15

1.4K 248 39
                                    

I'll protect you...














"Giyashi!"

Jiheon mencari sumber suara, sedetik kemudian ia melihat Seon yg melambaikan tangan ke arahnya dengan antusias.

Gadis itu langsung melangkahkan tungkai kakinya ke meja yang posisinya dekat jendela.

Seon yang melihat Jiheon dari kejauhan merasa terpesona dan menjadi terpaku.

"Emang gue gak salah pilih." gumamnya. Pemuda itu langsung menyadarkan dirinya sendiri. Takut kecyduk heheh.

"Udah lama lo nunggu?" Kata gadis itu.

"Nggak kok, hehehehe santai. Lo belom sarapan, kan? Pesen makanan aja dulu. Tenang, gue yg traktir." kata pemuda itu sambil tersenyum bangga.

"Idih, lagi banyak duit lo?" Canda Jiheon. Sedangkan Seon hanya tertawa.

"Hahahahahaha iya, anggap aja ucapan terima kasih karena lo udah ngajar gue."

"Yaelah sans aja sih. Sesama temen harus tolong menolong aja kali." Jiheon hanya tersenyum sambil mengibaskan tangannya.

"Iye iyee. Pesen aja dulu yak. Mbak!"

Seon memanggil pelayan disitu dan menyebutkan pesanan mereka.

"Saya pesen cheese cake sama jus jeruk. Lo apa gi?"

"Roti bakar keju sama coklat panas deh."

"Okeh, ditunggu ya mbak, mas." Pelayan itu tersenyum ke mereka berdua setelah itu dia pergi.

"Yuk kita mulai." Ucap Jiheon dengan semangat.







● M A I D ●




Pemuda itu hanya memandang datar jalanan yang ada di depannya. Tangannya ia masukan ke dalam kantung celana. Kaum hawa yg ngeliat pada mupeng semuanya. Iyalah, make topi yakan, kaos polos warna putih dipadu sama jaket denim warna hitam. Baju yg dipake udah ala-ala BF material banget bruh. Jeki aja terpesona :(.

Saat ini Yenan memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak. Yha, untuk melepas penat yg bersarang dipikirannya baru-baru ini.

Yenan memasuki cafe yg biasanya ia kunjungi itu. Tungkainya melangkah pasti ke dalam cafe. Ia mendudukkan dirinya di bangku dekat jendela.

Pemuda itu memesan minuman yg biasanya ia pesan di cafe itu, Cappucino. Setelah memesan, netranya mengamati orang-orang yg berlalu lalang di luar. Tiba-tiba, dirinya melihat seseorang yg sedang tertawa lepas. Matanya menelisik berusaha mengenali seseorang yg berbeda 2 bangku darinya.

Oh.

Pantesan kayak kenal.

Wajahnya kembali datar, berusaha mengusir perasaan yg tidak terdefinisikan saat melihat seseorang itu. Dan, gak tau. Moodnya tiba-tiba berubah.

Sedetik kemudian, orang yg ditatap menatap Yenan balik. Entahlah, Yenan juga tak bisa menilai tatapannya itu seperti apa. Yenan akhirnya memutuskan kontak mata itu duluan.

Pemuda itu menghabiskan minumannya dan menuju ke kasir untuk membayar. Setelah itu dia keluar dari cafe tersebut.
























"Gi?"

"..."

"Giya?"

Jiheon masih melamun.

"Giya, woy!"

Gadis itu terkesiap kaget saat ada yg menepuk tangannya.

"Eh? Eh! Kenapa yon?" Jiheon mengerjapkan matanya berkali-kali dengan linglung. Gadis itu menengok ke arah pintu Cafe. Melihat seseorang itu masih disana atau tidak.
Seon yg mengetahui gelagat Jiheon langsung melihat ke arah pintu cafe.

"Cari siapa sih gi?" Tanya Seon.

"Enggak. Bukan siapa-siapa sih gue kira itu temen gue," sahut Jiheon dengan canggung. Seon hanya menganggukkan kepalanya ngerti, kemudian seon juga ikut mengarahkan pandangannya yang sama dengan jiheon, tapi ia tak menemukan siapa-siapa disitu.

"Lo abis ini mau kemana?" Tanyanya.

"Gue ada urusan. Biasalah orang sibuk hehehe."

"Hmmmm gitu. Tadinya gue pengen ngajak lo ke toko buku pusat kota."

Kenapa semuanya mau ke toko buku itu sih? Heran hayati eh maksudnya Jiheon.

"Emang ada apaan sih disana? Kayaknya rame terus."

"Disana tuh sekarang lagi ada bazaar buku besar-besaran. Gue pengen beli komik, lagi murah tuh. Ga komik juga sih, buku-buku yg lain juga. Cuman kan gue sukanya komik." Seon tertawa cengengesan. Sedangkan Jiheon tersenyum maklum.

"Oalah, pantesan kak Yenan minta anterin." gumamnya kecil.

"Hah? Siapa?"

"A-ah, nggak, yaudah deh, have fun ya beli bukunya yon. Gue mau langsung cabut." Jiheon membereskan beberapa buku yang dibawanya untuk dimasukkan ke dalam tas. Setelah itu dia berdiri.

"Duluan ya yon, hati-hati yaa," Jiheon tersenyum kepada Seon sambil dadah ria.

Seon yang digituin cuman masang muka pengen alias mupeng. Dia refleks dadah juga.

"Ya tuhan... jadikan dia jodohku."









● M A I D ●




Jiheon menengok sisi kanan dan kiri jalanan, mencari seseorang tadi. Dia menghelakan napasnya, merasa bersalah.

"Yah, jalannya cepet banget."

Saat tidak menemukan apa yang dicari. Akhirnya Jiheon memutuskan untuk berjalan ke tujuannya saat ini. Halte bus di sebrang jalan.

Tangannya menscroll layar ponselnya. Dirinya sama sekali tidak melihat jalan yg ada di depan. Sampai--



"JIHEON! AWAS!"


Bagaikan slow motion, badan Jiheon ditarik ke belakang. Gadis itu terkesiap kaget saat melihat truk yg melintas di depannya dengan kecepatan tinggi.

Dengan napas yg memburu Jiheon menoleh ke arah seseorang yg menolongnya saat ini.

"Lo ngapain sih?! Lagi bosen hidup?!" Pekik orang itu.

Gadis itu merasa linglung, pupilnya bergetar. Matanya berair dan badannya juga bergetar. Akhirnya tangisnya pun pecah. Jiheon memeluk orang yg menolongnya itu.

Sedangkan pemuda itu hanya terkesiap, karena tiba-tiba Jiheon memeluknya.

"Ssssttt... lo aman sekarang." Gumamnya pelan sambil mengusap surai rambut gadis itu.

































[TBC]

Bakalan rumit ya hmmm

Maid ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang