PART 26

229 35 76
                                    

Pagi itu Hareun duduk di ruang meeting sambil menguap. Key yang sedang memasang projector di seberangnya, tertawa melihat Hareun.

"Apa kau semalam begadang, Noona? Sudah berapa kali kau menguap," ledek Key.

Tiba-tiba Dujun masuk ke ruangan, membuat Hareun duduk tegap. Walau mereka sudah akrab, Hareun tidak boleh terlihat bermalas-malasan di depannya. Kemudian Dongwoon datang membawa beberapa cup kopi dan meletakkannya di tengah meja.

"Untuk Noona, cokelat panas," kata Dongwoon sambil meletakkan minuman di depan Hareun.

"Terima kasih," kata Hareun sambil tersenyum lebar.

"Kau belum boleh minum kopi," sahut Dujun yang sedang sibuk dengan laptopnya.

Pintu ruangan kembali terbuka. Kali ini Junhyung masuk sambil mengobrol dengan Yoseob. Hareun terperangah melihat rambut Yoseob berubah menjadi pirang.

"Kau mengecat rambutmu?" tanya Hareun begitu Yoseob duduk di sebelahnya.

Yoseob mengangguk. "Iya," jawabnya sambil menyentuh rambutnya sendiri. "Enggak bagus?"

"Kau terlihat imut," kata Hareun sambil mengusap-ngusap rambut Yoseob. "Kurasa warna apapun cocok buatmu."

Pintu ruangan terbuka. Hareun bertemu pandang dengan Gikwang saat pria itu masuk. Namun, Hareun langsung mengalihkan pandangannya. Ia juga segera menarik tangannya dari kepala Yoseob.

"Kau jadi mengambil tawaran itu?" tanya Dujun pada Yoseob.

"Iya. Pemotretannya besok," jawab Yoseob.

Setelah itu mereka memulai rapat dengan membahas acara-acara besar yang akan diselenggarakan dalam seminggu ini. Junhyung juga membahas mengenai website mereka dalam bahasa Inggris. Ia meminta Key ikut menerjemahkan artikel karena Hareun sudah sering ikut pergi meliput dan tidak ada waktu untuk menerjemah. Hareun sudah melihat kemampuan bahasa Inggris Key yang menurutnya cukup bagus, tapi ia tetap harus mengecek pekerjaan Key.

"Baiklah. Meeting hari ini sampai di sini dulu," kata Dujun sambil menutup laptopnya. "Hareun-ssi, bisa ikut denganku? Kau juga, Junhyung."

Mereka bangkit lalu pergi ke lantai tiga. Dujun membawa Hareun dan Junhyung ke ruangannya. Ia duduk di kursinya lalu menoleh ke pintu.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Dujun melihat Yoseob, Gikwang, dan Dongwoon ikut masuk ke ruangannya.

"Ikut mendengar kalian bicara," jawab Yoseob.

"Kenapa? Aku hanya ingin membicarakan tempat tinggal dengan mereka," omel Dujun.

"Wah, kalau begitu sudah pasti aku harus dengar," kata Yoseob cuek sambil duduk di sofa, disusul oleh Gikwang dan Dongwoon.

"Baiklah," kata Dujun sambil memberi isyarat agar Hareun dan Junhyung duduk di depannya. "Begini, aku sudah mendapatkan tempat tinggal baru untuk Hareun. Tempatnya hanya sekitar setengah jam dari sini, bersih, cukup luas, dan hanya terdiri dari lima penghuni. Tapi harganya cukup mahal dan itu harga yang termurah yang bisa kudapatkan di sini. Ada lagi yang rumahnya lebih besar, tapi kamarnya hanya cukup untuk satu orang, dan ada sekitar enam penghuni setiap lantainya. Aku belum pernah melihat kamarmu di goshiwon yang dulu, tapi kurasa yang ini sedikit lebih besar. Tapi harganya jauh lebih murah dari yang di dekat sini, sekitar 100.000 Won."

"Memangnya kalau yang di sini berapa?" tanya Junhyung.

"300.000 sampai 350.000 Won, tergantung kamar yang dipakai," jawab Dujun. Hareun langsung ternganga mendengarnya. "Sementara untuk yang harga 100.000, kau harus naik kereta lalu naik bus dua kali untuk sampai ke sini."

Love Like This (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang