31

700 99 14
                                    

[Aku yakin masih ada yang baca buku bobrok ini hehehehehe.]














"Udah mendingan?" Seon memberikan susu coklat hangat kepada gadis yang tengah menyendernya badannya di kepala kasur. Seon gak melakukan apa-apa, gak nanyain kenapa yujin tiba-tiba begitu.

"Thanks," Yujin menerima gelas susu itu dan meminumnya hingga tandas.

"Lo mau apa? Biar gue ambilin."

"Nggak apa-apa, gue mau tidur aja,"

Seon hanya tersenyum simpul. Melihat gadis yang di depannya serapuh ini membuat dirinya merasa ikut menyesal. Tapi Seon bisa apa?

"Yaudah lu tidur gih. Gue jagain lo disini,"

"Gak dicariin sama nyokap lo?" Tanya Yujin.

"Nggak elah, sans aja,"

Yujin melengos saja, tidak berbicara lagi lebih lanjut, soalnya dia udah ngantuk berat plus kelelahan.

Seon hanya bisa melindungi Yujin sebisanya, untuk menyembuhkan Yujin? Itu pun kalau ia tau caranya. Seberapa pun pemuda itu mengajak Yujin terapi, gadis itu tetap tidak mau.

Yujin terlalu keras kepala. Dan Seon benci itu.

Seon menyelimuti Yujin dengan perlahan sampai akhirnya kelopak mata gadis itu menutup sempurna.

Sepertinya... perasaannya tidak akan bisa pernah berubah meskipun ia berusaha semaksimal mungkin.






● M A I D ●







Jiheon udah bisa tenang. Setidaknya pelukan dari yenan membuat dirinya tersadar kalau pemuda itu masih baik-baik saja.

"Mau pulang aja?" Tanya yenan, ibu jarinya mengusap pipi jiheon yang masih ada bekas air mata.

Jiheon geleng kepalanya.

"Nggak, aku gak apa-apa. Makanannya juga belom dateng, sayang kalo gak dimakan."

"Jangan bilang gak apa-apa, aku gak ngerti kode-kodean."

"Serius, aku gak apa-apa kak. Aku cuma emosi aja tadi makanya nangis," jawab jiheon berusaha berkata dengan tenang, biar yenan gak khawatir.

Pemuda itu menghela napasnya kecil. Yenan sebenernya tau kalau jiheon gak baik-baik aja. Jiheon itu orangnya gak enakan makanya dia gak mau terus terang.

"Yaudah, tapi janji jangan nangis lagi."

Jiheon ngangguk sambil senyum.

Tidak lama setelah itu makanannya dateng.

"Kak, jangan langsung pulang ya, kemana kek gitu. Aku bosen di rumah."

"Bosen atau kangen?" Yenan sengaja nanya, tapi menjurus ke nanya iseng.

YAaaaaAaA MASA HARUS DIJELASIN?

Cih dasar.

"Biasa aja," halah sok-sokan mau bohong tapi pipinya merah.

Yenan tersenyum simpun, gemes gitu sama jiheon kenapa sih sifat tsunderenya tuh gak pernah hilang.

"Mau kemana emang? Gak diomelin sama mama kalo pulang malem?"

"Kan sama kak yenan pulangnya. Tadi sih udah izin ke mama,"

"Ke tongkrongan 87 aja yuk, lumayan jauh sih. Mau gak?" Ajak yenan.

Maid ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang