Giselle tak sengaja menyentuh dahi Michael.
"Aww." ringis Giselle.
"Panas banget..." batin Giselle.
Giselle pun mencari penjaga UKS. Ternyata mereka ada di ruang sebelah.
"Eh.. Gue titip Michael ya.. Gue mau ambil kantong es dulu." ujar Giselle.
"Oh oke." jawab seorang dari penjaga UKS tersebut.
Giselle pun meninggalkan Michael. Ia bingung. Aha! Ide pun muncul di benak Giselle. Ia segera berlari menuju kantin. Kegaduhan yang ia buat sehingga mendapat ocehan pedas dari orang-orang yang terganggu tak ia hiraukan. Yang ada di pikiran Giselle hanyalah Michael. Lalu ia pun tiba di kantin.
"Mba.. A-ada k-kan-kan-kantong es gak?" tanya Giselle.
"Ada. Bentar ya." jawab penjual minuman di kantin.
"Iya mbak." jawab Giselle. Kini nafasnya sudah kembali normal.
Tak lama, penjual minuman tersebut pun kembali dengan membawa sekantong es.
"Makasih mbak." ujar Giselle.
"Sama-sama." jawab penjual tersebut.
Giselle kembali berlari menuju UKS. Ia kembali diomeli karena berisik. Akhirnya ia sampai di UKS.
"Thanks ya.. Udah jagain Michael." ujar Giselle.
"Sama-sama." jawab orang yang menjaga Michael.
Orang itu pun pergi. Kini hanya tinggal Michael dan Giselle. Giselle segera menaruh kantong es itu di dahi Michael.
Ia pun menarik kursi ke dekat tempat tidur Michael. Ia menggenggam tangan Michael erat. Tubuhnya begitu panas. Namun tak ia hiraukan.
"Mikey.. Kamu kenapa?" tanya Giselle.
"Kamu bangun ya.. Aku khawatir sama kamu.." ujar Giselle.
Ia pun mencium tangan Michael. "Yaudah.. Kamu istirahat aja ya.. Aku bakal jagain kamu kok." ujar Giselle. Kini air matanya tak mampu ia bendung lagi. Tak lama ia tertidur sambil menggenggam tangan Michael.
***
Sudah berjam-jam. Namun Giselle dan Michael tak ada reaksi. Tak lama tangan Michael bergerak. Giselle pun kaget. Ia langsung membuka matanya.
"Mikey.. Kamu udah bangun?" tanya Giselle.
"Hmm.."
"Selly.. Dingin." ujar Michael.
Giselle segera mengangkat kantong es itu. Tubuh Michael kini sudah stabil.
"Kamu kenapa? Kok bisa tiba-tiba panas gitu badannya?" tanya Giselle.
"Hmm.. Aku gak tau." jawab Michael.
"Yaudah.. Aku anter kamu pulang ya." ujar Giselle.
"Naik apa?" tanya Michael.
"Sepeda lah." jawab Giselle.
"Yakin bisa?" tanya Michael.
"Yakin lah." jawab Giselle.
"Yaudah. Terserah kamu ya Selly." ujar Michael.
"Oke." jawab Michael.
Lalu Giselle membantu Michael untuk bangun dari tempat tidurnya. Lalu merangkul Michael. Mereka bingung. Keadaan sekolah sepi. Tak ada murid maupun guru. Hanya ada office boy. Giselle pun bertanya pada seorang office boy.
"Pak. Sekarang jam berapa ya?" tanya Giselle.
"Jam 4." jawab office boy tersebut.
"Oh. Yaudah.. Makasih ya Pak." ujar Giselle.
"Sama-sama." jawab office boy tersebut.
"Mikey. Kita pulang ya." ujar Giselle.
"Iya." jawab Michael.
Kini Michael mampu berjalan sendiri. Kini mereka bergandengan.
"Selly, aku pulang sendiri deh." ujar Michael.
"Kamu yakin?" tanya Giselle.
"Yakin." jawab Michael.
"Yaudah. Tapi aku ikutin dari belakang ya." ujar Giselle.
"Iya. Makasih ya.. Kamu udah perhatian sama aku." ujar Michael.
"Iya. Sama-sama." jawab Giselle.
Mereka pun berjalan menuju parkiran. Giselle mengambil sepedanya. Sementara Michael mengambil mobilnya. Lalu Giselle mengikuti Michael dari belakang.
Tak lama mereka sampai dengan selamat di rumah Michael.
"Wah.. Gede banget rumahnya.." batin Giselle.
"Mikey.. Aku pulang ya.. Jaga kesehatan juga ya.." ujar Giselle.
"Iya Selly.. Kamu juga ya." ujar Michael.
"Sip. Bye." ujar Giselle.
"Bye." jawab Michael.
Giselle pun mengayuh sepedanya menuju rumahnya.
Hey readers! Sorry pendek.. Lagi no idea hehe.. Btw vomment ya.. Thanks. ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Bully Boy and Nerdy Girl
Teen FictionCewek kacamataan yang culun masuk ke sekolah baru nya. Tapi disana dia malah di bully habis-habisan. Sampai ada yang nyantol di hati tuh... Copyright © by cindygarfield