***
"Aku ikuti cara mainmu. Semoga berhasil"***
Pada hari ke 4, lomba di adakan pada malam hari. 'katanya' biar anti maenstream. Aku dan Venus memutuskan untuk pergi ke danau. Bermain air di danau sepertinya menjadi rencana ku untuk hari ini.
"Aaaaaaaa... " Teriak Venus saat kami sudah berada di danau rahasia itu.
"Ngapain sih?" Tanya ku lalu kami berdua duduk di atas rerumputan. Venus hanya tertawa kecil. Matanya memberi ku isyarat untuk melakukan hal yang sama sepertinya tadi. "Harus banget?"
"Coba dulu. Kamu kumpulin semua masalah yang mengganggu akhir akhir ini. Trus kamu teriak sekencang kencangnya" Ujar Venus "Lebih baik lagi kalau kamu teriakan semua yang kamu ingin ungkapkan. Hal yang buat kamu sedih atau senang, ungkapin semuanya"
"Contohnya seperti 'aku benci hidup ini'?" Tanya ku dan Venus hanya menganguk.
Aku bangkit dari dudukku. Berjalan mendekati danau. Saat sudah berada di tepi danau, ku tarik nafas dalam dalam mencoba mengumpulkan semua masalah yang menghantui ku akhir akhir ini. Mulai dari masalah keluarga, sekolah, bahkan kekesal ku pada Yudha yang semakin dekat dengan Megan. Entah kenapa aku menjadi kesal melihat 2 insan itu semakin dekat, padahal Yudha sudah menjelaskan maksud dia mendekati Megan. Oh tuhan perasaan macam apa ini?
"YUDHA GANENDRA WIRGA AKU BENCI KAMU!!!" Teriakku tanda sadar. Venus yang mendengar teriakan ku tadi, dapat ku pasti dia terkejut. Benar saja di langsung mengampiri ku dengan wajah yang sangat bingung.
"Yudha? Benci? Maksudnya apa sih?" Tanya Venus sambil mengoyang goyangan bahuku. "Jawab. Kamu benci Yudha karena Megan? Jawab Ray?!" Suara Venus mulai meninggi menandakan dia sangat marah. Beberapa hari yang lalu Venus juga sempat emosi dengan kedekatan Yudha dan Megan.
Mulut ku enggan untuk berbicara, bahkan terbuka pun dia seperti tidak sudi. Venus terus mendesakku untuk berbicara. Venus belum tau alasan Yudha mendekati Megan. Hanya aku yang tau. Yudha melarangku untuk memberi tau kepada orang lain. Karena menurutnya semakin banyak yang tau, maka semakin kecil peluang untuk mengungkap siapa dalang di balik tragedi tahun kemarin.
"Ray jawab?" Ucap Venus lirih. Aku menarik nafas, mencoba menahan air mata yang ingin keluar. Entahlah, mengapa air mata itu tiba tiba ingin sekali bertamu di pipiku.
"Aku ngga papa" Ucap ku tersenyum sambil menatap matanya. Tentu saja senyuman yang di paksakan. Aku cukup piawai dalam berakting, sehingga Venus sangat percaya bahwa aku tidak apa apa dan bisa menyelesaikan masalah ini sendiri.
"Kamu Yakin?" Tanya Venus mencoba mencari kebohongan di mataku. Aku hanya menjawabnya dengan anggukan.
"Aku pengen sendiri" Ucap ku lalu kembali duduk di atas rerumputan.
"Aku tinggal yah. Kalau ada apa apa cari aku di tenda. Oke?" Ucap Venus lalu pergi setelah aku menganggukan kepala.
Setelah Venus pergi, aku pun memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Pikir ku berada di tempat ini lebih lama sama saja membuat ku semakin kesal dengan Yudha. Aku melangkahkan kaki ke suatu tempat yang jarang sekali di datangi oleh orang orang. Yups, hutan. Aku menaiki pohon yang tidak terlalu besar, dan duduk di salah satu dahannya. Aku sempat berpikir, kenapa aku sangat kesal melihat Yudha dekat dengan Megan? Apa aku cemburu? Tidak! Itu tidak boleh terjadi!
"Woy! manusia setengah kera! ngga pain di situ?!" Teriak seseorang dari bawah. Aku yang penasaran, akhirnya melihat ke bawah. Aku hanya tersenyum kecil, kenapa manusia satu ini selalu muncul secara tiba tiba? Apa dia jin iprit?
KAMU SEDANG MEMBACA
Paskibra Pramuka Dan Kisah Cintanya
Teen Fiction[REVISI SETELAH TAMAT] Anak Paskibra dan anak Pramuka adalah anak-anak yang mustahil untuk di gabungkan. Jam eksul yang sama dan sama-sama anak lapangan menjadikan mereka selalu bertengkar untuk menjadi penguasa lapang. Pelatih merekapun angkat t...