Part 31: Again

19.7K 1.1K 2
                                    




Warning 21+, Read at your own risk.

PS: Gue ganti judul  chapter mendadak. Biasanya kan judul chapter nyaris selalu ngikutin reference song, etapiii... reference song nya beginihh... *ngeringis*. Happy reading yess..

---

Can't you see baby, you're the only one
You are my love, let me be your medicine
Lay right here girl, don't be scared of me
Give you sex Theraphy

Sex Theraphy – Robin Thicke






ARIC POV

'Mam..'

'Ya bang'

'Gimana kalo Aric menikah?'

'Astaga Bang, kamu mimpi? Ini sekarang jam... ya ampun jam 2 pagi kamu malah ngomongin nikah?'

'Aric kayaknya jatuh cinta mam...'

'...'

'Mam...'

'Bawa perempuan itu ke rumah besok bang, kita dinner bareng'

'Okay, see you mam...I love you..'

'Love you too, bang. Get back to sleep okay'

Gue menaruh handphone di meja balkon, kembali menyesap rokok gue dalam – dalam. I can't believe I did what I just did.



Gue menoleh ke dalam kamar, Ayu masih tertidur di dalam setelah sesi bercinta panas berkali – kali semalam. Gue menghela nafas dalam, sedikit menyesal karena gue kalah sama nafsu. Gue gak menyesal dengan apa yang sudah terjadi antara gue dan Ayu karena demi apapun, sebagai seorang perawan she did well, oh.. so well sampe gue nyaris gak bisa berhenti, meneriakkan namanya berkali-kali tiap gue orgasme. Tapi dengan semua cerita dia tentang bokapnya, how hurt she feel yang membuat dia end up jadi player, well... mestinya gue lebih menahan diri, mestinya gue melakukannya dengan benar. Bukan begini. Gue mengacak rambut gue kesal, menatap ke lautan lampu Jakarta yang tetap gemerlap walau sudah pagi. Wajar, hotel gue ada di pusat kota.

"Kamu kenapa mas?" tiba-tiba gue merasa dipeluk dari belakang.

Gue menoleh kaget.

"Kamu kok bangun?" tanya gue pelan. Bergerak berbalik badan, sekarang posisi gue jadi berpelukan face to face sama Ayu. Tangan gue otomatis bergerak merapihkan anak-anak rambut Ayu yang berantakan. Astaga, after sex face nya, so help me God... bikin gue pengen lagi.

Didepan gue Ayu tersenyum.

"Aku janji ketemu tante Ardina, ibu tiriku jam 10 pagi ini. Aku... emmm... apa kamu...." Ucapnya perlahan, ia meragu.

"Aku temenin" jawab gue cepat.

Di depan gue Ayu tersenyum lagi, "Thanks..." bisiknya.

Astaga.. senyumnya... gue gak tahan, gue mengangkat dagunya dan mencium bibirnya singkat.

Setelah beberapa bulan, gue mulai mengenali sifat Ayu. Dia cenderung diam dan tertutup dan jelas-jelas punya masalah untuk mengkomunikasikan keinginannya. But it's okay, untuk sekarang gue yang akan lebih agresif. gue akan bikin dia nyaman sama gue.

"Tidur lagi yuk, masih jam 2" ajak gue, membimbing Ayu kembali ke ranjang.

Gue melihat Ayu berjalan tertatih.

"Apa aku menyakiti kamu?" tanya gue gak enak, gue kayaknya emang brutal tadi.

Ayu tersenyum lagi, tapi kali ini wajahnya memerah, mungkin teringat sesi bercinta beberapa waktu lalu.

Sumpah ngeliat dia kayak gini bikin gue jadi kayak cowok gak berprinsip. Barusan bilang nyesel, sekarang pengen lagi, astaga! Gue mengacak rambut gak sadar.

Gue berbaring sama Ayu di ranjang sambil memeluk dia dari belakang, meletakkan wajah gue di cerukan lehernya. Gue bisa merasakan Ayu bergerak gelisah di pelukan gue.

"Kenapa babe?" tanya gue bingung.

"Anu... itu..." jawabnya bingung.

"Hmmm?"

"Apa kamu pengen lagi?" tanyanya malu-malu.

Ya ampun pertanyaannya.

"Kenapa kamu nanya gitu?" tanya gue spontan, berusaha bertahan.

"Karena ini" tunjuk Ayu ke tangan gue yang ternyata sedang meremas payudaranya. Gosh, tangan sialan! Rutuk gue sambil menarik tangan gue gugup.

"Dan ini.." lirih Ayu sambil mengelus tonjolan hasrat gue yang ternyata menekan tubuhnya. Astaga, junior gue ternyata sudah bangun lagi, dasar pengkhianat! umpat gue, malu karena tubuh gue ternyata gak singkron sama otak gue.

Lebih bikin gak singkron lagi karena ternyata Ayu gak berhenti mengelus junior gue. Mantan perawan satu ini bener-bener bikin semuanya jadi sulit buat gue.

Elusan Ayu konstan dan teratur, bikin gue mulai gelap mata. Tangan gue yang gak singkron sama otak gue itu bergerak otomatis memelorotkan boxer gue, lantas merobek celana dalam Ayu yang tipis dan mengelus kewanitaannya yang basah.

Ayu mengerang kuat, bikin gue semakin gak tahan. Junior gue mulai terasa sakit karena terlalu tegang. Gue memasang pengaman dengan tergesa lantas membuka paha Ayu dengan tangan gue, menempatkan diri di tengah Ayu.

Junior gue udah siap tempur, sementara mulut gue sibuk mencecapi payudaranya, menghisap dan sesekali mengigit kecil. Ayu mulai mendesah kuat sementara Junior gue mulai menekan pusat Ayu. Gue bertahan untuk gak mulai, gue mau dengar Ayu meminta.

Ayu membuka mata, bingung karena gue gak mulai. Gue menatapnya intens... "Say it.." bisik gue.

Ayu menggeleng, menggigit bibir bawahnya.

"Say you want me babe" bisik gue lirih, suara gue mulai serak. Gue sengaja menekan Junior gue sedikit, bikin Ayu gelagapan.

"Ayu, just let loose" pancing gue lagi

"Aric..." bisik Ayu akhirnya. Yes!

"Fuck me..."

Shit! gantian gue yang bengong. That dirty little mouth. Your wish is my command, babe. Dan dengan kalimat itu saja gue langsung menerobos masuk ke dalam Ayu, lagi.

---

Hadeeeuuhhh... liburan ternyata bikin imajinasi gue rusak gara-gara kebanyakan gula. Update 1 chapter di 2 novel berbeda, isinya sama gilanya, sama - sama bikin muka gue merah karena keselek berkali-kali. Wkwkwk...

TBC, vote & comment ya guys...

FORGET ME NOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang