chapter 11: Love Scenario

792 128 89
                                    

Disclaimer: seluruh tokoh milik agensi dan keluarga masing-masing. Tidak ada keuntungan finansial apapun yang saya dapat dalam membuat fanfiksi ini. Dibuat hanya untuk bersenang-senang

Main pair: Mino/Irene

Selamat membaca...

.

Lost in New York

Chapter 11: Love Scenario

.

Kalau saja membunuh bukan tindakan kriminal, mungkin Irene sudah membunuh Mino sedaritadi.

Banyak pasang mata yang menatap mereka berdua. Merasa iri tentunya—pria yang tampan, wanita yang cantik. Oh, sadarkah kamu Bae Irene jika kalian sekarang seperti couple goals? Dan—yang membaca fiksi ini pun juga merasa iri pada kalian.

Mino santai saja ditatap banyak pasang mata. Semakin diperhatikan, semakin menguar smirk yang mampu membuat para wanita hamil online. Agak berlebihan memang, tapi begitulah pikir Mino. Dia berpikir dirinya begitu keren dan mempesona. Terlalu percaya diri sekali kamu, Song Mino!

"Kenapa kamu menunduk?" mendadak Mino menatap Irene dengan tatapan sayang. Kemudian telapak tangannya menggenggam tangan Irene mesra, "Aku akan selalu ada di sini."

Tentu saja yang melihat aksi Mino mendadak lumer hatinya. Cheesy sekali pria yang satu ini. Irene hanya bisa mengangguk gugup. Wajahnya merah merona. Tapi ia senang Mino bersikap begitu—walaupun masih terlihat sedikit menyebalkan.

'Beginikah rasanya memiliki kekasih?' batin Irene.

Udara dingin membuat semua orang mengenakan mantel dan syal guna menghangatkan tubuh. Wajah cantik Irene tenggelam dalam balutan syal merah yang terlihat begitu besar. Masih ingat dalam benaknya ketika para sahabatnya begitu senang ketika Irene memiliki hubungan—ya, walaupun dengan seseorang yang sudah berusaha mencopetnya.

"Kamu lapar?" tanya Mino. Irene langsung menjawab, "Tidak."

"Apa kamu sedang diet?"

Irene sedikit melebarkan mata. Memang iya sih dirinya sedang melakukan diet, "Eum."

Mino menghela napas. Ia memberhentikan jalan, lalu menatap wajah Irene intens, "Sayang, kenapa kamu harus diet? Aku lebih suka melihat pipimu chubby." lalu kedua tangan Mino terangkat untuk mencubit pipi Irene.

Duh, Irene mana bisa diginiin. Dia jadi salah tingkah sendiri, kan.

"Irene."

Irene dan Mino menolehkan kepala. Itu Junmyeon dan Jisoo! Oh, Irene sedikit senang melihat mereka berdua karena bisa memamerkan kekasih (palsu) nya sekarang, "Hai, Junmyeon. Hai, Jisoo."

"Hai." sapa Junmyeon pada Mino, "Kita belum kenalan waktu itu, haha." lanjutnya.

Mino tersenyum santai, mengulurkan tangan kanannya, "Song Mino. Kau Kim Junmyeon kan?"

"Ya, aku Junmyeon—teman Irene."

"Kalian mau pergi ke mana?" tanya Jisoo.

Mino dengan (sok) gagahnya menjawab, "Ke tempat makan, mungkin. Irene lapar."

Irene melotot. Sudah dia katakan tadi dia tidak lapar. Mengapa pula simpanse ini berkata dia lapar. Mino cuek saja mendapat tatapan tajam dari Irene, "Ingin makan bersama?"

Hah?! Makan bersama?! Irene mana mau! Dia tidak mau makan bersama Junmyeon dan Jisoo (bukan, bukan karena Irene ingin berduaan dengan Mino, kok). Hanya saja, Irene tidak kuat melihat keakraban antara Junmyeon dan Jisoo. Hah, kenapa hidup ini terkadang suka tidak adil padanya.

Lost in New York [Minrene; Mino/Irene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang