30

927 118 11
                                    

Rasa sakit paling serius.






















Ting nong~ ting nong~

Seon mengerutkan keningnya heran, rumah yang ia datangi tidak menandakan ada orang yang membukakan pintu untuknya. Seon sedikit curiga. Belakanģan ini 'teman Seon' sering melakukan hal yang diluar nalar, yang sering membuatnya kewalahan.

Akhirnya dengan segenap keberanian sebutir biji jagung, Seon membukakan pintu itu sendiri dan--

Cklek!

Terbuka.

Seon melebarkan matanya agar dapat melihat jelas suasana rumah yg ia masuki ternyata gelap gulita. Seon mulai panik dan khawatir. Dia langsung berlari mencari seseorang.

Ruang keluarga, ruang makan, kamar tidur, ruang kerja, ruang belajar, semuanya sudah ia periksa tapi hasilnya nihil.

Lelaki itu panik setengah hidup dan hampir frustrasi. Sampai akhirnya Seon mengingat kalo masih ada tempat yang ia belum kunjungi.

Lantai 3.

Seon naik ke lantai 3 dan ada satu kamar yang mencurigakan. Seon berusaha membuka pintu kamar tersebut namun sepertinya terkunci. Seon berusaha mendobrak terus menerus pintu itu sampai akhirnya--

BRAK!

"Sh*t! Yujin! are you crazy?!"










Menemukan Yujin sedang mengiris lengannya menggunakan silet.















● M A I D ●









"Le,"

"..."

"Le, mau ikut nongrong gak?"

"..."

"Woy ale!"

Aldeandra Bomin Permana atau Ale hanya mengerjapkan matanya berkali-kali saat temannya memanggil.

"Hah? Kenapa chan?"

Alfiansyah Chaniaga hanya menggelengkan kepalanya heran, kenapa sahabatnya ini bisa menjadi tidak fokus. Padahal tadi dia masih melakukan kegiatan biasanya.

"Jadi ikut nongkrong gak ale???" Chani masih dengan sabar mempertanyakan hal yang sama.

"Hah? Hmmm... gue skip dah chan,"

"Lah ngapa? Biasanya lu paling getol kalo ngumpul sama anak-anak. Pulang malem juga."

"Gue ada urusan bentar."

"Urusan? Tumben. Biasanya gabut lu,"

"Yeee si anjir. Orang sibuk nih sekarang,"

"Gaya banget nih anak satu. Yaudah, kalo ada masalah telpon gue ya,"

"Yooo."

Aldeandra melihat Chani beserta teman-temannya meninggalkan arena. Tinggal dirinya sendiri sekarang. Matanya mengalihkan kembali ke tempat yang tadinya menjadi pusat perhatian pemuda itu. Dirinya sangat yakin sekali itu orang yang dikenal. Sangat.

Hati Ale jadinya meragu. Takut dikira salah orang atau SKSD, tapi ia yakin itu adalah orang yang ingin ia temui saat ini.

"Tapi masa iya si Dira?"






● M A I D ●






Keadaan di mobil (kepunyaan Guandra yang dipakai Yenan) itu sekarang hanya keheningan. Jiheon sibuk melihat suasana luar, sedangkan oknum lelaki hanya fokus menyetir. Jiheon berpikir, apa alasan yang bagus nanti untuk bisa dijelaskan?

Maid ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang