PART 48

179 30 61
                                    

Pagi itu Gikwang terbangun mendengar alarm dari ponselnya. Ia meraih ponsel di dekat bantalnya lalu mematikan alarmnya. Kemudian seperti biasa, ia meraba ke sampingnya dan menemukan tempat tidur yang kosong. Padahal ia tahu betul Hareun selalu pulang pagi-pagi sebelum ia bangun. Namun, ia tetap mencarinya setiap kali membuka matanya.

Gikwang tersenyum. Bodoh, semalam kan dia sendiri yang mengantar Hareun pulang ke rumah Junhyung lalu makan malam bersama di sana. Kenapa dia masih mencarinya? Mungkin setelah bercinta dengan Hareun semalam, membuat Gikwang masih merasakan kehadiran gadis itu di kamarnya. Bahkan ia bermimpi mereka tidur bersama sambil berpelukan seperti biasa. Hal yang sudah lama tidak dilakukannya sejak Gikwang mengira Hareun dan Yoseob berpacaran dan membuat gadis itu tak pernah datang lagi ke rumahnya.

Gikwang menggeliat lalu berbaring menelungkup. Ia jelas masih mencium aroma Hareun yang tertinggal di tempat tidurnya, membuatnya enggan untuk beranjak. Gikwang memejamkan matanya, memanjakan indera penciumannya. Imajinasi liar membuat miliknya mengeras. Ia mulai bertanya-tanya, apa yang ada di pikiran Hareun setelah bercinta dengannya? Apakah gadis itu akan bersikap seperti biasanya? Atau bertambah dekat dengannya? Atau justru menjauhinya?

Akhirnya Gikwang duduk, mencoba menjernihkan kepalanya. Ia harus melakukan sesuatu untuk mengalihkan pikirannya. Gikwang turun dari tempat tidur lalu keluar dari kamar. Ia pergi membuka pintu ke arah balkon untuk membiarkan udara masuk ke dalam rumahnya.

"Dingin..." gumam Gikwang.

Setelah membuka semua pintu, Gikwang pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Lagi-lagi ia lupa menyalakan pemanas hingga rasanya seperti mencuci muka dengan air es. Setelah itu Gikwang keluar untuk merawat wajahnya di depan cermin rias besar. Ia sedang membuat protein shake dengan chinese yam saat ibunya meneleponnya.

"Oh, Eomma. Ada apa?" tanya Gikwang sambil menyalakan blender.

"Kau kerja hari ini?" tanya ibunya Gikwang dari seberang.

"Enggak. Aku ada di rumah."

"Kau pulang untuk malam natal?"

"Ya. Nanti malam aku akan pulang."

"Jangan sampai terlambat untuk makan malam. Adikmu akan membawa pacarnya."

Mata Gikwang melebar. "Benarkah?" ia terdiam sesaat. "Bagaimana kalau aku juga membawa perempuan?"

"Kau ini, enggak mau kalah dengan adikmu, ya? Terserah, asal perempuan itu bukan orang yang kau suruh pura-pura menjadi pacarmu."

"Tentu saja bukan. Baiklah, Eomma. Sampai bertemu nanti malam."

Gikwang menutup telepon lalu mematikan blendernya. Ia membawa minumannya ke ruang tamu lalu meminumnya sambil duduk di sofa. Adiknya akan membawa pacar? Apa dia bermaksud mendahuluinya? Gikwang bahkan belum pernah membawa perempuan menemui keluarganya.

Gikwang meneguk minumannya sampai habis lalu mengelap mulutnya dengan punggung tangan. Bagaimana jika dia mengajak Hareun ke rumahnya? Lagi pula, gadis itu pasti sendirian karena Junhyung juga pulang ke rumahnya. Melihat ibunya Yoseob yang menganggap Hareun keren, pasti ibunya juga menyukainya. Gikwang bangkit untuk mencuci blendernya lalu bergegas bersiap untuk mandi.

~***~

Gikwang menghentikan mobilnya di depan kantor. Ia turun dari mobilnya lalu menaiki tangga menuju lantai dua. Gikwang mendorong pintu kaca dengan bersemangat, tapi ternyata ruangan itu kosong. Apa semua orang sudah keluar untuk makan siang? Gikwang baru saja mengeluarkan ponselnya ketika ada yang memanggilnya.

"Oppa!"

Gikwang menoleh. Sejeong keluar dari toilet sambil tersenyum lebar.

"Sedang apa di sini? Ini kan hari Sabtu," tanya Sejeong.

Love Like This (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang