What kind of question is that?
Yenan diam. Gak tau harus jawab apa. Kenapa adiknya Jiheon ini langsung menyimpulkan hal yg bahkan tidak bisa yenan kira?
Ah. Dasar anak kecil.
"Kenapa lo bisa nyimpulin kayak gitu?" Tukasnya langsung ke woojin. Nih anak SMP udah tau aja soal cinta-cintaan.
"Hmmmm. Biar gue terawang dulu." Woojin menjentikkan jarinya.
"..."
"Ah!" Woojin menjentikkan jarinya.
"Tatapan lo yg beda," jawabnya mantap. Tatapan? Emang tatapan dia ke Jiheon kayak gimana?
"Tatapan gue kenapa?" Tanyanya bingung.
"Ya... kayak tatapan suka ke cewek," woojin masang muka seriusnya tapi malah kelihatan lucu di matanya. Gembul gitu napadah. Kan Yenan pengen ketawa jadinya.
Yenan mengacak-acak rambutnya dan menepuknya sedikit. "Belajar dulu yg bener, baru ngurusin cewek,"
"Lah bang? Gue udah kelas 3 SMP kali, udah tau soal cewek."
"Iya gue tau, pikir masa depan lo aja dulu. Jangan mikir cinta-cintaan. Lo ngomong kayak gini sekarang, tar 2 tahun lagi omongan lo juga udah beda,"
"Masa sih bang?"
"Iya." Maklum anak bocah pasti kebanyakan nanya. Gapapa, yenan ladenin.
"Kenapa tuh bang bisa begitu?" Dahinya mengerut bingung.
"Ya kita ga bakal tahu isi otak cewek kayak gimana. Sifat orang semakin lama semakin berkembang, lama-lama semakin rumit. Terutama cewek, nanti tambah dewasa juga bakalan ngerti," pemuda itu berbicara sambil menatap woojin dengan serius. Kemudian dia memberikan senyuman lagi.
"Ohhh begitu, kak Jiheon juga begitu dong? Eh tapi dia udah ketebak sih sifatnya,"
"Apaan?"
"Galak, ngeselin, bawel, marah-marah mulu sama gue," katanya sambil menggebu-gebu.
Yenan mengulumkan senyumnya.
Jiheon yg sudah berada di ruang tamu semenit yang lalu memasang wajah horror ke arah Woojin. Dia menjewer telinga adiknya.
"Bagus ya fitnah kakaknya yg nggak-nggak, gue bilangin mama ntar!" Jiheon menatap galak ke woojin. Memelintir telinga adiknya perlahan.
"AW! AW! SAKIT KAKK YA TUHANNN! MAMAAAA!! KAK JIHEON NIH!! AW!" Woojin memegangi telinganya sambil teriak-teriak. Kemudian dia berhasil melepaskan jeweran Jiheon dan beringsut ke belakang Yenan. Mencari perlindungan.
Jeweran Jiheon itu loh pedes banget!
"Bang, tolongin gue bang, ada maung!"
Yenan yg menjadi benteng kedua kakak beradik itu hanya diam berdiri. Sesekali terkekeh karena melihat mereka berdua yg lucu.
Yang mane yang lucu nih nan? Heheheh.
"Sini gak lo? Deketan sini!"
Woojin berusaha menghindari gapaian tangan Jiheon yg berusaha meraihnya.
"Coba ngomong di depan gue," ujar gadis itu sambil melotot.
Bener kata woojin, galak.
Tapi pemuda itu menyukai ekspresi yang dikeluarkan gadis itu jika marah. Lucu. Mukanya memerah. Bibirnya mengerucut ke depan. Mana Jiheon udah nguncir pony tail rambutnya lagi. Keliatan imut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid ✓
FanfictionFt. Jeongin and Jiheon [Completed] Aku tidak peduli dengan yang terjadi di alam semesta karena aku buta dengan keindahan. Namun ku akui sekarang aku bodoh tidak menyadari bahwa keindahan yang nyata itu ada, karena aku sudah melihat keindahan yang se...