PART 40

203 31 89
                                    

Siang itu Hareun duduk di mejanya sambil menatap ke layar komputernya dengan hampa. Hari ini begitu santai karena rapat pembagian jadwal untuk web baru akan diadakan hari Senin nanti, jadi tidak ada yang bisa dikerjakan oleh Hareun. Ia berkali-kali menoleh ke arah pintu kaca. Padahal ini hari Jumat, kenapa pria-pria itu tidak ada yang datang ke kantor?

"Yah, ini hari Jumat, kan?" tanya Yerin pada Sejeong. Sejeong mengangguk. "Kenapa rasanya sepi sekali? Somi juga enggak datang hari ini."

"Dia datang hari Senin nanti, untuk ikut meeting," jawab Sejeong sambil sibuk dengan komputernya.

Sesekali Hareun memeriksa ponselnya, kalau-kalau dia melewatkan pesan. Namun, ponselnya pun sepi. Ia terbiasa dengan setidaknya salah satu dari mereka ada di kantor.

Barulah ketika hari menjelang sore ponselnya bergetar. Hareun langsung membuka lacinya dan melihat layarnya. Wajahnya langsung lebih ceria dua kali lipat setelah melihat siapa peneleponnya.

"Halo?"

"Hareun-ah, kau di kantor?" tanya Gikwang dari seberang. Suaranya terdengar tersengal. Sedang apa dia?

"Iya," jawab Hareun sambil mengernyitkan dahi.

"Bisakah kau kemari sepulang kerja? Aku sedang di gym tempatku biasa berolahraga. Aku pernah menunjukkannya padamu saat kita melewatinya. Kau tahu kan?"

"Iya, aku tahu."

"Baiklah. Hubungi aku kalau kau enggak bisa datang. Nanti aku akan menjemputmu."

"Enggak usah. Aku yang akan ke sana."

"Oke."

Hareun menutup teleponnya lalu menyimpan ponselnya kembali di laci. Ia jadi lebih bersemangat setelah telepon dari Gikwang tadi.

"Kencan sepulang kerja?" goda Key. Hareun nyengir.

"Kok tahu?" balas Hareun. Ia mengabaikan Sejeong yang mendelik ke arahnya.

Begitu jam menunjukkan pukul lima, Hareun langsung merapikan barang-barangnya. Key juga melakukan hal yang sama, tapi mereka menunggu sampai Jihye keluar dari ruangannya untuk pulang sebelum menyusulnya keluar dari gedung. Hanya Sejeong dan Yerin yang masih melanjutkan pekerjaannya.

"Hati-hati, Noona!" kata Key sambil melambaikan tangan pada Hareun. Mereka berpisah di persimpangan karena Hareun akan pergi ke halte.

Hareun menaiki busnya sambil bertanya-tanya. Apakah Gikwang akan mengajaknya ke sungai Han lagi hari ini? Sejak mereka berbaikan kembali, Gikwang sering mengajaknya berjalan-jalan di pinggir sungai Han sepulang kerja. Kadang walaupun Gikwang tidak ke kantor, ia akan menjemput Hareun atau mereka akan ketemuan di sana. Hareun memandang keluar jendela. Namun, sekarang sedang turun salju. Apakah tidak terlalu berangin ya kalau nongkrong di pinggir sungai?

Hareun turun di salah satu halte setelah satu jam perjalanan. Ia merapatkan mantelnya lalu menelusuri jalan dan berbelok di persimpangan. Ia berhenti di sebuah gym lalu masuk ke sana.

Hareun memandang berkeliling. Tempat itu luas sekali. Dia lupa bertanya Gikwang ada di bagian mana. Namun, Hareun ingat Gikwang pernah bercerita bahwa ia sering berlatih di lantai dua. Jadi Hareun menaiki tangga lalu memandang berkeliling. Lantai itu berisi banyak pria dengan singlet, memperlihatkan lengan mereka yang besar, membuat Hareun malu.

Itu dia. Hareun menemukan Gikwang di salah satu sudut. Wajah Hareun bersemu melihat pria itu memakai kaos putih dengan bagian depan yang longgar—terlalu longgar, malah—hingga memperlihatkan dadanya yang bidang dan basah oleh keringat. Rambutnya lepek dan keringat masih menetes, tapi pria itu mengabaikannya dan terlihat serius dengan ponsel di tangannya.

Love Like This (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang