Awalnya gedung Jimin 14 lantai...disini jadi 40 lantai ya. ga di edit ini ya...awas typo.
.
Pagi hari dan saat ini Jimin tengah menyiapkan diri untuk bekerja. Bathrobe telah dilepas dan digantikan oleh satu stel pakaian resmi berupa celana bahan dan kemeja putih sedangkan jas telah tersedia didalam almari. Pria itu menyemprotkan parfum ditubuhnya sebelum mengancingkan kemeja dan memakai jasnya. Memastikan simpul dasi adalah hal terakhir yang Jimin lakukan selagi menghadap cermin besar untuk meyakinkan diri kalau penampilannya telah sempurna.
Membalikan tubuh tegapnya membelakangi cermin dan menemukan orang lain yang masih terlelap diranjangnya.
Itu Yoongi.
Punggung sempitnya terpampang bebas karena posisinya tidur menyamping, meringkuk seperti janin sementara kakinya tertutupi selimut. Anak itu sangat anti terhadap hawa dingin, karena itu Yoongi seringkali tidur meringkuk untuk mengumpulkan kehangatan.
Jimin mendekati ranjang hanya untuk mengamati wajah Yoongi yang nampak sangat lelah, membuat siapa pun tidak tega mengusiknya walau matahari telah menempati posisi tertingginya dibalik awan.
Tiga hari berlalu dan Jimin sama sekali tidak membiarkan Yoongi meninggalkan kamar ini barang satu langkah pun. Ia sendiri juga belum kembali ke apartemen, kamarnya di kantor menjadi tempat tinggalnya selama tiga hari ini. Dan selama itu pula...Jimin selalu membuat Yoongi mendesahkan namanya setiap malam hingga pagi menjelang, maka tak heran bila Yoongi selalu bangun lebih siang dan Jimin terpaksa meninggalkannya tanpa sempat saling berbicara sedikit pun.
Mereka seolah-olah hanya hidup untuk seks dan bekerja. Jimin sendiri tidak mengerti bagaimana ia bisa segila ini. Mengurung seorang pemuda asing di wilayah pribadinya...bahkan berbagi ranjang.
Menghela nafas, memperbaiki selimut Yoongi hingga menutupi seluruh tubuh mungilnya hingga sebatas leher, berharap pemuda itu tak lagi kedinginan. Jimin beranjak meninggalkan kamar melalui sebuah pintu geser yang langsung terbuka saat ia mendekat, terpampanglah ruang kerjanya, dan pintu yang tersamarkan sebagai rak buku jika dari luar kamar itu pun segera menutup kembali.
"Selamat pagi, Presdir."
Marian masuk tak lama setelah Jimin menduduki kursi kebesarannya. Sekertarisnya itu datang untuk memberitahunya kalau rapat hari ini dimajukan satu jam dari jadwal sebelumnya karena salah satu klien mereka mendadak harus berangkat keluar negeri.
"Marian."
"Ya, pak?" sang sekertaris berhenti sejenak dari memandangi layar tablet untuk menatap sang atasan.
"Kau tidak perlu ikut denganku hari ini. Siapkan saja keperluanku untuk rapat dan kau tinggal-lah disini sampai aku kembali."
Sang gadis tak mengerti tapi ia hanya mengangguk paham. Biasanya Marian akan mengikuti Jimin kemana pun bos-nya itu pergi...bahkan mengurusi permintaan remehnya seperti membelikan kopi atau memesankan makan siang. Gila, Marian baru sadar kalau atasannya itu Tuan muda sejati sejak lahir, memesan makan saja harus dilakukan orang lain.
Yah, tapi Marian tidak bisa protes juga karena sebagai atasan, Jimin sangat royal dalam memberinya gaji.
"Hubungi pihak Fellony's dan suruh mereka mengirimkan beberapa orang kemari. Harus wanita, tidak boleh ada laki-laki."
Marian mengangguk lagi, sedikit merasa gentar saat mendengar nada bicara Jimin yang dingin diakhir kalimatnya "Baik, pak."
"Hanya itu. Lakukan tugasmu sekarang, aku akan pergi tiga puluh menit lagi."
![](https://img.wattpad.com/cover/132517607-288-k193388.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Vitamin and Sugar Story (Minyoon)
FanfictionAkan menjadi kumpulan oneshoot pairing Minyoon. Semi Lemon Top!Jimin Bott!Yoongi(Suga) Idol lain sebagai pemeran pembantu YOONGI ABSOLUTELY BOTT!