Why?
"Gi, lo gapapa? Lo kenapa nyari masalah sama si Yenan. Ditonjok kan jadinya."
Pemuda remaja yang bernama lengkap Daffa Yeogio Junovan atau Yogi, hanya diam menikmati rokok yang tersemat di bibirnya. Alfonso Bintara hanya menggelengkan kepalanya melihat sohibnya yang tenang-tenang aja. Padahal ada sebuah lebam biru yang tertera di wajahnya.
"Itu orang yang disukain sama adek lo bang?" Kali ini Kamal, atau Radit Kamal Kaiman, bertanya hal lain.
"Gue cuman mau ngasih pelajaran buat dia. Abisnya dia bikin nangis adek gue."
"Lah bang? Kan katanya dia mau tunangan sama adek lo?" Kamal masih bingung.
"Dia punya pacar dan adek gue suka dia. Hah... gak tau dah pusing gua. Padahal gue udah bilang sama adek gue, cowok tuh banyak. Tapi dia bucin, jatohnya kayak obsesi."
Bisa dilihat ada guratan kebingungan di wajah Yogi yang tertera di mata teman-temannya. Yang lain pun begitu, bingung harus menyemangati atau memberi solusi.
"Terus lo kenapa ngancem ceweknya dia segala bang?"
"Ya... gue nyuruh dia buat hati-hati aja. Kan musibah gak ada yang tau datengnya kapan," Yogi menyenderkan bahunya ke sofa sambil menghela napasnya.
"Tapi lo ngomongnye kayak lagi ngancem nyet." Alfonso menimpuk wajah yogi dengan bantal sofa.
"Emosi gue tadi. Lagian dia songong banget, bikin gue kezel. AKH TAU DAH PUSING GUA!" Yogi malah merengek-rengek gaje.
Kali ini semuanya mengerti.
"Hah... gak ngerti gue. Rumit amat kisahnye kayak cinta fitri." Kamal merengut.
"Terus gimana sama adek lo gi?"
Dan Yogi kali ini memilih diam.
● M A I D ●
Yenan tahu ini bakalan terjadi. Maksudnya cepat atau lambat, Jiheon pasti tau tempat ini. Yenan tidak bisa mendeskripsikan perasaannya sekarang. Seluruhnya terlalu abstrak untuk dijelaskan.
Di satu sisi ia khawatir Jiheon bakalan celaka soalnya disini banyak banget musuhnya Yenan ditambah lagi Jiheon baru keluar dari RS.
Kenapa sih Jiheon bisa senekat itu?
Di satu sisi dia bingung mau ngomong apa ke Jiheon setelah ini, di lain sisi... dia senang maybe. Gak tau titik senangnya dimana.
Setelah mendengar itu, Yenan auto mencari Jiheon.
"Njir. Gue gatau Yenan bakalan segila itu kalo menyangkut Jiheon," Felix menggelengkan kepalanya.
"Itu namanya bucin," sahut Jaemin.
"Hmmmm... padahal Yenan pinter di sekolah, tapi pas kenal cinta seketika dia jadi bego." Felix bermonolog.
"Btw, tadi siapa sih namanya?"
"Hah? Siapa?" Tanya Jinyoung heran.
"Yang ngajak Yenan balapan tadi."
"Namanya Yogi kalo gak salah sih. Gatau nama panjangnya siapa. Gue tau dari kubu sebelah," jawab Felix langsung.
"Doi ngomong apa barusan ke Yenan?" Tanya Hyunjin.
"Gak tau gue. Tadi gak ada yang di sebelah Yenan atau Yogi buat mastiin yang mereka omongin, sampe berantem gitu. Untung kubunya Yogi gak balik nyerang njir." Tukas Felix.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid ✓
FanfictionFt. Jeongin and Jiheon [Completed] Aku tidak peduli dengan yang terjadi di alam semesta karena aku buta dengan keindahan. Namun ku akui sekarang aku bodoh tidak menyadari bahwa keindahan yang nyata itu ada, karena aku sudah melihat keindahan yang se...