PART 12

201 36 35
                                    

Hareun buru-buru berganti pakaian setelah menerima telepon dari Yoseob. Ia lupa mematikan ponselnya tadi, jadi Yoseob bisa mengetahui keberadaannya. Namun, jika mereka memang akan pergi ke rumah Junhyung, akan lebih repot kalau Hareun tidak bisa dihubungi. Bisa-bisa Yoseob akan langsung melaporkannya sebagai orang hilang ke polisi.

Hareun menunggu sambil duduk di teras Jjimjilbang agar tidak kehujanan. Setengah jam kemudian sebuah mobil hitam berhenti di depannya. Kaca jendela depan diturunkan dan Yoseob terlihat melambaikan tangan ke arahnya lalu buru-buru menutupnya kembali. Hareun berlari ke arah mobil itu lalu masuk ke jok belakang.

"Dari mana kau tahu Jjimjilbang itu? Bukankah jaraknya cukup jauh dari kantor?" tanya Yoseob.

"Aku... umm, aku ingat ada yang pernah menyebutkannya. Jadi aku penasaran," jawab Hareun berbohong.

"Kenapa kau pergi sendirian? Kalau kau mau pergi malam hari, kau bisa mengajakku. Atau Gikwang," tambah Yoseob sambil melirik Hareun dari rear mirror.

"Iya," jawab Hareun singkat. Ia melirik Gikwang yang sedang menyetir. Sudah beberapa hari ini ia mengabaikannya. Kalau memang ingin melupakannya, ia tidak boleh setengah-setengah, kan?

"Kau dengar, kan? Dia baik-baik saja." Kali ini Yoseob berbicara dengan Gikwang. Kemudian ia berbisik. "Kau mau sekalian bertanya, kenapa dia mengabaikanmu?"

"Hentikan," kata Gikwang sebal. Yoseob membalasnya dengan tertawa.

Mereka tiba di apartemen. Setelah memarkir mobil, Hareun mengikuti Yoseob dan Gikwang masuk ke lift tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Begitu tiba di depan pintu rumah Junhyung, Yoseob dan Gikwang memandang Hareun bersamaan.

"Kenapa?" tanya Hareun bingung.

"Kau enggak memasukkan kodenya?" Yoseob balik tanya sambil menunjuk pintu.

Oh, Hareun memandang pintu dengan panik. Kali ini ia pasti benar-benar ketahuan. Mana mungkin dia sudah lama tinggal di sini tapi masih tidak tahu kode masuknya?

"Kau lupa lagi?" terdengar suara Gikwang di belakangnya.

Akhirnya Hareun menekan belnya tanpa menjawab. Terdengar suara Junhyung dari intercom.

"Siapa?"

"Yah, Junhyung-ah!" panggil Yoseob. "Teman serumahmu melupakan kode masuknya lagi."

Pintu terbuka. Rupanya Dujun dan Dongwoon sudah tiba lebih dulu. Dujun sedang tidur-tiduran di sofa sementara Dongwoon melihat-lihat isi kulkas.

"Kenapa kalian lama sekali?" protes Dujun. Ia melirik Hareun, Yoseob, dan Gikwang. "Kenapa kalian bisa datang bersama? Apa kalian pergi ke suatu tempat dulu?"

"Enggak. Gikwang menjemputku di teater, lalu kami menjemput Hareun," jawab Yoseob sambil meletakkan ranselnya di lantai.

"Di mana? Kau lembur?" tanya Dujun pada Hareun.

"Bukan," jawab Yoseob. "Di Jjimjilbang."

Dujun terlihat terkejut. Ia langsung terduduk. "Apa yang kau lakukan di Jjimjilbang malam-malam begini? Kau pergi dengan siapa?"

"Sendirian," jawab Yoseob.

Dujun menatap Hareun. Hareun merasa mukanya memerah. Apakah Dujun akan memarahinya? Ia belum pernah melihat Dujun marah, tapi dengar-dengar Dujun adalah leader yang cukup tegas, dan terkadang bisa galak juga.

"Kau yakin dia sendirian? Enggak ada cowok bersamanya?" tanya Dujun pada Yoseob. Kali ini suaranya terdengar menggoda.

"Apa dia sedang dekat dengan cowok?" sahut Gikwang yang sedang bersandar di sebelah Dujun.

Love Like This (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang