4

1.8K 316 23
                                    

Heheheheheh. Keep watching ya.

















Jiheon menggerakkan sedikit matanya. Dia mengernyit dahinya saat pusing itu menyerang. Dia melihat sekitar. Ini dimana? Bukannya dia tadi di belakang sekolah? Eh tau deh.

Jiheon melihat piala-piala di lemari kaca di pojok kanan. Dan sekarang dia sadar ternyata ini di UKS sekolahnya.

"Eungg... Mbak lia? Jiheon minta obat biasa dong," suara parau Jiheon terdengar pelan.
Hening.

Gak ada jawaban yang nyaut.

Loh? Mbak Lia kemana dah?

"Mbak?"

Sekali lagi, gak ada jawaban.

Jiheon sedikit mengangkat kepalanya. Tapi dia gak kuat. Yaudah dia berbaring lagi.

Jiheon membuka kuncir duanya, jadi sekarang rambut dia terurai. Pusing juga dikuncir dua mulu. Hadehh.

Dia bangkit dari tempat tidur. Memaksakan diri. Ya habisnya, mbak lia gak ada jadinya siapa yg bisa nolong selain dirinya sendiri?

Jiheon mengambil sendal UKS yg dibawah meja. Berjalan pelan ke arah lemari obat. Tangannya berpegangan sesuatu yg ada di sebelahnya agar tidak terjatuh.

Akhirnya Jiheon sampai di lemari obat. Tangannya meraba-raba botol-botol obat. Menerka-nerka kalau obat yg diambilnya itu benar.

SRET!

"Lo nyari ini?" Ada suara agak berat yg menyapa telinga Jiheon.

Siapa tuh? Perasaan tadi ga ada orang dah.

"Siapa ya?" Jiheon masih meringis sambil memegang kepalanya. Matanya masih berkunang-kunang. Tidak jelas yg dilihatnya siapa. Yg Jiheon lihat postur tubuhnya seperti laki-laki dan lebih tinggi dari Jiheon.

"Sakit bukan berarti amnesia. Ini gue. Masa lo gak ngenalin suara gue?" Katanya sedikit menggerutu.

"Hah?" Jiheon bingung. Masih mencerna.

LOH INI KAN SUARA...

"Kak Yenan? Ngapain disini?" Jiheon sedikit membulatkan matanya saat melihat jelas kakak kelas behelannya itu. Matanya udah bener lagi.

"Ck. Banyak nanya lo. Cepetan duduk, tar lo pingsan gue yg ribet." Katanya sambil duduk di meja UKS. Jiheon mencibir. Ini si behel bawel amat kek emak-emak.

Jiheon meminum obat maag tersebut. Sedikit lega sih daripada tadi.

"Nih. Gue beliin buat lo. Lo belom makan, kan?" Yenan meletakkan plastik putih di depan Jiheon yg ia yakini itu makanan.

Matanya menatap selidik ke arah Yenan. Merasa ragu. Ya, lo bayangin aja doi tiba-tiba ngasih makanan kan jadi merasa curiga.

Ini si behel tumbenan banget baik?

Pasti ada maunya.

"Apa? Kenapa lo ngeliatin gue begitu?"

Maid ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang