PART 41 (💡NEW VERS.)

195 32 46
                                    

Malam itu Dujun sedang duduk di ruang tamu bersama Jihye. Ia sibuk dengan laptop di tangannya sementara kekasihnya itu menonton televisi. Tiba-tiba ponselnya di meja berbunyi. Dujun mencondongkan tubuhnya dan melihat nama Hareun tertera di layar.

"Halo," ucap Dujun, menjawab teleponnya.

"Dujun-ah, kau sedang sibuk?" tanya Hareun dari seberang.

"Enggak," jawab Dujun sambil melirik Jihye yang sedang mengawasinya. "Ada apa?"

"Aku sedang ikut makan malam bersama Gikwang dan sekarang dia mabuk. Aku enggak tahu bagaimana kami pulang. Bisakah kau menghubungi Soonho?"

"Aku akan menjemput kalian," kata Dujun sambil menutup laptopnya lalu bangkit.

"Enggak usah! Atau... atau... bisa tolong hubungi sopir pengganti?"

"Enggak apa-apa. Kalian tunggu di sana saja. Aku tahu tempatnya." Dujun menutup telepon lalu pergi ke kamarnya.

"Kau mau pergi?" tanya Jihye dari ruang tamu.

"Ya. Gikwang sedang mabuk dan aku harus mengantar mereka pulang," jawab Dujun sambil mengambil dompetnya lalu kembali ke ruang tamu.

"Kenapa mereka masih menyusahkanmu, padahal bukan jam kerja?" sungut Jihye. Dujun memandang Jihye, ingin sekali menjawabnya. Namun, Dujun memilih untuk membiarkannya.

"Aku akan segera pulang," kata Dujun sambil mengecup kening Jihye lalu pergi.

Dujun menyetop taksi untuk pergi ke restoran tempat Hareun dan Gikwang makan malam. Setibanya di sana, mereka sedang duduk di salah satu meja. Gikwang jelas sudah tidur dengan pulas dengan kepalanya di pangkuan Hareun. Karena tidak bisa membangunkannya, Dujun menggendong Gikwang di punggungnya lalu memasukkannya ke mobil yang diparkir di depan.

Setibanya di rumah Gikwang, Dujun menidurkannya di kamar dan menyuruh Hareun menginap di sana.

"Kau enggak perlu mengantarku. Aku bisa keluar sendiri," kata Dujun begitu Hareun mengikutinya keluar dari kamar.

"Kalau begitu, hati-hati di jalan. Terima kasih," kata Hareun sambil membungkuk ke arah Dujun.

Dujun keluar dari rumah Gikwang lalu pergi ke lift untuk turun. Setelah sampai di bawah, ia baru saja melangkah keluar pintu depan ketika teringat sesuatu.

"Ah, kunci mobilnya terbawa," gumam Dujun sambil merogoh sakunya. Ia berbalik dan kembali ke dalam lift untuk naik.

Setibanya di depan pintu rumah Gikwang, Dujun langsung memencet kode masuk. Untunglah tadi dia melihat Hareun melakukannya, karena dia hanya tahu kode yang lama. Setelah masuk ke dalam rumah, Dujun mengeluarkan kunci mobil Gikwang dari saku celananya, dan meletakkannya di rak televisi. Ia pergi ke kamar Gikwang untuk memberi tahu Hareun. Namun, ia mendengar suara Hareun dari dalam.

Dujun mengernyitkan dahi. Apa Gikwang sudah bangun? Ia mendekat ke kamar, tapi berhenti di depan pintu setelah mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Hareun.

"... dan aku bukan menyukaimu karena kau seorang model, atau karena kau bosku, atau karena wajahmu. Aku menyukaimu karena dirimu."

Dujun tertegun. Apa Hareun baru saja menyatakan perasaannya pada Gikwang?

"Aku enggak tahu perasaanmu padaku. Aku enggak tahu apakah kehangatan dan perhatianmu padaku karena kau memiliki perasaan yang sama atau memang seperti itulah dirimu. Tapi aku enggak perlu mengetahuinya. Dengan memilikimu di sini saja, aku sudah cukup senang. Bisa menghabiskan sisa waktuku di sini bersamamu, enggak akan membuatku menyesal saat aku pulang nanti."

Love Like This (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang