20

1.4K 236 18
                                    

Racing



















Sudah terhitung lima hari semenjak insiden kaki kanan jiheon terkilir gara-gara main basket.

Dua hari tidak masuk sekolah dan selama itu pun Jiheon kerjanya cuma setengah hari. Jiheon sebenarnya tidak enak dengan bi asih dan bi heni (pembantu di rumah yenan). Gara-gara dia sakit, kerja mereka berdua jadi dua kali lipat lebih banyak. Jiheon sih udah berkali-kali minta maaf sama mereka berdua yang ditanggapi mereka dengan jawaban "gapapa, neng jiheon istirahat aja dulu, nanti kalo udah sembuh baru bisa kerja lagi."

Sumpah, kirain dia bi asih sama bi heni bakalan marah dan nyinyirin Jiheon, tapi kenyataannya mereka emang baik.

Jiheon juga jarang ketemu sama Yenan. Ketemuan palingan di sekolah doang, itu pun gak pernah saling menyapa.

Gak tau kenapa tiba-tiba begitu.

Yenan juga diem aja, gak pernah ngomong apa-apa semenjak insiden kaki jiheon terkilir. Gak bilang "get well soon" atau "semoga sembuh". Cih, emangnya apa yang bisa diharapkan dari seorang Yenandar Jeongin Saputra selain tatapan tak pedulinya.

Yaudah, Jiheon juga milih diam. Sebenarnya sih, Jiheon juga gak pernah dikirimin chat bertubi-tubi dari Yenan, yang kalo misalnya Jiheon lagi sehat dia bakalan nyuruh-nyuruh Jiheon ini itu.

Tapi mungkin dia tahu kalo jiheon jatuh terus jalannya juga terseok-seok, Yenan gak pernah ngirim chat sama sekali.

Aneh ya. Dia tau, tapi gak ngomong apa-apa. Dih.

Muka tembok emang susah.

Jarum jam sekarang menunjukkan pukul 19.00. Jiheon pengen keluar sebenarnya dari kamar. Suntuk dari siang di dalam kamar mulu.

Eh tapi, sekarang malam minggu.

"Bodo amat sama malam minggu, yang penting gue bisa keluar dari kamar,"

Jiheon ngambil tongkatnya terus jalan keluar kamar.

"Mau kemana kamu jiheon?" Tanya mamanya yang abis dari dapur langsung ngehampirin gadis itu.

"Ma, jiheon keluar sebentar ya, gak jauh-jauh kok. Abisnya aku suntuk di kamar melulu," jiheon memasang wajah melas biar diijinin sama mamanya.

"Kamu kan belum sembuh sayang," mama eunji mengusap kepalanya jiheon.

"Deket doang kok, jiheon juga udah bisa jalan normal kok dikit-dikit, kalo ga digerakkin nanti jadi kaku. Sekalian jalan-jalan aja." Jiheon tetap berusaha meyakinkan mamanya.

Mama eunji menghelakan napasnya, "Yaudah, tapi jangan malem-malem pulangnya ya."

"Okeh mah, mama baik deh," jiheon nyengir, mamanya mencibir tapi abis itu senyum.

"Hati-hati ya jalannyaaa!"

"Iyaa mahh!"




● M A I D ●






S

ementara di tempat lain,

Hiruk pikuk teriakan orang-orang dan kendaraan tidak membuat orang itu tertarik. Pemuda itu hanya duduk diatas motornya sambil menghisap batang rokoknya yang tinggal setengah.

Sudah merupakan jadwalnya setiap malam minggu pasti dia kesini. Arena balapan liar dan illegal tentunya. Yenan sering beberapa kali memenangkan pertandingan setiap ada yg menantangnya. Julukannya adalah ghost rider. Alay sih emang tapi itu kenyataan. Setiap detik-detik terakhir menuju garis finish Yenan selalu datang tiba-tiba dan mencapai garis finish terlebih dahulu.

Maid ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang