ASTA'S | 17

152K 10.3K 65
                                    

"Astaga!" Gadis itu memekik pelan ketika melihat seorang pemuda yang bersandar pada dinding disamping pintu saat baru saja keluar dari ruang OSIS.

Ela mengelus dadanya, berusaha menenangkan diri dan jantungnya yang berdetak dengan cepat karena terkejut. Setelah merasa lebih tenang, Ela menatap sosok yang tetap bergeming ditempatnya. Gadis itu mengangkat alisnya, "Ngapain lo disini?"

"Gak usah suruh-suruh pacar gue. Lo siapa berani nyuruh dia?" Perkataan to the poin itu membuat Ela tertegun.

"Gue gak bakal masuk." Tegas Asta lalu beranjak pergi.

Melihat itu Ela menatap nanar punggung Asta sambil menggigit bibirnya. Ia mengepalkan tangannya. "Lo taukan gue gak bakal nyerah! Lo harus masuk."

Langkah Asta terhenti. Dia berbalik, menatap Ela yang berada beberapa meter darinya yang kini sedang menunduk. Senyuman sinis terukir dibibirnya.

"Selama ini gue selalu diam sama sikap lo itu. Dan asal lo tau, gue gak suka milik gue diganggu."

Perkataan dingin itu membuat Ela langsung mendongak, menatap Asta tak percaya. Ia mengulum bibirnya lalu kembali menunduk. Suara Asta saat ini sangat menyeramkan dan datar. Dia tahu cowok itu tak suka diganggu. Apalagi miliknya. Tapi dia tak punya cara lain lagi untuk membujuk cowok itu.

"Sekali ini aja. Plis gue mau lo masuk. Apa susahnya sih cuman masuk doang?" Ela menghela napas kecil setelah mengatakan itu. Dengan keberanian yang dia punya, dia kembali mendongak. Matanya bertabrakan dengan mata yang memancarkan aura dingin itu. Membuatnya diam-diam bergidik.

"Gue udah kelas 3."

Ela melebarkan matanya. "Lo pikir gue apa? Gue juga kelas 3 kali, Ta! Lagian kita baru sebulan lebih jadi kelas tiga. Plis, masuk ya? Sekali aja buat lomba kali ini." Pintanya sedikit memelas.

Tanpa sekatapun keluar dari bibirnya untuk menjawab, Asta berbalik lalu melangkah pergi. Meninggalkan Ela yang lagi-lagi mendesah pelan karena gagal.

Asta melangkah menuju parkiran. Memang sedari tadi sekolah sudah dibubarkan. Ia melangkah mendekati seorang gadis yang sedang menunduk sambil memain-mainkan jarinya.

"Maaf, lama." Asta tersenyum tipis saat melihat Nary yang mendongak sambil mengerjap pelan.

Melihat seseorang yang ditunggunya, perlahan kedua sudut bibir Nary terangkat. "Gak papa kok. Lagian kakak gak lama-lama banget perginya." Nary menerima helm putih yang disodorkan Asta lalu memakainya. Ia memegang pundak Asta yang sudah naik keatas motor besarnya lalu duduk dijok belakang.

Senyuman manis terukir dibibir tipisnya. "Langsung pulang?"

"Hm. Lo mau singgah ketempat lain?" Asta sedikit menoleh kearah Nary. Dengan cepat Nary menggeleng membuat Asta mengangguk lalu mulai menjalankan motornya.

Beberapa menit mengendarai motornya, akhirnya mereka sampai didepan rumah Nary. Gadis itu turun dari motor sambil melepaskan helmnya.

"Makasih tumpangannya hari ini." Kata Nary sambil tersenyum manis. Asta mengangguk.

Nary belum beranjak dari tempatnya, membuat Asta menaikkan satu alisnya. "Mau ngomong sesuatu?"

ASTA'S ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang