Part 29: Toxic

18.7K 1.2K 11
                                    




Akhirnya bisa up juga, sibuk liburan... lupa nulis, maapkeun.

Oh... and yes, I miss Aric as much as you do, so Happy reading guys...

---

Oh, the taste of your lips I'm on a ride
You're toxic I'm slippin' under
With a taste of a poison paradise
I'm addicted to you
Don't you know that you're toxic

Toxic – Britney Spears



ARIC POV

Udah hampir seminggu gue galau gara – gara gak bisa menghubungi Ayu. Handphonenya gak aktif dan selain cuti sementara dari kantor, dia ternyata juga cuti kuliah. Gue baru tau itu setelah gak tahan dan menghampiri kampusnya 3 hari lalu. Dia serius menghilang.

Gue gak akan pernah lupa kata – kata terakhir yang dia ucapin ke gue. Dia minta gue sabar dan percaya sama dia. Bah! Bagian mananya yang bikin gue bisa sabar dan percaya sama dia kalo dia menghilang begitu saja dari hidup gue tanpa jejak.

Gue masuk ke Immigrant malam ini setelah mampir ke rumah nyokap di menteng nengokin Rumi, adek gue satu - satunya. Setelah gak sama Ira, kalo temen – temen gue lagi gak bisa kongkow, gue lebih suka menghabiskan malam–malam gue di rumah nyokap bareng Rumi.

Gue ngerasa udah terlalu lama nyuekin dia karena gue sibuk sendiri, padahal Rumi lagi usia rawan, sebentar lagi dia ultah 17 tahun. Yep, beda usia gue sama Rumi jauh banget. Bonyok gue aja kaget waktu mereka dikasih anak lagi saat usia gue bahkan udah remaja.

Gue harus pinter-pinter jagain Rumi kalo gak mau dia salah arah, walaupun gue yakin dia gak bakalan salah arah. Rumi anak baik. Saking baiknya sampe kadang gue merasa dia itu sebenernya malaikat yang terjebak dalam tubuh manusia. Cuman masalahnya, adeknya Oli, si River, lagi naksir berat sama Rumi dan nempel terus kayak lintah. Padahal orang se-Indonesia raya juga tau seperti apa kelakuannya River. Yep, sayangnya River cukup terkenal karena gitu – gitu dia lead vocal salah satu band yang lagi naik daun di negara ini.

Adeknya Oli satu itu berandalan kelas kakap. Mirip kayak gue, tapi dia versi belum tobat. Dan mengetahui ada player lain mendekati adek cewek loe satu – satunya itu... bikin galau man. Sumpah bikin gue gak tenang.

Immigrant malam ini rame, pake banget, gue menyelipkan tubuh jangkung gue diantara tubuh – tubuh yang saling menempel, bergoyang menghentak mengikuti mix lagu yang dimainin sang resident DJ. Gue langsung menuju meja gue yang biasa, Oliver udah ada disana, and he is with... Linda?

"Lin.." sapa gue bingung pas sampe di meja.

Linda mendongak sambil nyengir, "Ric.."

Gue menatap Oliver dengan tatapan 'what the hell, you are with Linda now?'

Dan Oliver menatap gue balik dengan tatapan 'Ntar gue jelasin, pas gak ada Linda.'

Gue mengangguk dan duduk. Langsung meneguk Vodka siapalah itu yang ada di meja.

Gue membunuh malam dengan ngobrol seru bareng Oliver dan Linda. Ethan gak bisa gabung, lagi di Budapest. Sementara Adrian... well.. sibuk mempersiapkan pernikahan dengan Ira kayaknya. Yes, they decide to get married soon mumpung kehamilan Ira belum terlalu terlihat. Gue gak habis pikir kapan Ira dan Ian melakukannya, Ira nyaris selalu bareng gue, unless... shit! Ini pasti terjadi waktu gue repot bolak – balik ke Bali ngurusin outbound kantor waktu itu.

Gue menggeleng, sadar udah gak ada gunanya lagi mikirin hal ini.

