Part 25: Bad together

21.5K 1.2K 34
                                    

Haii buat new readers, mau info aja kalo karya ini sudah pernah di post sampe selesai per 27 April - 15 Juli lalu, tapi untuk menghindari mirroring, dan sekalian revisi aku take out semua part. Ada beberapa part yang tidak akan aku publish ulang untuk melindungi hak cipta dari plagiator. So welcome to Aric & Ayu's journey (telat ya udah part 25 baru welcome, hahaha...). Happy reading beauties...

---

Oh, no, I don't care what's been done here before me
I don't give a damn, just as long as you care
'Cause, baby, I've been bad, but the heavens forgave me
You don't need to ask 'cause I'm already there
Let's be bad together, baby, you and I
Let's be bad together, make the devil smile

Bad Together – Dua Lipa



AYU POV

This is wrong, this is so wrong. Aku sudah bersumpah, selama hidupku aku tidak akan menjadi seperti tante Ardina, selingkuhan ayahku, Ibu tiriku. Aku tidak akan mengambil milik orang lain, dan tidak akan pernah menjadi milik orang lain juga. God knows it takes all the will that I have untuk menjauhi Aric setelah telepon Ira waktu itu.

Aric mengejarku, memborbardirku dengan ribuan telepon, whatsapp, email, sms, line, hangout, face time namun tidak ada satupun yang kutanggapi. Sebulan.. ternyata cuma sebulan ketahanan imanku yang memang cuman setipis kapas jika berhubungan dengan Aric. Hari ini waktu semua orang panik karena Aric mendadak 'hilang' dan gak bisa dihubungi, tanpa pikir panjang aku langsung pergi ke airport. Berjam – jam aku menunggu tanpa kepastian di pintu keluar domestik Ngurah Rai, tapi aku tau.. mencoba percaya.. bahwa Aric baik – baik saja dan dia akan datang.

Tapi begitu aku menemukannya dan melihat wajahnya yang kacau dan putus asa, aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak berlari memeluknya. Dan barusan, oh God! barusan aku membiarkan dia menciumku, lagi. Aku mengusap bibirku frustasi, rasa rokok kretek yang kental masih menempel di situ, Khas Aric. Great Job Yu, makiku pada diriku sendiri. Now you became exactly like the woman you hate, you have become Ardina. Pemikiran itu membuatku mual, mendadak aku merasa mau muntah.

"Ayu!" kudengar suara teriakan dibelakangku, aku menoleh sekilas. Aric mengejarku. Why can't he just leave me alone, pikirku dalam hati sambil berlari semakin cepat menuju kamarku.

Begitu aku menemukan pintu bernomor 205 aku langsung tergesa membukanya, berharap semoga Aric tidak lagi mengejarku. Tapi aku salah, biar gimana Aric itu tinggi, kakinya panjang. Satu langkahku sama dengan 2 atau 3 langkahnya, dia mengejarku dengan cepat. Tepat saat pintu kamarku akan tertutup, tangan Aric menahannya dan dia berhasil menyelusupkan dirinya masuk ke dalam kamarku.

"What was that?" tanyanya begitu kami sudah berdiri berhadapan di dalam kamar. Napasnya terengah – engah akibat berlari.

"What?" tanyaku pura – pura tidak tahu. Berusaha mengatur napas yang tersengal.

Aric menggeram marah, "Jangan pura – pura nggak tahu Yu. Beberapa jam yang lalu kamu baru aja meluk aku di Airport. Terus kamu ngebiarin aku genggam tangan kamu tadi. For God sake, Kita baru aja nikmatin sunset bareng dan kamu biarin aku cium kamu disana, tapi kenapa mendadak kamu lari dari aku. Apa sih maksud kamu Yu? Kamu bikin aku bingung tau gak?" dia merepet seperti petasan banting.

Aku menunduk, mendesah resah. I am so not good with people, or with relationship. I am one of those solitaire people that gets awkward for long run intact.

FORGET ME NOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang