direktur, sopir kantor yang akan mengantarmu ke sana."

"Sa-saya, Manager?"

"Tentu saja." Pria paruh baya itu mengangguk mantap "Ini permintaan Direktur langsung, beliau menunggumu sebelum jam makan siang."

"Ta-tapi aku..."

"Pergilah sekarang, Yoongi-ssi."

Pemuda yang bersangkutan hanya mampu mengangguk pasrah "...baik Manager."

.

.

.

Butuh satu jam perjalanan untuk sampai ke tempat tinggal Jimin, rumah keluarga Park yang merupakan bangunan besar bergaya klasik. Yoongi diantar oleh sopir kantor hingga tepat berada di depan pintu, sopir tersebut segera pergi karena ketika nanti urusan Yoongi selesai ditempat ini, sopir Jimin lah yang akan mengantarnya kembali ke kantor.

Tak lama, seorang pelayan wanita berpakaian resmi datang menyambut. Ia tersenyum amat cantik dan membungkuk dengan sopan.

"Tuan Jimin sudah berpesan, jika ada seorang staffnya yang datang, saya harus mengantarnya langsung ke ruangan beliau. Silahkan ikuti saya, Tuan."

"Ah, b-baik.Terima kasih." Dengan gugup Yoongi mengikuti pelayan tersebut.

Memasuki rumah─ atau istana, memang semegah yang terlihat dari luar, mulai dari interior dan penataannya. Tapi Yoongi tidak sekagum seperti yang terjadi dalam drama, bekerja di Gminus mengharuskannya berinteraksi dengan segala kalangan, ia sudah tidak asing dengan berbagai hal mewah. Dan lagi pikiran Yoongi kini lebih terfokus pada nasibnya saat bertemu Jimin nanti, apakah ia akan langsung dipecat?

Vitamin and Sugar Story (Minyoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang