Part 32: Made peace with the past

19.5K 1.2K 16
                                    

           

haaiii... babang Aric (dadah-dadah) ;p kece dehhh... hahaha...

happy reading guys...

---

Made peace with the past, hello future
Can't look back, no time for that
Waiting on a miracle, you can't do that
You gotta go and get it like a pick up order

On Everything – Machine Gun Kelly



Ayu tiba di alamat yang tertera di pesan whatsapp nya dengan jantung berdebar keras. Rumah minimalis berpagar hitam berdiri di depannya. Walau rumah itu tidak terlalu besar, entah mengapa Ayu merasa terintimidasi. Sangat. Ia tidak mampu bergerak maju bahkan hanya untuk sekadar menekan bel pintu.

"You can do this babe. Ada aku disini". Ucapan Aric di sebelahnya menyadarkannya.

Ayu menelan ludah, menatap kembali ke gerbang hitam itu, menarik napas panjang sebelum akhirnya bergerak maju untuk memencet bel.

Beberapa detik kemudian terasa sangat lama buat Ayu. membuatnya merasa tertarik ke putaran waktu, kembali ke kamis siang itu, kembali menjadi gadis kelas 4 SD. Mendadak ia merasa mual.

Tepat saat ia akan berbalik pergi, gerbang hitam itu terbuka. Membuatnya bertatapan langsung dengan wajah wanita yang paling ia benci seumur hidupnya, wajah Ardina.

Ardina, tante Ardina. Selingkuhan Ayahnya, wanita yang merebut ayahnya darinya dan dari ibunya, berdiri gugup di hadapannya. Tampak jauh lebih tua dari terakhir ia mengingatnya. Kemana perginya wajah cantik dan tubuh sintal itu? Pikir Ayu kaget. Wanita di depannya ini bahkan tampak jauh lebih mengenaskan dibanding ibunya.

"Masuk Yu" ucapan pelan tante Ardina menyadarkannya.

"Mau minum apa?" tanyanya kemudian saat mereka sudah duduk manis di ruang keluarga.

Ayu masih terdiam, matanya sibuk menjelajah bagian dalam rumah. Mencoba memahami seperti apa kehidupan Ayahnya setelah pergi dari rumah mereka. Di sebelahnya, Aric duduk diam sambil menggenggam tangannya erat.

"Minum apa saja tante" jawab Aric sopan karena Ayu masih diam seribu bahasa.

"Sebentar ya" ucap Ardina pelan sambil berlalu. Tampak luar biasa gugup.

Ayu mengerutkan kening setelah tante Ardina berlalu ke dapur. Berdiri menelusuri tembok berisi foto di sisi kiri ruangan. Ada foto ayahnya, foto tante Ardina, lalu foto mereka berdua, tapi tidak ada foto anak – anak. Dalam hati Ayu bersyukur, ia tidak yakin kalau ia siap punya adik tiri.

"Silahkan diminum" ucap tante Ardina sambil menyajikan jus jeruk dan sepiring cookies. Ayu menoleh.

"Repot-repot tante" ucap Aric ramah. Ayu mendelik sebal. Ia tidak butuh siapapun untuk beramah-tamah ke wanita yang sangat ia benci ini.

"Gak kok. Pembantu hari ini saya liburkan" ucap tante Ardina, menjawab pertanyaan Aric yang tersirat.

"Dina..." terdengar suara pelan yang sangat familiar di kuping Ayu dari pintu putih di sebelah ruang tamu. Ayu terkesiap.

Tante Ardina bergerak gelisah di duduknya.

"Apa kamu mau bertemu dengan.. ayahmu?" tanya tante Ardina ragu.

Ayu menarik nafas panjang, menatap Aric ragu.  Aric membalas tatapan Ayu, berusaha menyalurkan kekuatan kepada ayu lewat tatapannya.

Dengan ragu Ayu mengangguk.

"Kamu bisa sendiri?" tanya Aric pelan.

Ayu mengangguk gugup lagi, mengikuti langkah tante Ardina ke pintu putih itu.

FORGET ME NOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang