DUA PULUH SEMBILAN:AKHIRNYA...

1.6K 74 6
                                    

PS:SORRY FOR TYPO🙏

***

'Aku merasa sakit saat aku terluka. Tapi, akan jauh lebih sakit saat aku melihat kamu yang terluka'

***

Author's POV On

"RAINA!" Teriak Yudha

Tanpa aba aba kaki Yudha berlari ke arah gadis itu. Menghampiri gadis itu dengan pikiran tak karuan. Buru buru Yudha membalikan badan gadis itu. Betapa terkejutnya, setelah mengetahui siapa gadis itu. Raina. Gadis itu adalah Raina. Sesaat Yudha merasa dunianya hancur begitu saja. Dia gagal menjaga gadis itu. Dengan sigap Yudha mengendong Raina ala bridal style. Dia tidak mau membuang waktu lebih lama untuk termenung di jurang itu dan memeluk Raina. Jujur. Yudha ingin sekali menangis. Tapi, dia tidak mempunyai banyak waktu untuk itu. Pikirannya buat apa dia nangis, toh Raina sudah berjanji tidak akan meninggalkannya.

"Raina bertahan. Aku mohon" Ucap Yudha lirih

"Yud...ha" Panggil Raina lirih

"Raina. Kamu harus bertahan. Aku akan bawa kamu keluar dari jurang ini. Tapi, kamu harus janji kamu harus kuat" Ucap Yudha tanpa memberhentikan langkahnya

"Maaf dan terima kasih" Ucap Raina lirih sambil tersenyum, lalu matanya tertutup lagi

"Raina! Aku mohon bertahan! Kamu ngga boleh ninggalin aku! Ngga boleh! Kamu udah janji! Aku benci kalau kamu ingkari janji kamu!" Ucap Yudha lalu mempercepat langkahnya

Saat sampai di tempat awal Yudha menuruni jurang, Yudha memberi kode agar melemparkan tali untuk mengikat Raina di belakangnya. Dengan sisa tenaga yang Yudha punya, dia berhasil membawa Raina ke atas jurang. Tanpa buang waktu banyak Yudha kembali mengendong Raina ala bridal style menuju ambulance yang sebelumnya sudah di pesan oleh panitia.

Tempat perkemahan gempar saat Yudha membawa Raina dengan keadaan bisa di bilang sangat kacau. Tanpa menghiraukan pertanyaan dari mereka, Yudha cepat cepat membawa Raina ke dalam ambulance.

"Raina kamu harus kuat" Ucap Yudha saat sudah berada di dalam mobil ambulance

Tangan Yudha tidak lepas dari Raina sejak Raina di baringkan. Pertahanannya sudah pecah saat melihat darah di seluruh bajunya saat ini.

Karena tergesah gesah, di dalam mobil itu hanya ada Yudha, Raina, dan 2 perawat laki laki serta perempuan.

Pak Yono? Rafly? Ka Galen? Ka Zai? Mereka semua di tinggal begitu saja. Sungguh kasihan.

***

Saat sampai di rumah sakit terdekat, dengan cepat Yudha mendorong brangkar itu menuju ruang UGD. Bahkan dia tak segan segan memarahi suster yang menurut Yudha jalan nya saat lambat.

"Maaf anda tidak boleh masuk ke dalam. Silahkan tunggu di luar. Biar pasien kami yang tangani" Ucap salah satu suster saat Yudha ingin memasuki ruangan UGD.

"Lakukan yang terbaik pada pasien itu sus" Ucap Yudha

"Kami akan lakukan yang terbaik" Ucap suster itu lalu menutup ruang UGD.

Yudha hanya menatap sendu pada pintu UGD itu. Ia melangkahkan kaki menuju ruang tunggu yang tidak jauh dari ruang UGD tadi. Pertahanannya pecah begitu saja. Yudha terus mengacak acak rambutnya. Seperti orang yang tidak waras. Dia menyalahkan dirinya atas kejadian ini.

Paskibra Pramuka Dan Kisah CintanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang