Ini membingungkan
Orang-orang yg berlalu lalang pada memerhatikan kedua insan yang berpelukan itu dengan wajah yang ingin tahu. Ya wajar sih, karena shock, mereka tiba-tiba pelukan gitu terus mereka masih belum lepas. Hingga akhirnya Jiheon menyadari dirinya sendiri.
Jiheon langsung melepaskan pelukannya tiba-tiba dan menatap seseorang itu dengan salah tingkah.
"Ma-maaf..." ucap Jiheon sambil terbata-bata.
Gadis itu menghapus jejak air mata yang ada di pipinya dengan segera. Tiba-tiba, ada jari lain mengusap air mata di pipi Jiheon perlahan.
"Lo gapapa?" ucapnya khawatir sambil menatap Jiheon dekat.
Jiheon hanya bengong. Sumpah ini detak jantungnya 10x lebih cepat dari biasanya. Apa sih kenapa dia malah mengusap pipinya dan terlihat khawatir? Jiheon bingung.
"Ditanya bukannya jawab. Gak usah ngeliatin, tar lo naksir." Ngomongnya datar banget kayak triplek.
Untung Jiheon tau diri sumpah. Soalnya dia abis ditolongin ama nih orang. Jadinya masih Jiheon tahan.
Coba kalo ga ada apa-apa. Pengen nyeleding.
Jiheon hanya diam tanpa membalas perkataan orang yg ada didepannya. Gadis itu sibuk menetralkan pikirannya yg acak-acakan.
"Makasih kak udah nolongin gue," ucapnya pelan. Ia langsung menundukkan kepalanya, merutuki kebodohannya pada kejadian tadi. Kejadian saat dia tiba-tiba menangis dan memeluk pemuda itu.
Hadeh. Pengen tenggelam ke rawa-rawa aja rasanya. Malu.
Orang itu hanya berdecak pelan sambil menatap malas Jiheon. Tiba-tiba tangannya memegang dagu gadis untuk melihat ke arahnya.
"Gue kan udah bilang, kalo ngomong tuh liat ke orangnya." Perintah orang itu.
Jiheon meneguk ludahnya sulit. Oh crap.
Jiheon akhirnya memilih menjauh agar pegangan pemuda itu terlepas daripada sesuatu yg ada didalam dirinya bergejolak tiba-tiba.
"Ehem. Makasih udah nolongin gue..."
"Hmm."
CIH! SOMBONG BENAR!
Tuk!
"Lo mikirin apa sih? Untung gue datengnya tepat waktu."
"Ih! Sakit tau!" Jiheon menatap sengit ke Yenan sambil cemberut. Tangannya mengusap-usap jidatnya yg mungkin sekarang benjol segede bakpao kayak bapak setnov.
Eh tapi serius loh ini jitakannya kenceng banget.
"Hn. Biar lu pinter. Lo mikirin apasih tadi?"
"Ah... Itu, mungkin karena gue tadi ngeliat ponsel, jadinya gak tau." cicitnya.
"Terus mikirin lo juga." gumamnya lagi kecilllllll banget.
"Apa lo bilang?"
"Hah? Nggak, gapapa hehehe. Kak Yenan kok bisa disini?" Jiheon nyengir abis itu mengalihkan pembicaraan.
"Tadinya gue pengen ke toko buku, gara-gara ngeliat bocah yang pengen ketabrak jadinya tertunda."
Jiheon hanya mendengus. Dia tahu betul perihal sosok bocah itu. Yang tak lain dan tak bukan adalah dirinya sendiri.
Dia berusaha untuk tidak melawan perkataan Yenan. Jiheon ingin bertanya perihal Yenan yg datang ke cafe tadi. Pengen nanya tapi ntar disangka kepo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid ✓
FanfictionFt. Jeongin and Jiheon [Completed] Aku tidak peduli dengan yang terjadi di alam semesta karena aku buta dengan keindahan. Namun ku akui sekarang aku bodoh tidak menyadari bahwa keindahan yang nyata itu ada, karena aku sudah melihat keindahan yang se...