PART 24

194 47 59
                                    

Rekomendasi lagu untuk part ini masih Sondia - Adult (dari OST My Mister). Karena kalo diliat dari liriknya, mirip sama ceritanya Hareun.

💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡

Hareun duduk di sebelah Junhyung yang sedang menatapnya sebelum akhirnya mematikan AC mobil lalu membuka jaket yang dipakainya.

"Buka jaketmu. Nanti kau sakit," kata Junhyung sambil menyodorkan jaketnya ke arah Hareun.

"Tidak usah. Aku tidak akan lama-lama, kok," tolak Hareun. Junhyung menaruh jaket di pangkuannya lalu mengendarai mobilnya dengan hati-hati karena hujan turun semakin deras.

Sepanjang jalan Hareun mulai gelisah karena Junhyung tidak membuka mulutnya. Padahal tadi katanya ada yang ingin dibicarakan. Hareun menoleh keluar jendela dan melihat bahwa mereka sedang menuju ke arah sebaliknya.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Hareun.

"Kita tunggu sampai di rumah," jawab Junhyung. "Aku sedang menyetir."

"Kalau begitu turunkan aku di halte depan. Aku harus pergi," kata Hareun tidak sabar.

Junhyung tidak menyahut. Namun, ia menghentikan mobilnya di dekat halte di depan mereka. Ia mengeluarkan ponselnya yang bergetar dari dalam sakunya dan memandangi layarnya. Kelihatannya suasana hatinya sedang tidak bagus. Ia meletakkan ponselnya di dasbor mobil.

"Kau mau pergi ke mana lagi? Memangnya setelah berkeliling selama satu jam tadi, tempat tinggalmu masih belum ketemu?" tanya Junhyung.

Hareun mengernyitkan dahi. "Kenapa kau bisa tahu?"

"Aku mengikutimu sejak kau keluar dari rumahku tadi," jawab Junhyung. "Kenapa? Jadi kau berbohong padaku soal tempat tinggal baru?"

Hareun tidak menjawab. Karena sudah telanjur ketahuan, akhirnya Hareun merogoh tasnya lalu mengeluarkan ponsel, ID card, dan kartu transportnya lalu menyodorkannya pada Junhyung.

"Apa ini?" tanya Junhyung sambil menatap barang-barang di tangan Hareun.

"Ini milik Yoseob. Tolong berikan padanya."

"Kenapa kau tidak memberikan padanya langsung?"

"Karena aku tidak akan kembali," Hareun tercekat. Mengingat Yoseob membuat matanya terasa panas lagi. "Aku tidak bisa meneruskannya lagi. Tapi kalau aku harus berhadapan langsung dengan Yoseob, aku takut tidak sanggup melakukannya. Aku takut aku tidak bisa pergi karena dia."

Hareun menunduk sambil menggigit bibir bawahnya. Tangannya yang terulur mulai gemetar, tapi Junhyung hanya memandanginya. Jadi Hareun meletakkan barang-barang itu dengan cepat di pangkuan Junhyung lalu melepas sabuk pengamannya dan berbalik untuk membuka pintu mobil. Namun, pintunya masih terkunci.

"Tolong buka pintunya," pinta Hareun dengan suara gemetar. Ia tetap membelakangi Junhyung agar pria itu tidak melihat air matanya. Kemarin pria itu meminta Yoseob datang untuk menemani Hareun setelah melihatnya menangis. Setelah Hareun pergi nanti, siapa yang akan menghiburnya?

Junhyung menghela napas lalu meraih ponsel di dasbornya dan meletakkannya di telinganya. "Nanti kuhubungi lagi." Ia menyimpan ponselnya di saku celananya lalu mengulurkan tangannya dan menyentuh bahu Hareun. "Hareun-ssi."

"Tolong buka pintunya," ulang Hareun sambil memegangi pintu mobil.

"Aku tidak akan membukanya sampai kau melihat ke arahku," kata Junhyung.

Hareun terdiam sambil menunduk. Namun, ia tetap tidak menoleh ke arah Junhyung.

"Kenapa kau mau pergi?"

Love Like This (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang