34

501 78 23
                                    

Waktu yang salah.










Jiheon merasa aneh hari ini. Sejak tadi dia memasuki gerbang sampai sepanjang koridor di sekolah juga, jiheon merasa semua siswa dan siswi melihatnya dengan tatapan aneh. Meremehkan, bahkan berbisik-bisik tidak jelas.

Jiheon sebenarnya tidak peduli, akan tetapi menjadi risih saat salah satu siswi membicarakan secara terang-terangan.

"Oh jadi dia yang pembantu di rumah yenan itu? Cih, gue tau sekarang kenapa dia bisa pacaran sama kak yenan,"

"Dasar cewek murahan! Tau aja dia cara jitunya."

"Sssttt. Kalian tuh ya, jangan ngomong keras-keras nanti dia denger."

"Biarin aja anjer dia denger biar tau diri!"

Apa? Bagaimana mereka bisa tau kalo jiheon bekerja dirumah yenan? Selama ini yang tau hanya yenan sendiri, hina, dan somi. Oh, satu lagi.

Jiheon melangkah menjauh untuk menghindari dari kerumunan siswa yang pada julit tadi. Jiheon gak ke kelas, tapi dia melipir ke lobby sekolahnya yang dimana disitu ada sebuah mading tempat sekolah untuk menginformasikan sesuatu dengan media cetak.

Dan benar saja, disitu banyak kerumunan siswa siswi yang memenuhi mading.

"Eh itu dateng orangnya!"

"Ish sok cantik! Gak tau malu banget sih."

"Jadi pembantu di rumah orang kaya? Hmmm boleh juga,"

"Penjilat kayak gitu gak cocok bersanding sama kak yenan."

"Apa dah? Orang miskin belagu amat udah ngedapetin yenan,"

Dan bla bla bla lainnya.

Jiheon melihat dengan matanya bahwa ada sebuah foto dengan wajahnya yang terpampang di mading. Dengan baju khas maid, muka dicoret-coret.

Jiheon mau nangis.

Siapa sih orang yang tega ngelakuin ke dia semuanya? Kenapa dia bisa sampai tau rahasia jiheon?

Gadis itu menghampiri mading dan merobek semuanya dengan penuh amarah. Setelah itu, jiheon membuang seluruh kertas yang ia robek ke tempat sampah.

"Jiheon!" Hina dan somi menghampirinya dan melihatnya dengan tatapan sedih.

"Ayo, jangan disini. Banyak orang." Ucap somi berbisik. Kemudian mereka bertiga menjauh dari kerumunan situ untuk pergi ke suatu tempat.







● M A I D ●









"Gue gak tau harus ngomong apa. Siapa ya yang tega ngelakuin itu ke gue?" Ucap jiheon dengan nada suara yang hampir menangis. Jiheon menundukkan kepalanya sambil memainkan sebuah perahu kertas.

"Kita juga gak tau, ji. Gue sama hina tadi udah ke ekskul jurnalis. Tapi katanya mereka sama sekali gak nyantumin itu."

"Iya, gue udah marah-marah sama demian. Tapi dia juga gak tau perihal itu sama sekali. Tadi tuh kita udah mau ngerobek-robek sebelom lo dateng, tapi lo udah ngeliat semuanya." jelas hina dengan nada penuh sesal.

Mereka semua terdiam sambil berpikir. Jiheon gak tau harus gimana. Sekarang semua siswa disini udah tau kalo dia bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah yenan. Jiheon sebenernya gak masalah kalo posisinya bukan siapa-siapa, tapi sekarang ia berpacaran sama yenan.

Pasti siswi yang merupakan fans yenan bakal meneror jiheon sampai kapan pun. Jangankan kata-kata, waktu itu di kamar mandi aja sudah cukup membuktikan kalo fansnya yenan tuh kejam.

Maid ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang