Part 14: Cold

21.8K 1.4K 6
                                    


Cold enough to chill my bones
It feels like I don't know you anymore
I don't understand why you're so cold to me
with every breath you breathe
I see there's something going on
I don't understand why you're so cold

Cold – Maroon 5


AYU POV

Today is definitely not my day.

Seharian ini Aric bertingkah seperti laki – laki PMS. Ia yang biasanya cuek dan cool mendadak cerewet dan banyak tuntutan.

Semua lokasi yang kami survey tidak sesuai, semua vendor outbound yang kami temui ada saja kurangnya, bahkan makanan yang disajikan hotel tempat kami akan menginap nanti untuk food testing juga dibilang kurang enak. Padahal gak semuanya jelek, ada beberapa lokasi dan juga beberapa vendor yang lebih dari layak untuk dipertimbangkan, bahkan pilihan makanan food testingnya enak.

Aku dan Sarah sudah hampir frustasi menghadapinya, untung saja Pak Seto datang tepat jam 4 sore sehingga masih sempat bertemu dengan vendor outbound terakhir yang dijadwalkan bertemu kami dan langsung deal. Kalau sampe gak deal aku pasti sudah melambaikan tangan ke kamera karena udah gak sanggup lagi dengan tingkah Aric.

Menjelang malam kami memutuskan untuk menghabiskan malam sambil berjalan – jalan di seminyak, mumpung pulangnya masih besok.

"Makan di Biku ya, gue kangen nasi campurnya" ajak Pak Seto penuh harap. Si Bapak emang kudu ketemu nasi baru tenang, jadi kita semua mengiyakan.

Aku baru kembali dari toilet Biku dan hendak menuju meja kami saat aku terpaku menatap Aric. Disana, ia duduk sambil tertawa lepas. Sumpah ya, aku tahu ia ganteng, tapi Aric yang tertawa lepas setelah seharian 'mengonggong' menjadi tampak sangat... menarik.

Yes, I said it

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yes, I said it. Kenapa aku baru menyadarinya sekarang, saat aku sudah menolaknya mentah – mentah, bahwa ia adalah pria pertama yang kuanggap menarik. Pria – pria lain yang kugoda dan terjerat denganku memang menarik secara fisik, tapi juga tidak ada yang bisa menarik hatiku.

"Yu..." panggil Pak Seto.

Aku tersentak, baru sadar kalau ternyata aku sudah sampai di depan meja kami tapi masih berdiri diam. Di hadapanku duduk Pak Seto di sebelah Aric dan Sarah di depan Pak Seto, yang artinya hanya tersisa satu kursi... di depan Aric.

Aku duduk dengan perlahan dan tersenyum ke arah yang lain. Aku merasa Aric menatapku tajam, namun saat aku balas menatapnya, ia langsung membuang muka. Hatiku terusik.

"Mikirin apa sih? bengong aja" goda Pak Seto, aku meringis.

"Mikirin pacarnya kali Pak" jawab Sarah cepat.

FORGET ME NOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang