I like her smile.
"Dia cuma kelelahan. Badannya terus dipaksa untuk melakukan sesuatu yg berat, jadi ya titik puncaknya itu bisa jadi pingsan." ucap dokter pribadi Yenan.
Yenan hanya mendengarkan dengan seksama, sedikit ada rasa lega di dadanya. Tadi dia panik banget jiheon yang tiba-tiba pingsan tanpa ada gejala-gejala yang berarti.
"Biarkan dia istirahat dulu selama mungkin, saya rasa itu cukup memulihkan rasa lelah ditubuhnya." dia membongkar tas miliknya kemudian memberikan sesuatu kepadanya.
"Ini multivitaminnya, kalo misalnya dia mulai merasa kelelahan, kasih aja multivitaminnya. Diminum 2 kali sehari. Pagi dan malam." Dokter Sandi memberikan tablet kuning dalam botol ke Yenan.
"Iya, makasih banyak dok,"
"Ini pacar kamu?"
Yenan terkesiap. Ini kenapa semua orang pada ngiranya dia pacaran sama Jiheon sih?
Kenapa mereka semua bikin kesimpulan setiap kali orang-orang melihat mereka berdua?
"Bukan dok, dia asisten rumah tangga di rumah saya," Jawab yenan dengan tenang.
"Loh saya kira ini pacar kamu. Kamu panik banget tadi soalnya." Dokter sandi tersenyum misterius.
Yenan tersenyum canggung, perasaan tadi dia biasa aja. Nelpon dokter Sandi sambil marah-marah biasa aja kan ya?
Ya gak marah-marah sih, ya panik dong doi jadinya teriak-teriak gak jelas.
Iya nan iya.
"Maafin saya ya dok, kesannya jadi gak sopan. Saya cuma panik tadi," Jeongin mengusap tengkuknya canggung.
"Iya gapapa kok, saya ngerti."
Hah? Maksudnya apaan?
"Iya, makasih banyak dokter sandi,"
"Pasien namanya siapa?"
"Jiheon."
"Kasih tau Jiheon untuk sering istirahat. Jangan dipaksa kerja mulu."
"Iya dok, nanti saya sampaikan,"
"Kalo begitu saya permisi dulu, hubungi saya lagi kalau semisalnya ada perlu apa-apa."
"Iya dok, nanti saya hubungi."
Yenan mengantarkan dokter Sandi keluar kamar. Dia masuk kembali ke kamar. Pandangannya langsung teralihkan ke seseorang yang berbaring di tempat tidur. Mukanya sedikit pucat.
Ini si Jiheon kalo sama dia kenapa pingsan mulu ya?
Yenan menatap dalam diam ke arah Jiheon. Dia duduk di pinggir kasur. Dia tidak bisa berpikir, nggak, lebih tepatnya pikirannya melalang buana kemana-mana. Aneh. Akhirnya yg ia lakukan hanya menatap ke arah gadis itu.
Tangannya terulur perlahan ke wajah Jiheon. Namun beberapa jengkal kemudian dia mengepalkan tangannya. Dia memejamkan matanya sebentar. Setelah itu ia melanjutkan kegiatannya yg tadi.
Jari-jarinya menelusuri kulit lembut wajah gadis itu. Mengelusnya perlahan. Sesekali menyingkirkan rambut yg ada di wajahnya.
"Duh. Kenapa sih gue." Pemuda itu mengacak-acak rambutnya kasar. Dia mengusap wajahnya kasar. Merasa aneh dengan dirinya sendiri.
● M A I D ●
Jiheon membuka matanya perlahan. Dia mengernyit saat rasa pusing menyerang. Dia melihat sekitar ruangan. Ohh ternyata dia masih di rumah majikannya. Dia melihat yenan yg sedang tertidur sambil duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid ✓
FanfictionFt. Jeongin and Jiheon [Completed] Aku tidak peduli dengan yang terjadi di alam semesta karena aku buta dengan keindahan. Namun ku akui sekarang aku bodoh tidak menyadari bahwa keindahan yang nyata itu ada, karena aku sudah melihat keindahan yang se...