Thanks Jay

18.2K 882 2
                                    

"Udah lah sel.. Jangan nangis.." ujar Jay menenangkan Giselle.

"Emang gampang Jay ngomong kaya gitu, itu karena lu ga ngerasain gimana jadi gue." jawab Giselle sambil menangis.

"Sorry sel.. Gue ga maksud.. Udah lah.. Jangan nangis lagi ya.. Nanti cantiknya luntur loh.." ujar Jay.

"Apa sih lu Jay! Gombal." jawab Giselle sambil tertawa.

"Haha biarin! Yang penting lu ketawa." jawab Jay.

"Thanks ya Jay.." ujar Giselle.

"For?" tanya Jay.

"For today and for your not funny joke." jawab Giselle sambil tertawa cekikikan.

"Kalo ga lucu kenapa lu ketawa?" tanya Jay.

"Karena gue seneng bisa punya temen kaya lu." jawab Giselle.

"So we are friend now?" tanya Jay.

"Of course. More than friend. We are best friend." jawab Giselle.

"Thanks ya Giselle." ujar Jay.

"Harusnya gue yang bilang makasih Jay.." jawab Giselle.

"Oke bareng-bareng aja gimana?" tanya Jay.

"Oke." jawab Giselle.

"Satu.. Dua.. Tiga.." hitung Jay.

"Thanks!" seru mereka berdua kemudian tertawa bersama.

"Pulang yuk." ajak Jay.

"Yuk." jawab Giselle.

Kemudian mereka pun berjalan bersama menuju parkiran motor. Selama perjalanan, Jay terus memandangi Giselle sambil senyum-senyum sendiri. Giselle pun bingung dibuatnya.

"Jay.." panggil Giselle.

Tidak ada jawaban...

"Jay!" seru Giselle.

Jay pun kaget dan langsung memberhentikan aktivitasnya. Yaitu memandangi Giselle.

"I-iya sel.." jawab Jay terbata.

"Lu ngapain sih dari tadi senyum-senyum ga jelas?" tanya Giselle.

"Gapapa kok. Tuh motor gue udah deket." jawab Jay.

"Hmm oke.." jawab Giselle.

Di dalam benak Giselle masih tersimpan banyak pertanyaan. Apa yang dilakukan oleh Jay? Kenapa Jay sangat aneh? Tapi ia lebih memilih untuk melupakannya.

"Sel. Ayo naik." ajak Jay.

"Oh oke." jawab Giselle.

Giselle pun naik ke atas motor sport milik Jay. Keren banget motornya. Oh iya! Sepeda gue! Mampus!

"Jay! Stop!" seru Giselle yang membuat Jay ngerem mendadak. Giselle yang histeris langsung merangkul pinggang Jay karena takut terjatuh. Cengkraman yang sangat kuat membuat perut Jay sakit dan menguluarkan gas mematikan. Alias kentut..

"Sorry sel.. Lu kenapa sih?" tanya Jay.

"Lu kentut?" tanya Giselle.

"Iya.. Lagian lu pegangan kenceng amat. Sakit perut gue." jawab Jay.

"Hehe sorry.." ujar Giselle.

"Oke.. By the way lu ngapain tadi ngagetin gue?" tanya Jay.

"Itu.. Sepeda gue gimana?" tanya Giselle.

"Gue udah minta tolong satpam jagain sepeda lu. Jadi besok pulang sekolah lu baru pulang naik sepeda. Besok pagi lu gue jemput. Oke.." jawab Jay.

"Oh oke.. By the way gue ga ngerepotin kan?" tanya Giselle.

"Sama sekali ga.. Lu kan sahabat gue." jawab Jay.

"Sip. Yok jalan." ajak Giselle.

"Yuk." jawab Jay.

Kemudian Jay pun kembali menjalankan motor nya dan mengantar Giselle ke rumahnya.

***

Akhirnya Jay dan Giselle pun sampai di rumah Giselle dengan selamat.

"Thanks Jay." ujar Giselle.

"Sama-sama.. By the way.. Jam 5 gue jemput ya.." ujar Jay.

"Hah? Jam 5 lu jemput gue? Ngapain?" tanya Giselle.

"Udah liat aja nanti.." jawab Jay memberikan tatapan misterius.

"Hmm.. Aneh.. Gue bakal ngapain sama Jay? Tapi ikut aja lah ya.." batin Giselle.

"Bye sel.." ujar Jay.

"Bye Jay." jawab Giselle dan langsung menutup pagar rumahnya.

"Thanks Jay.. You make me so happy.." batin Giselle sambil tersenyum memasuki rumahnya.

Hey readers.. Baru update nih.. Hehe.. Vommentnya bagi ya guys ^^ . Baca juga Three Wishes ya.. Happy reading and thankyou.. Don't be silent readers too.. 😀. Sorry kalo pendek.. Hehe

Bully Boy and Nerdy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang