Jiheon berjalan sendirian di koridor sekolahnya. Dia ingin segera mengisi perutnya yang sudah meraung-raung minta diisi. Tadinya Somi, gadis bule teman sebangkunya, menemani dirinya, namun somi dipanggil oleh pacarnya si Haidar di depan gerbang sekolah, pacarnya somi udah kuliah. Katanya sih satu komplotan sama yenan.
Ngomong-ngomong soal Yenan, ini adalah hari pertamanya menjalani hukumannya sebagai maid pribadi anak majikannya tersebut.
Tapi, tumben dia belum menyuruh Jiheon apa-apa, atau dia-
LINE! LINE!
Jiheon merogoh handphone yg ada disakunya dan mulai membaca pesan line.
Yenandar Jeongin
Bawain nasi goreng
Beli di kantin
Sama air putih juga
5 menit
Cepet
Gapake lama
ReadYenandar Jeongin
Kalo lo telat, lo tau akibatnya
ReadJiheon melebarkan matanya sempurna. Segera cepat-cepat berlari.
WHAT THE HELL?!
Ini manusia bisa ga sih gak bikin panik jadi orang tuh?! Ngeselin.
"Bude! Nasi goreng sosis ya satu! Cepetan ya bude bikinnya, urgent nih!"
"Sip, neng," bude minah memberikan tanda oke ke arah Jiheon. Jiheon menghelakan napasnya lelah.
Sial. Gara-gara kakak kelas behelannya itu ia jadi tidak bisa makan. Haduh, semoga maagnya tidak kambuh. Soalnya tadi pagi Jiheon tidak sempat sarapan.
LINE! LINE!
Yenandar Jeongin
3 menit lagi
Temuin gue di taman belakang sekolah
ReadHari pertama ya yenandar! Hari pertama! Lo udah bikin gue panik.
"Bude cepetan bude!" Jiheon nambah panik.
"Iya iya, nih neng, jadi 10 ribu," Jiheon segera memberikan uangnya dan bergegas ke taman belakang sekolah.
Jiheon celingak-celingukan sampai dia menemukan seseorang yang tak jauh darinya sedang memegang handphonenya.
"Nih," Jiheon memberikan plastik hitam itu ke depan wajah Jeongin. Yang disambut yenan dengan datar dan santai. Padahal jiheon udah ketar-ketir kemana tau.
"Lama amat lo,"
Bodo amat. Jiheon gak balas omongan yenan dia memilih diam. Saat ini, perut sebelah kirinya terasa perih.
"Udah, kan? Yaudah gue balik," baru sedetik Jiheon membalikkan tubuhnya, yenan sudah menarik tangannya kembali.
"Siapa yg nyuruh lu balik? Duduk. Temenin gue makan."
Yagoesty. Paringi sabar, batin Jiheon.
Jiheon akhirnya duduk dekat situ. Wajahnya mulai memucat dan tangannya menekan perut sebelah kirinya yg terasa perih.
"Kenapa lo?" Yenan merasa ada perubahan aneh pada diri Jiheon. Mukanya sedikit pucat.
Jiheon berdeham,"gapapa."
"Oh yaudah." Yenan kembali menyantap nasi goreng sosisnya.
Jadi cowok gapeka banget Jeong :')) -Jeki
Yenan sudah pada suapan terakhir, kemudian dia meraih botol minum air mineral yg Jiheon beli tadi. Dia menatap Jiheon yang sedang memejamkan matanya. Dia seperti... kesakitan. Yenan sedikit khawatir. Sedikit loh ya.
"Heh bocah, lo gapapa? Muka lo pucet gitu," Yenan beringsut maju ke arah Jiheon dan melihat wajah gadis itu yg sudah sangat pucat.
Jiheon membuka matanya,"udah selesai? Gue balik ke kelas dulu ya,"
Yenan mengernyit merasa ada yg aneh.
Jiheon bangun dari duduknya. Agak sedikit limbung. Dia merasa pusing dan matanya berkunang-kunang. Yenan yg dibelakangnya merasa curiga. Ada yang tidak beres.
Jiheon merasa pandangannya mulai gelap, dan akhirnya-
BRUK!
Yenan membulatkan matanya saat gadis yg di depannya itu pingsan. Dia menghampiri Jiheon.
"Heh! Bocah! Lo kenapa?" Yenan menepuk-nepuk pipinya Jiheon.
Yenan ingin meminta bantuan kepada seseorang. Namun ketika dia melihat sekitar, nihil. Tak ada satu orang pun.
"Ji, Jiheon." Dia kembali menepuk-nepuk pipinya Jiheon. Dia mendekatkan jarinya ke hidung Jiheon. Kemudian, dia menghelakan napasnya lega. Dia mengangkat badannya Jiheon dengan bridal style.
"Badannya ringan amat nih bocah," dia mulai berjalan ke arah UKS sekolah.
BRAK!
"Eh eh! Kenapa ini?!"
"Entar aja mbak lia saya jelasin, ini tolongin nih bocah dulu," Yenan merebahkan tubuh Jiheon ke tempat tidur pasien. Mbak lia, penjaga UKS, segera memeriksa keadaan Jiheon.
"Dia udah makan belom?" Mbak lia bertanya tanpa melihat Yenan.
"Gak tau,"
"Loh gimana toh? Pacarnya sendiri gatau udah makan apa belom," sungut mbak lia.
Yenan membulatkan matanya. Ettt, nih mbak lia kok salah paham sama dia sih, PDKT aja ga pernah masa bisa pacaran.
"Saya bukan pacarnya mbak," Yenan menjawab mbak Lia kalem.
"Lah saya kira kamu pacarnya, abis kalian cocok sih. Uwu gitu." Ini mbak Lia bisa disingkirin dulu gak sih?
Ngomong seenaknya aja tanpa melihat faktanya.
"Jiheon emang udah pelanggan setia UKS, dia kalo maagnya udah kambuh pasti ke UKS. Makanya tadi saya nanya dia udah makan apa belom," kata mbak Lia sambil menjelaskan.
Yenan tidak tau apakah Jiheon sudah makan atau belom. Pas bel istirahat berbunyi dia langsung menyuruh gadis itu untuk membelikannya makanan.
Jangan-jangan,
Apa yg disampaikan mbak Lia memang benar?
Jiheon memang belum sarapan tadi pagi. Mungkin saat tadi dia menyuruhnya Jiheon ingin sekali makan, namun gara-gara dirinya yg menyuruh gadis itu membeli makan untuknya, jadinya Jiheon melupakan kalau dia harus segera makan.
Yenan memejamkan matanya terus mijit pelipisnya. Dia merasa bersalah maybe?
Kok jadi kayak gini sih? Bukan ini kemauannya. Dia melihat gadis itu terbaring lemah di tempat tidur UKS.
"Yaudah mbak, nanti kalo orangnya udah siuman. Bilang saya aja."
[TBC]
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid ✓
FanfictionFt. Jeongin and Jiheon [Completed] Aku tidak peduli dengan yang terjadi di alam semesta karena aku buta dengan keindahan. Namun ku akui sekarang aku bodoh tidak menyadari bahwa keindahan yang nyata itu ada, karena aku sudah melihat keindahan yang se...