I like to touch u.
Jiheon mengernyit heran. Kenapa dia bisa ada disini? Kok tau tempat toko bunganya? Maksudnya kok dia tumben ke tempat beginian? Yakali ngapelin jiheon. HAHAHAHAHHAHAAHAHA.
Yenan hanya diam. Netranya mengamati setiap sudut ruangan yg isinya berbagai macam bunga.
Toko bunga Bellezza mempunyai interior yang cukup aesthetic. Bunga-bunga yg disusun rapi di dalam pot, ada yg dalam bucket, menjual berbagai bibit bunga, bunga yg kecil sampai besar, dan sebagainya.
Warna ruangannya kebanyakan campuran warna violet dan gading. Warna yang membuat orang yg melihat merasakan ketenangan dan kedamaian.
Kalo bunga kuburan (kembang tujuh rupa) gak dijual ya disini. Mohon maaf sebelumnya. Jangan kecewa gengs. Di ujung jalan ada kok yang jual. Heheheh
Ohiya sama bunga desa, gak jual.
Okeh. Kembali ke laptop.
Jiheon berdecak sebal. Pertanyaannya sama sekali tidak digubris sama Yenan. Ini cowok lagi ditanyain malah diem aja. Hellooo, yang punya nanya loh ini. Hn.
"Lily." Tiba-tiba pemuda itu bersuara.
"Hah?"
"Gue mau beli bunga lily." Oalah dikira manggil nama orang. Waduh buat siapa ya? Jiheon agak kepo ini. Hehehehehe. Apa buat yejin? Secara kan kemaren ketemu mantan.
"Ohh, mau warna apa?"
"Menurut lo warna apa?" Lah orang ditanya malah nanya balik. Jiheon sabar.
"Hmmmm, warna putih lebih bagus, kalo menurut gue," tutur jiheon.
"Yaudah bungkus yang warna putih."
What? Secepat itukah dia menyetujui saran Jiheon? Ah, mungkin dia gak mau ribet kali.
"Okeh... tunggu ya kak, gue rangkai dulu jadi bouquet. Lo bisa nunggu disana," Jiheon nunjuk kursi tunggu yang memang disediakan buat pelanggan di sebelah kirinya.
"Nggak. Gue disini aja."
"Ohh yaudah." Jiheon menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Merasa canggung sih sebenernya. Ya ini cowok berdiri ditempat yg biasa dilakukan Jiheon melakukan kegiatannya. Kan jadi awkward keliatannya.
Jiheon memutuskan untuk mulai pekerjaannya. Gadis itu memasang mimik wajah serius saat memilih bunga lily yang tertanam di pot.
Yenan yang melihat itu mau tidak mau tersenyum tanpa sadar. Tapi ia buru-buru merubah ekspresinya kembali, takut kecyduk. Hwhwhwhw.
"Lo tau darimana kak kalo toko bunga gue disini?" Jiheon bertanya.
"Insting."
"Oh iya??? Sayangnya gue gak percaya semudah itu, hehehehe." Jiheon tersenyum manis namun terlihat memaksa.
Yenan mengangkat alisnya satu, dia mengulum senyumnya sambil menggedikkan bahunya. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam kantung celananya.
"Yaudah, gue cuma ngikutin insting."
Jiheon mencibir pelan sambil menatap sedikit sinis ke Yenan. Bibirnya menirukan kata-kata Yenan tadi. Seolah-olah meledek.
Yenan yg melihat itu merasa geregetan. Karena tak tahan, tangan pemuda itu beringsut maju dan mencubit pipi gadis itu.
"Aw! Isshhh, Kok lo nyubit sih?" Jiheon menatap cemberut ke arah pemuda sambil memegang pipinya, sedangkan ia sekarang bersikap santai dan tidak bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid ✓
FanfictionFt. Jeongin and Jiheon [Completed] Aku tidak peduli dengan yang terjadi di alam semesta karena aku buta dengan keindahan. Namun ku akui sekarang aku bodoh tidak menyadari bahwa keindahan yang nyata itu ada, karena aku sudah melihat keindahan yang se...