Di samping gue, Oliver dan Linda lagi sibuk make out, bikin gue ngerasa jadi obat nyamuk aja. Gue mendengus sambil membuang pandang ke arah bar dan langsung melotot. Walaupun pilihan kostumnya bikin gue kejang mendadak, tapi gue tau pasti tubuh siapa yang ada di balik kostum minim itu. Gue berderap ke arah bar, mengabaikan tatapan bertanya Oli.

Cewek cantik yang gue maksud tadi lagi asik menyesap Cosmo nya tanpa sekalipun sadar kalo ada gue di sebelahnya yang sibuk merhatiin dia.

"Kamu cantik" tegur gue pelan.

"Sorry?" tanya si cantik sambil menoleh ke arah gue.

"Aric..." desisnya, dia terkesiap.

Ya ampun ini perempuan satu, begitu dia balik badan gue ikutan terkesiap. Selain direct view kostum nya yang minim dan bikin gue gagal konsen, tapi lebih dari itu.. gue mendadak sadar betapa rindunya gue sama dia.

*image source: google image

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*image source: google image

Ya, lagi – lagi dia berhasil bikin gue gagal fokus karena sukses menghilang dari gue. Mendadak gue punya pikiran gila untuk menghukum anak nakal satu ini. Ya, perempuan yang ada di depan gue ini, Ayu.

"Enjoying the view?" tegur gue sambil menaikkan satu alis.

Gue bisa mendengar dia terkesiap lagi.

Gue mulai emosi, kenapa sih reaksi dia nyaris selalu datar? Kalo gak terkesiap, ya diem. Satu – satunya periode dia bereaksi emosional adalah seminggu lalu di Bali waktu dia menceritakan semua hal tentang keluarganya ke gue.

Padahal gue lagi serius lho ini. Gue mulai gusar, "Ini yang kamu maksud dengan sabar Yu? Ini yang kamu maksud dengan aku harus percaya sama kamu?"

"You didn't even pick up your phone, for God's sake, it's been a week, aku hampir gila"

"Mas, you're drunk" ucapnya.

God! See? Setelah semua ucapan panjang lebar gue, komen dia cuman satu kalimat gak penting yang gue tau gak bener, karena gue nggak mabuk, sama sekali. Tapi kalo menurut dia begitu then I decide to go with her flow. I also decide to punish her for what she's done to me.

So instead of getting mad, I say "Ya, mabuk kamu", sebelum akhirnya maju ke arah Ayu yang duduk di kursi bar dan menempatkan diri gue diantara kedua kakinya. Gue meremas pinggul Ayu dengan satu tangan dan menarik tengkuknya mendekat dengan tangan yang lain. I kissed her hard. Gue udah pernah bilang kan kalo sweet is not my thing? I always like it rough. Selama ini sama Ayu gue selalu menahan diri, tapi kali ini gue gak bisa.

Malam ini saat gue menatap Ayu di samping meja bar, sel – sel kelabu di otak gue bekerja maksimal. Gue kayak déjà vu. Gue inget pernah mengalami ini dulu. Cewek cantik yang duduk di kursi bar, rasa yang gue sesap dari bibir manis beraroma citrus dan mint. Gue pernah merasakannya. Begitu nikmat dan memabukkan. Gue pernah jatuh dalam rasa ini.

Gue mungkin lupa sama Ayu saat itu, tapi gue gak akan pernah lupa rasanya. Dan malam ini gue kembali menemukan 'si gadis club yang waktu itu'. Ya, malam ini gue ingat siapa Ayu dan kapan gue pertama kenal dia, dan percayalah gue gak akan berhenti mencecapnya. Bukan hanya karena gue gak mau, tapi karena gue gak bisa.

---

Wohooo... Babang Aric akhirnya inget. Inget dalam arti yang sebenarnya. Yeayyy...

Lama deh bang, kudu 29 chap dulu baru nyadar ish.. *kibasrambut*

Next Chap dijadiin apa dikentangin nih? Udah kepala tiga chap nya  😱, ahayyy...

FORGET ME NOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang