Part 28: Closure

17.8K 1.2K 21
                                    

           

Aduhhh Bang Aric, mobilnya ada berapa sih? si item ini kece deh bang, nebeng dong. kekekek...

---

You come over to tell that it's over
Say you want to do this face to face
Bottle opens, we pour out our emotions

Closure – Maroon 5


ARIC POV

Gue menjemput Ira tepat jam 7 malam untuk late dinner di rumah nyokapnya Ira di menteng. Gue ngundang ortu gue sekalian biar kelar sekaligus urusannya. It's gonna be epic, pikir gue dalam hati, belum – belum udah merasa jadi anak durhaka.

Ira tampak cantik malam ini, beda dengan Ira yang biasa. Kalau biasanya Ira selalu tampak superior dan 'mahal', kali ini dia tampil sangat bersahaja, wajah cantiknya pucat minim make up.

 Kalau biasanya Ira selalu tampak superior dan 'mahal', kali ini dia tampil sangat bersahaja, wajah cantiknya pucat minim make up

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Are you ready?" tanya gue?

Dia hanya tersenyum singkat dan mengangguk.

"Don't worry Ra, ada aku disini" ucap gue menenangkan. Biarpun dia udah mantan gue, biarpun dia selingkuh di belakang gue, tapi buat gue Ira tetap sobat masa kecil gue, tetap Ira yang special dan gue sayang, dan rasa ingin melindungi dia masih ada. Walau kali ini sebatas sahabat.

Ira mengangguk gugup sambil naik ke Mercedes SL 63 gue, kita berkendara dalam diam.

Rumah Ira sudah ramai waktu kita sampe. Ramai dalam arti orang tua kita berdua sudah duduk manis diatas meja makan dan sudah mulai makan duluan. Gue duduk di sebelah Ira berhadapan dengan nyokap Ira & nyokap gue yang sibuk ngerumpi.

"Ric, Ra, langsung aja ya. Papi udah lapar banget jadi kita udah mulai duluan" ucap Ayah Ira ramah.

Gue cuman mengangguk.

Makan malam berlangsung cepat. Gue gak ngerti ini cuman perasaan gue aja atau Ira emang mendadak aneh. Dia diam seribu bahasa, so not Ira. Gue tau apa yang akan kita akuin sebentar lagi bakal terasa seperti menjatuhkan bom atom, tapi.. Ira bahkan nyaris gak menyentuh makanannya dan sebagai orang yang kenal Ira dari dulu, gue tau ada sesuatu yang lain yang dia sembunyikan dari gue.

"So... " ucap Ayah Ira saat kita semua udah pindah ke ruang keluarga sesaat setelah makan malam berakhir, "tumben nih Papi, Mami dan orang tua kamu dikumpulin semua kesini. Apa ada kabar baik?" tanya Papi Ira sambil tersenyum – senyum menatap gue.

Wajar banget, Ira anak tunggal dan kita sudah tunangan lumayan lama. Setahun, bukan baru kemarin. Pasti dia ngira gue bakal ngelamar anaknya malam ini.

"Jadi gini pi, mi, mam, pap" ucap gue memulai sambil menatap mereka semua. Oh God, this is hard! Mendadak kerongkongan gue kering. Sumpah ya, nyampein kabar kalo gue putus sama Ira disaat semua orang tua kita mengira sebaliknya itu gak mudah guys. Apalagi melihat ekspektasi di wajah mereka. Gue jadi pengen mundur dan memilih untuk berbohong aja.

FORGET ME NOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang