Hai. Jangan bosen baca ya. Hehehe.
"M-ma-mau ng-ngapain lo?" Sial. Kenapa harus gagap juga sih ngomongnya? Dan Kenapa doi malah deketin mukanya ke jiheon?!
"Menurut lo?" Yenan sebenarnya ingin sekali tertawa, karena berhasil menjahili gadis yang di depannya ini. Entah mengapa ada perasaan sesuatu yg menyenangkan. It's called Jahil.
Sedangkan Jiheon mengalami perasaan yg berbeda. Mata tajam itu... seakan membawa Jiheon masuk ke dalamnya. Membuat ia tidak bisa berkutik. Jiheon sebenarnya ingin sekali menghempaskan badan orang yg di depannya namun tenaga seolah-olah tidak ada. Takut.
"Le-lepasin gue," cicitnya.
"Kalo gue gak mau?" Ucapnya dengan seringaian di wajahnya. Jiheon menelan ludahnya sulit sambil melipat bibirnya ke dalam. Matanya bergulir kesana-kemari asal jangan kedepan aja!
"Lo tau gak?" Yenan membuka suaranya pelan, hampir berbisik. Astagfirullah.
"Jeweran lo tuh sakit banget. Kalo gue kesakitan, lo mau kita berdua kecelakaan? Nggak, kan?" Dia masih berbicara sambil menatap manik coklat gadis itu.
Jiheon buru-buru menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"So, berhenti narik telinga gue, ngerti?" Yenan mengangkat satu alisnya ke atas. Gadis itu buru-buru menganggukkan kepalanya dengan cepat juga.
"Good girl," Yenan tersenyum kecil, dia menepuk kepala Jiheon dengan satu tangan sedangkan tangan satunya masih menggenggam tangan Jiheon.
Pemuda itu melepaskan genggaman tangannya, dia menyalakan mesin mobil yg sempat ia matikan tadi. Sedangkan Jiheon buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah jendela mobil. Masih menetralkan jantungnya yg berdegup menyalahi aturan.
Mobil itu akhirnya berbaur dengan kendaraan lain.
ITU APAAAHHHHH????
● M A I D ●
Mobil CR-V itu berhenti di halaman rumah kediaman majikannya Jiheon. Jiheon tergesa-gesa membuka seatbelt dan segera keluar dari mobil itu.
Yenan hanya menatap kepergian Jiheon dengan senyuman santainya sambil mendengus. Badannya menyender ke mobil sambil melipatkan tangannya.
"Dasar bocah,"
Sehabis buru-buru keluar dari mobil yenan, gadis itu benar-benar menjauh.
Jiheon menatap kolam renang itu dengan kosong. Pikirannya menyebar kemana-mana. Lebih tepatnya kejadian tadi.
Haduh, nanti kalo ketemu tuh kakak kelas Jiheon harus gimana ya? Masih deg-degan coba. Gak ada akhlak emang tuh orang.
Dia merengutkan wajahnya. Menempelkan kepalanya pada lengan.
Drrrtt... drrrttt...
Ponsel Jiheon bergetar. Ada sebuah nama disana.
Woojin💩 is calling...
Jiheon mengernyit. Lah, tumben adeknya nelpon, ada apaan nih?
Klik!
"Hal-"
"Kak! Lo dimana sekarang?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid ✓
FanfictionFt. Jeongin and Jiheon [Completed] Aku tidak peduli dengan yang terjadi di alam semesta karena aku buta dengan keindahan. Namun ku akui sekarang aku bodoh tidak menyadari bahwa keindahan yang nyata itu ada, karena aku sudah melihat keindahan yang se...