Sebuah pengakuan sederhana
Jiheon memastikan sekali lagi kalo orang yang ada disebelahnya ini orang yg dikenalnya. Eh pas ngeliat ciri-cirinya, ternyata bener. Jiheon reflek memanggil orang itu. Jadinya pas Yenan noleh ke dia, jiheon jadi canggung gitu.
"Kak yenan kok ada disini?" Jiheon berusaha mencairkan keheningan, buat basa-basi aja. Ya soalnya aneh banget Yenan bisa nyasar kesini. Sangat amat jauh dari rumahnya.
Jiheon bisa ngeliat perubahan air muka yenan pas ngeliat dia ngeliat jiheon. Kayak kaget gitu.
Aneh. Ini kan deket rumah jiheon. Aturan kebalikannya.
"Lo gimana? Kenapa malah disini?" Tanyanya balik.
"Ini kan deket rumah gue kak, wajar kalo gue disini." jiheon ngejawab.
Orang lagi nanya malah ditanya balik, batin jiheon.Yenan menggaruk kepalanya yg tak gatal. Mukanya tetap lempeng sih.
"Gak tau, gue cuman main aja kesini,"
Jiheon mengganggukkan kepalanya saja, dan mengiyakan alasan yenan yang aneh itu terus dia langsung fokus sama mienya.
Hening setelahnya.
Jiheon diam-diam menghela napasnya lega. Untungnya aja dia lagi makan, coba kalo lagi gak ngapa-ngapain. Kaku banget pasti atmosfernya.
Sesekali dia ngelirik Yenan yang lagi anteng minum kopinya. Dia gak ngerasa tegang atau gimana. Dasar cowok.
Gak kayak jiheon yg bisa dibaca dari gerak-geriknya sendiri.
Semenjak kejadian yang hari minggu itu. Jiheon jadi ngerasa awkward banget. Jiheonnya sih yang awkward.
Terus yang basket juga. Jiheon jadi ngerasa aneh semenjak dua insiden itu. Ini jiheon gak tau kenapa mereka berdua kesannya kayak orang gak kenal. Padahal masih terikat perjanjian.
Yenannya irit ngomong, jiheonnya introvert wkwkwk. Yaudah.
Padahal biasanya kalo ketemu selalu adu cekcok.
"Kaki lo udah sembuh?" Jiheon berjengit kaget sedikit. Ngagetin banget njir. Untung jiheon gapunya riwayat penyakit jantung.
"Ehm, palingan 3 atau 4 hari lagi baru sembuh," jawab jiheon sambil ngaduk-ngaduk kuah mie.
"Kalo belom sembuh kenapa keluar, mending lo istirahat."
Ya pengen sembuh sih ada, ya tapi kan jiheon pengen keluar juga, sumpek banget di rumah melulu. Mana mama eunji nyuruh jiheon tidur mulu lagi.
Tar kalo dia jadi sleeping beauty gimana?
"Gue bosen aja di kamar mulu, mending keluar nyari udara segar."
"Lah kan di rumah juga ada udara,"
"Ya kan beda,"
"Udara di luar lebih bahaya daripada di rumah, diluar lebih banyak polusi."
"Iya tau, tapi-- terserah kak yenan deh."
Yenan tertawa kecil saat jiheon terlihat menyerah.
"Bocah aneh."
Jiheon menyerah. Dia gak mau berdebat sebenarnya. Dia pengen menikmati jam malam minggunya untuk refreshing. Bukan waktunya mikir keras kayak debat capres.
Hening lagi.
"Jiheon,"
Gadis itu meliriknya sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid ✓
FanfictionFt. Jeongin and Jiheon [Completed] Aku tidak peduli dengan yang terjadi di alam semesta karena aku buta dengan keindahan. Namun ku akui sekarang aku bodoh tidak menyadari bahwa keindahan yang nyata itu ada, karena aku sudah melihat keindahan yang se...