[Play lagunya pas scene mereka ekek.]
Indah pada waktunya...
"Jiheon, bisa bicara sebentar?"
Setelah makan bersama yenan tadi, tiba-tiba dari arah jam 9, yujin menghampiri dirinya yang lagi cuci tangan. Dengan raut wajah bingung, dia seakan bertanya-tanya kepada yujin, untuk apa berbicara dengannya.
"Tenang. Gue gak ngapa-ngapain lo kok." Ucap yujin dengan nada bicara yang santai.
Mengesampingkan rasa curiganya, jiheon lebih merasa aneh. Rasa-rasanya baru kemarin jiheon merasa dimusuhi oleh yujin dan sama sekali belum pernah bicara dengannya lagi. Namun sekarang?
"Oh? Okeh, mau ngobrol dimana?"
"Di taman belakang aja gimana? Disana agak sepi sih. Sekali lagi, gue gak ada niat buruk apapun ke lo. Gue malah mau bicara secara baik-baik. Mau, kan?"
Jiheon dengan gerakan perlahan menganggukkan kepalanya dan mengikuti saran dari yujin. Gadis itu mengikuti yujin ke arah taman belakang.
Sebenarnya jiheon juga udah tau tujuan yujin mau ngomongin apa. Ya siapalagi kalo bukan tentang yenan dan selebihnya jiheon tak tahu lagi.
Mereka duduk di salah satu bangku yang emang udah ada disana.
Mereka sempat saling diam, karena canggung banget mau mulai gimana. Secara, kemaren-kemaren yujin kayak udah bertingkah layaknya orang jahat ke jiheon. Tapi jiheon tetap ingin berpositif thinking.
"Gue mau minta maaf sama lo, karena bikin salah paham dari kemarin-kemarin." Ucap yujin memecahkan keheningan diantara mereka.
"Ya, meskipun gue udah berusaha ngerebut yenan dari lo, tapi itu gak bakal bisa. Yenan hanya liat lo seorang, dia gak bakal pernah berpaling, apalagi ke gue." yujin tertawa kecil sebagai bentuk obrolan ringan mereka.
"Dulu kita emang sahabatan, bertiga. Tapi karena suatu kejadian, salah satu dari kita, ninggalin kita ke dunia yang berbeda. Dan, itu membuat gue sama yenan jadi gak kenal satu sama lain. Karena hal itu, gue menjadi depresi dan ya, gue jadi sakit. Paham kan maksud gue?"
Jiheon masih terdiam, lebih tepatnya mendengarkan penjelasan dari yujin terlebih dahulu. Jiheon gak ingin mencela ceritanya yujin.
"Gue malah jadi terobsesi buat suka sama yenan gara-gara hal itu. Bodoh sih keliatannya, gue juga sadar kok."
"Kita udah ngebatalin semua pertunangan bisnis itu. Gue mau fokus ke gue yang baru sekarang, gue mau move on dari masa lalu ataupun yenan."
"Kemarin lo salah paham. Gue meluk yenan sebagai tanda perpisahan kita untuk terakhir kalinya. Gue udah ngerti sekarang, kalo rasa suka itu gak bisa dipaksa. Gue juga sadar, kalo kita itu gak bisa lebih dari sahabat. Cukup berhenti disitu aja, gak lebih."
Yujin menghela napas panjang. Terus dia menoleh ke jiheon sambil tersenyum.
"Gue salut sama lo, bisa merubah perilaku yenan ke yang dulu. Gue yakin lo pasti sadar. Dan, sepertinya dia udah nemu orang yang tepat buat jadi teman hidupnya dia. Makasih ya buat jadi orang yang berarti buat yenan." lanjut yujin lagi.
Jiheon tersenyum, kemudian dia mendekat ke arah yujin dan memegang tangannya.
"Gue harap, lo bisa sembuh dari rasa sakit masa lalu itu, yujin. Gue gak benci atau dendam sama lo kok. Gue udah maafin lo." Balas jiheon tersenyum lebar.
"Lo kok baik banget sih? Gue udah jahat sama lo tapi lo tetep aja bisa maafin gue. Gue ngerasa psiko banget tau gak?" Kekeh yujin.
"Ya, buat apa juga balas dendam, lo udah minta maaf juga. Yang penting gak ada salah paham diantara kita. Kalo semuanya udah jelas, kenapa juga kita membalas dendam? Buat ngelampiasin rasa impasnya? Gue rasa itu bukan tindakan yang bijak." Jawab jiheon tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid ✓
FanfictionFt. Jeongin and Jiheon [Completed] Aku tidak peduli dengan yang terjadi di alam semesta karena aku buta dengan keindahan. Namun ku akui sekarang aku bodoh tidak menyadari bahwa keindahan yang nyata itu ada, karena aku sudah melihat keindahan yang se...