Part 18: OMG!

21K 1.3K 11
                                    

Yuhuuu.... akhirnya Babang Aric tahu kalo pernah ketemu Ayu. Tau doang ya Bang? tapi ente udah nyadar belom Ayu yang mana? kayaknya belom ya? kekekek... kacau deh si Babang ah.

Up dulu sebelum capcuss dari kantor.  Happy reading and selamat berbuka puasa guysss...

---


Ice cold like my drink
Lose your concentration when you take a sip, yeah
Woo, my God, you look good today
Oh my God, you're awesome

OMG – Camilla Cabello




ARIC POV

Ballroom Hotel Mulia Senayan malam ini tampak gemerlap.

Malam ini adalah malam annual gala dinner Resolve, event penting kantor yang ngundang semua partner – partner intinya. Sejenis makrab ke klien berdalih makan malam gitu lah.

Gue menarik pinggang Ira lebih dekat ke gue. Dia beneran pake dress merah kelewat sexy yang udah gue tolak mentah – mentah beberapa waktu lalu. Well, Ira is just being Ira. No matter how much gue ngelarang dia, kalo dia mau toh akan tetap dia lakuin juga. Nothing can change that.

Gue membalas sapaan beberapa client penting dan juga beberapa karyawan Resolve yang kebetulan berpapasan sama gue sebelum mencari meja kami. Gak jauh dari gue, berdiri CEO Resolve sedang mengobrol santai dengan beberapa koleganya. Anthony Atmadja, bokap gue. Yes, I am the owner's son.

"Aric, Ira" sapa seseorang dari samping.

Gue menoleh, ternyata Adrian.

"Oy Broe" sapa gue. Di samping gue Ira tampak cemas dan menegang. "Kamu gak papa?" tanya gue, sadar sama perubahan tubuhnya.

"Eh? I'm good" jawabnya kemudian. Menarik gue untuk berjalan ke meja.

"Meja kita disana Ra" ucap Adrian, menarik lengan Ira ke sisi lain dari arah yang dituju.

Ira menghela nafas kasar. Gue gak ngerti ada apa sama dia tapi dia kelihatan... gusar? Padahal tadi waktu berangkat perasaan kita baik – baik aja.

Gue menatap Ira lebih lanjut, mendadak inget ke peristiwa beberapa bulan lalu saat gue hampir aja putus sama dia.




Flashback on

"Kita gak bisa sama – sama lagi Ra. Aku udah nyoba, tapi aku gak cinta sama kamu. Aku cuman sayang. Sayang seperti aku sayang sama Arumi" ucap gue waktu itu.

"Tapi kita punya perjanjian Ric" ucap Ira kekeuh.

"Perjanjian anak kecil yang cuman aku dan kamu yang tahu. Aku bahkan udah gak inget sama perjanjian itu kalo aja kamu gak ngingetin aku" lanjutku jujur.

Ira ternganga di depanku.

"You Lie" desisnya.

"Unfortunately, no. Ini aku lagi jujur sama kamu" jawab gue tegas. "Enough with the lies Ra, aku sayang kamu dan gak mau kamu dan aku berakhir menyakiti satu sama lain"

Di depan gue Ira menatap gue tajam, memicingkan matanya, mengetes kejujuran gue.

Gue bergeming.

Ira mendesah... "I swear to God Ric, kalau kamu ngotot putusin aku then you will not see me again, anywhere in this world. Aku akan ngelakuin hal bodoh ke diri aku yang bikin kamu nyesel udah mutusin aku" ancamnya

FORGET ME NOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang