Did i...?
Yenan sekarang lagi celingak-celingukan nyari orang. Lama-lama dia semakin cemas saat orang yg dicarinya tidak ada sekitar situ.
Tadi jiheon ngambek gara-gara dikatain sama dia. Ya tuhan, emosinya labil sih makanya yenan jadi gencar buat jahil terus.
"Yaelah kenapa jauh-jauh sih ngambeknya?" Yenan akhirnya memutuskan untuk mencari seseorang itu. Untung aja daerahnya masih banyak orang-orang, bukan daerah sepi.
Kalo daerah sepi mah, haduh yenan gak tau dah gimana ngebayanginnya.
Setelah mencari-cari selama dua hari-- nggak deng. Emangnya alamat palsu.
Netra hitamnya kemudian menemukan seorang gadis yang sedang berjongkok. Ciri-cirinya sih sama dengan orang yang dicarinya.
Dress pink, rambut panjang, masih ada jaket kepunyaannya yang diikat dipinggang gadis itu.
Yenan menghelakan napasnya lega, tapi kesel juga sih. Gak tau orang lagi khawatir apa.
"Heh, dicariin juga malah nongkrong disini." Jiheon gak ngegubris yenan yg lagi gerutu. Gadis itu sibuk dengan dunianya sendiri.
"Kak, liat deh. Kucingnya lucu banget," Jiheon gemes sendiri, dia tetap mengelus kepala kucing itu. Sesekali terkekeh saat tangannya dijilat kucing itu.
Jiheon memangku kucing itu agar lebih leluasa untuk memainkannya.
"Kucingnya siapa?"
"Gak tau, gue nemuin dia tadi lagi duduk disini."
Yenan cuman ngeliatin doang. Sesekali mendelik saat kucing itu diam-diam memerhatikan dirinya.
Yenan bukannya takut sih, dia hanya trauma sama kucing. Soalnya dulu dia pernah dicakar waktu kecil pas melihara. Abis itu dia memutuskan untuk menjauh dari hewan itu. Dia alergi bulunya juga sih. Untungnya ga terlalu parah.
"Jiheon."
"Hm?"
"Coba lo liat di area lehernya,"
Jiheon melihat leher kucing itu, terus ia menemukan kalung yg bertuliskan "momong".
"Wah, namanya momong. Yah udah ada yang punya," jiheon kecewa, padahal kalo gak ada yg punya mah pengen ia bawa pulang terus dijadiin peliharaan sama dia.
"Kenapa lo? Pengen bawa? Jangan, kasian yang punya tar nyariin," Jiheon cemberut aja. Dia kemudian menurunkan momong dari pangkuannya. Dia mengelus kepalanya lagi. Sebagai ucapan perpisahan. Padahal ga ada setengah jam dia ketemu momong.
"Huhuhuhu momong, kamu udah ada yg punya, jadinya aku gak bisa bawa kamu deh."
Jiheon bisa ngomong ke mominh. Tapi momongnya gak bisa ngomong ke jiheon. Jadinya momong hanya bisa ngeliatin doang. YAAMPUN UCUL BEUD!
Jiheon akhirnya berdiri dan menghampiri Yenan yang lagi duduk tak jauh dari jiheon.
"Kak ayo kita pergi, sebelum gue berubah pikiran buat nyulik momong," Jiheon ngomongnya sedih gitu. Gadis itu menggamit tangan Yenan untuk segera berdiri. Pemuda itu hanya menahan tawanya dari tadi.
Yaudah mereka jalan menjauh dari kucing putih itu, tapi sesekali Jiheon nengok ke belakang buat ngeliat momong. Sedetik kemudian dia murung lagi.
"Bye bye momong..."
"Lo suka kucing?" Mereka berdua sekarang lagi perjalanan pulang. Semenjak berpisah dengan momong, Jiheon jadi pendiam dan menggumam nama momong terus. Dasar bucin kocheng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid ✓
FanfictionFt. Jeongin and Jiheon [Completed] Aku tidak peduli dengan yang terjadi di alam semesta karena aku buta dengan keindahan. Namun ku akui sekarang aku bodoh tidak menyadari bahwa keindahan yang nyata itu ada, karena aku sudah melihat keindahan yang se...