Jam menunjukan pukul 06:00 WIB, aku sudah siap dengan seragam sekolah yang di lapisan dengan hoodie berwarna abu abu yang di berikan bang Danis beberapa minggu yang lalu. Hari ini cuaca sedikit mendung, dan di perkiraan akan turun hujan yang sangat lebat. Setelah di pastikan semua siap, aku menuruni anak tangga dan menuju meja makan yang di sana terdapat bang Danis.
"Pagi bang" Ucap ku sambil memeluk nya dari belakang
"Pagi" balas bang Danis "Tumben meluk meluk? Minta uang jajan tambahan yah?"
"Ish bang Danis" Ucap ku lalu melepaskan pelukan ku. "Ini sebagai tanda minta maaf aku ke bang Danis. Karena sering jail" lanjutku lalu duduk di hadapannya.
"oh, kirain mau minta uang jajan tambahan" Ucapnya sambil tertawa kecil
"Kalau abang mau ngasih juga ga papa kok" Ucap ku sambil tersenyum
"Udah siap? Yuk berangkat, bekalnya jangan lupa dibawa" Ujarnya sambil berdiri lalu pergi ke luar rumah.
"KEBIASAAN KALAU NGOMONGIN UANG JAJAN TAMBAHAN PASTI ENGELAK! DASAR PELIT!" Teriak ku
Di dalam mobil hanya ada keheningan. Bang Danis yang sibuk menyetir dan aku yang sibuk membaca novel. Sampai akhirnya bang Danis memecahkan keheningan itu.
"Tumben berangkat pagian, mau pacaran yah?" Ledek bang Danis yang selalu bisa membuatku naik darah
"Apa si bang?" Ucap ku langsung menutup novel "Aku cuma mau ngurusin data bulanan"
"Sama siapa?"
"Adam"
"Cie deket deket sama anak pramuka" Ledek bang Danis
"Kalo bukan kewajiban aku juga ogah" Ucapku sambil membuang muka ke arah kaca mobil "Aku bingung sama abang"
"Bingung apa?"
"Secara abang kan ganteng, putih, badan proporsional, tinggi kayak tiang listrik, jago nyanyi, pinter di akademik mau pun non akademik, tapi masih jomblo" Ucap ku sambil tertawa
"Abang ga jomblo"
"Hah? Serius?"
"Iya. Abang tuh single" Ucap bang Danis di akhiri kekehan
"Sama aja" Ucapku ketus
"Lain. Jomblo tuh nasib, kalau single prinsip"
"Terserah bang" Ucapku malas.
Tak terasa mobil bang Danis sudah berada di depan gerbang sekolah. Aku langsung berpamitan dan mencium punggung tangan bang Danis. Saat ingin membuka pintu mobil, bang Danis menghentikan ku.
"Tunggu" Panggil bang Danis "Nanti bang Danis ga bisa jemput. Ada latihan ngeband"
"Yaudah gapapa. Aku bisa naik grab"
"Ga bisa"
"Naik angkot"
"Ga ga ga boleh"
"Yaudah naik taksi"
"Ga"
"Trus?" Tanya ku frustasi.
"Minta anterin sama Yudha atau Adam bisa kan?" Tanya balik bang Danis
"Tapi... "
"Ga ada tapi tapian. Udah sana keluar" Potong cepat bang Danis
Aku hanya mendengus kesal. Bang Danis dulu adalah anggota sekaligus pelatih Pramuka di sekolahku jadi tidak heran kalau dia kenal bahkan percaya sama Adam ataupun Yudha. Lagi pula Yudha dan Adam adalah sahabat kecilku, sehingga bang Danis tidak perlu khawatir jika aku bersama salah satu di antara mereka. Sedikit ku akui bang Danis memang over protectif. Aku keluar dari mobil bang Danis dan berjalan santai ke arah kelas ku. Ku liat kelas sepi tidak ada orang di sana. Aku melihat jam di dinding kelas, jam itu menunjukkan pukul 06:10 WIB, masih ada sekitar 50 menit sebelum bel masuk berbunyi. Tak lama Adam datang, dan duduk di sampingku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paskibra Pramuka Dan Kisah Cintanya
Teen Fiction[REVISI SETELAH TAMAT] Anak Paskibra dan anak Pramuka adalah anak-anak yang mustahil untuk di gabungkan. Jam eksul yang sama dan sama-sama anak lapangan menjadikan mereka selalu bertengkar untuk menjadi penguasa lapang. Pelatih merekapun angkat t...