22

1.5K 248 97
                                    

Would you be...?























Jiheon masih merutuki dirinya sendiri gara-gara gak bisa mengontrol bibirnya. Emang kalo berhubungan segala sesuatu dengan Yenandar, Jiheon suka bereaksi berlebihan. Apapun itu. Pertanyaannya adalah,

Mengapa?

Apa memang sudah sejauh itu jiheon bergantung dengan segala kehidupan yenan?

Tapi jika dibilang iya dia juga tidak merasakan, jika dibilang tidak dia merasakan yg tidak pernah ia merasakan.

"Jatuh cinta itu sulit." Jiheon menghelakan napasnya, kemudian matanya menatap lurus ke depan. Melihat pemandangan malam yang semakin indah.

"Hn. Emang bener."

Jiheon menganggukkan kepalanya pelan, merasa sependapat.

Eh?

Siapa tuh yang ngomong??

Jangan bilang--

Jiheon segera menundukkan kepalanya, dan melihat orang itu masih memejamkan matanya. Tapi, sedetik kemudian ia membuka kelopak matanya perlahan. Jiheon menahan napasnya, dan seketika ia menghentikan kegiatannya.

Yenan menggulirkan netra coklatnya untuk memandang intens ke Jiheon dalam diam. Sedangkan jiheon masih menelan ludahnya sulit. Tetapi dirinya juga terhanyut dalam tatapan itu. Seolah tenggelam dalam kesunyian.

"Kenapa berhenti?" Suara yenan membuyarkan lamunan Jiheon. Gadis itu segera mengerjapkan matanya lalu beralih ke yg lain.

"A-ah ma-maaf, kayaknya gue ganggu lo tidur ya?" jiheon tersenyum kikuk sambil mengusap tengkuknya. Duh, kalo kayak gini keliatan banget lagi salah tingkah.

"Nggak juga, mana bisa gue tidur di tempat kayak gini?" Jawab pemuda itu. Masih ngeliatin jiheon. Hng.

Hah gimana gimana?

Apa tadi dia bilang? Dia gabisa tidur di tempat kayak gini? Berarti dari tadi dia ga tidur dong?

Bentar. Gak tidur?

AGSUEJWBWONDJEBDBDOWKJW!

BERARTI DIA NGEDENGER SEMUANYA DONG?!

Jiheon menyumpah serapah segalanya dengan kata-kata yg tidak bisa dideskripsikan. Dalam hati tapi.

Jiheon mau menghilang aja rasanya. Bye world.

Jiheon mengontrol ekspresinya sebaik mungkin dan menghela napasnya terus-terusan. Menutup perasaan panik sekaligus takut. Panik, soalnya ini mirip kayak sebuah pengakuan rasa suka. Takut, gara-gara ini nanti ia akan merasakan rasa sakit hati.

Yenan memperhatikan dengan baik, gerak gerik Jiheon yang kelihatan seperti? salah tingkah. Diam-diam Yenan mendengus sambil menahan senyumnya. Namun ia mengkamuflasenya dengan tatapan datar. Yah, manusia dengan berjuta ekspresi.

Yenan bangun dari tidurnya. Sejenak ia memandang hamparan bintang sambil menghela napas panjang. Ia tidak merasa kalau gadis yang disebelahnya sekarang berusaha mengontrol dirinya.

"Ayo pulang, nanti nyokap lo nyariin." Yenan segera menggamit tangan jiheon yg tadinya saling bertautan itu. Yenan merasakan telapak tangan jiheon yg dingin.

"Kenapa tangan lo dingin banget?" Tanyanya heran.

"A-ah iya gue emang sering kedinginan kalo ma-malem hehehehe.."

Alasan bung. Padahal dia lagi gugup banget anjay! Ya soalnya ini-- TANGANNYA DI GANDENG YENAN COBA DONG!

Tak menampik bahwa ia memang nyaman, telapak tangan Yenan besar banget coba dibandingin sama tangan jiheon yg kecil, hangat banget lagi, tapi kan akan lebih romantis kalo yg digamit itu sama sang pacar. Dan mohon maaf nih ya, Yenan bukan pacar jiheon. HEHEHEHE.

Maid ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang