They woke me up again
It's going to be another restless sleep tonight
The ghosts inside my headHaunted – Skylar Grey
AYU POV
Kacau! Semalam terlalu kacau buatku. Kalau gak inget pagi ini Pak Seto ada meeting dengan direksi dan bakal banyak butuh bantuanku sebagai 'reminder hidup', mungkin aku akan memilih untuk bergelung di pojok apartment sambil meratap kenapa situasinya bisa mendadak kacau seperti ini.
Aku mendesah, melirik sekilas ke jam dinding di sudut atas cubicle. Masih jam 10, artinya masih 2 jam lagi sebelum Pak Seto selesai meeting dan kembali ke ruangannya.
Aku mulai menyesap teh panasku perlahan, tidak bisa menahan untuk tidak kembali ke kilasan kejadian semalam.
Flashback on
Aric menatapnya tajam didalam kamar hotelnya. Ia tampak berusaha keras untuk kembali fokus, Ayu bisa melihat matanya yang sarat dengan berbagai emosi.
"We are not done yet, Babe. Tapi sekarang aku harus cari Arumi" ucapnya cepat sebelum menarik tangan Ayu dan keluar dari kamar.
Aric menggenggam tangannya kuat sambil berlari menuju ballroom. Di depan ballroom tampak beberapa orang berdiri berkerumun. Aku mengenali beberapa diantaranya. Pak Anthony, ayah Aric. Sahabat – sahabat Aric: Adrian, Oliver, satu laki – laki lagi yang aku lupa namanya, Ira dan terakhir seorang wanita tengah baya yang masih tampak cantik. Aku duga ia adalah Ibu Aric.
Mereka tampak panik dan bingung. Oliver tampak sibuk dengan handphonenya sementara yang lain jelas – jelas tampak cemas.
Aric melepaskan tanganku selang beberapa langkah sebelum kami sampai di dekat mereka.
"Kenapa Ma? Dimana Rumi?" tanya Aric panik.
"Tadi River datang kesini" ucap wanita yang dipanggil Ibu Aric. "Langsung narik Arumi keluar, dan mereka menghilang begitu saja. Mama takut Ric, kita tau River gimana" ucap mama Aric cemas.
"River gak bisa dihubungin" ucap Oliver geram.
"River itu siapa?" bisikku ke Adrian.
"Adeknya Oli, kayaknya naksir sama Rumi." Jelas Adrian.
"Ooo..." aku mengangguk.
"Masalahnya..." lanjut Adrian "River itu kelakuannya kayak setan, dia berandalan. Gak ada yang bisa handle dia, bahkan keluarganya pun angkat tangan. Nah si Arumi ini kebalikannya, dia kayak malaikat yang terjebak dalam tubuh manusia. Kan kamu udah liat sendiri Rumi gimana" bisik Adrian.
Aku terdiam, ikut resah karena ada di tengah situasi ini.
"Li, Ric" teriak laki – laki yang aku lupa namanya itu. "Temen gue ada yang liat River di DWP*, bareng Rumi" ucapnya lagi. (DWP = Djakarta Warehouse Project, Jakarta's hypest annual rave party event).
"Ayo" ucap Aric keras. Suaranya sarat amarah. Oliver, Adrian dan laki – laki tadi bergegas mengikuti Aric.
"Sorry Love, I'll call you later okay" ucap Oliver saat melewatiku.
Di sebelahnya Aric melirik tajam, sementara aku hanya bisa mengangguk.
"Mama ikut" ucap Ibu Aric tiba – tiba.
"No mam, aku bisa urus ini sendiri. Aku akan bawa Rumi kembali dengan selamat tanpa tergores sama sekali, mama gak usah khawatir" ucap Aric sambil memegang lengan ibunya penuh sayang. Aku bisa lihat kalau ia sayang sekali dengan keluarganya. Sekelumit rasa iri muncul didadaku melihat kedekatan keluarga mereka.
Mama Aric menatapnya cemas sebelum akhirnya mengangguk. "Baiklah. Bang, jangan main fisik sama River, kasihan anak itu" ucapnya.
"Hati – hati bang" tambah Ayahnya lagi.
Aric mengangguk setelah melambai ke orang tuanya dan Ira, ia melewatiku begitu saja dan berlalu.
Ayah Aric menghela nafas panjang namun langsung masuk lagi ke Ballroom begitu Aric berlalu, didalam acara masih berlangsung.
Di sebelahku Ira baru saja mengamit lengan Ibu Aric untuk masuk kembali ke Ballroom ketika Ibu Aric mendadak menyadari kalau ada aku berdiri diantara mereka.
Ia menghampiriku, menatap wajahku dalam – dalam, membuatku merasa seperti sudah ketahuan habis berciuman dengan anaknya, sebelum akhirnya menanyakan sesuatu yang membuat jantungku serasa berhenti berdetak. "Apa kamu ada hubungan dengan Laksmi Priambono?"
Astaga! Wanita ini kenal Ibuku.
Aku menatapnya sambil menjawab dengan gugup, "Beliau ibuku".
Ibu Aric tampak terkesiap kaget sebelum akhirnya menggenggam tanganku erat. "Ayu? kamu Ayu nak? Kamu inget tante? Saya Karina Atmadja, Ibunya Aric".
Aku menatapnya bingung.
"Wajar, kamu masih kecil waktu itu" gumamnya. Tatapannya menerawang. "Kamu benar - benar mirip Ibumu".
"Saya teman ibumu waktu rumah kalian masih di Menteng, sudah lama saya mencarinya di Solo tapi tidak ketemu. Apa kalian pindah rumah di Solo?" tanya Bu Karina lagi.
"Iya bu" jawabku lagi.
Ibu Ayu mengernyit "Panggil tante saja sayang, atau panggil mama juga boleh. Anak Laksmi adalah anakku juga" ucapnya penuh sayang.
Di sebelahnya, Ira menatapku sebal.
"Eh... iya Tante" jawabku gugup, tidak sanggup memanggilnya mama.
Nenekku memang memutuskan untuk pindah ke daerah pinggir kota Solo untuk menghabiskan masa tuanya, di kota terlalu bising katanya.
Bu Karina mengangguk mengerti. "Apa kabar Laksmi?" tanyanya lagi.
"Sehat bu, beliau baik – baik saja"ucapku sambil tersenyum. Tentu saja aku berbohong, ibuku jauhhh dari kata baik – baik saja.
"Ayu" panggilnya lagi, tampak bergumul dengan pikirannya sebelum berkata "Apa kamu mau bertemu dengan Ardina, ibu tirimu?"
Aku merasa dunia di sekitarku berhenti berputar, seolah hanya ada aku dan ruang kosong hampa di sekitarku.
---
Hi... ketemu lagi di tengah minggu. So... gue bakal usahain buat update at least seminggu 2x, selain biar gak terlalu penasaran tapi juga karena Adrian udah teriak - teriak di kepala gue minta kisahnya dia diceritain juga. So in between my crazy hectic real life (Yes, sadly i have a real life as well ;p), i will try to keep up with Aric & Adrian at the same time.
Ceritanya Adrian judulnya Friend's Don't Kiss. Will be published anytime soon within' today or at any day in this week. Happy reading guys... I need your voment badly :)
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET ME NOT
ChickLit"Karena hati tidak akan pernah lupa" Warning 21+ Highest rank #3 in Romance (29 dec'18-2 Jan'19), #1 in chicklit (6&13 May'19), #1 in novel (14 May'19), #1 in playboy, #1 in novel dewasa (2 oct'19) ALARIC Gue ga pernah ngejar cewek. Never, my entire...