PART 39 (💡NEW VERS.)

205 29 160
                                    

"Ta-da!"

Hareun memandang sebuah amplop cokelat yang disodorkan Yoseob padanya. "Apa ini?" tanyanya.

"Tabunganmu," jawab Yoseob dengan wajah bangga.

Hareun membuka amplop itu dan mengeluarkan sebuah buku tabungan beserta kartu ATM dari dalamnya.

"Memang tabungan itu masih atas namaku. Karena kau enggak punya ID Korea, jadi susah untuk membuatnya," kata Yoseob.

"Wah, terima kasih," kata Hareun sambil membuka buku tabungannya dengan wajah cerah. Namun, kemudian ia mengernyitkan dahi. "Tapi aku kan belum memasukkan uang. Kenapa sudah ada isinya?"

"Ah, anggap saja itu bonus. Kau sudah bekerja keras selama ini."

Hareun melotot ke arah Yoseob. "Tapi 500.000 itu banyak sekali!"

"Itu bonusmu selama dua bulan. Simpanlah dengan baik. Kalau ada yang kau butuhkan, bilang saja padaku—atau Junhyung. Uangnya lebih banyak daripada aku."

"Makasih~" ucap Hareun sambil memeluk Yoseob.

"Kalian sedang apa?"

Hareun dan Yoseob menoleh. Yoseob langsung mendorong Hareun menjauh darinya begitu melihat Gikwang menghampiri mereka. Saat itu mereka sedang duduk di karpet di lantai tiga. Gikwang ikut duduk bersama mereka.

"Kenapa kau belum bersiap-siap?" tanya Gikwang pada Yoseob yang sedang melihat-lihat kertas di meja.

"Kalian mau pergi?" tanya Hareun.

"Ya, tapi aku mau bertemu Dujun dulu sebentar, untuk membahas ini," jawab Gikwang sambil menunjuk kertas yang dipegang oleh Yoseob.

"Kalau begitu, kau memanggilku hanya untuk memberikan ini?" tanya Hareun pada Yoseob.

Yoseob mengangguk tanpa melepaskan pandangannya dari kertas yang dipegangnya. "Yah, kenapa isinya cerita dewasa semua? Kau ini sedang masuk masa puber, ya? Atau sedang ada perempuan yang kau sukai?"

"Hah, kok kau bisa tahu?" tanya Gikwang takjub.

"Apa? Jadi memang ada perempuan yang kau sukai?" Yoseob balik tanya. Hareun ikut mendengarkan. Sebenarnya ia gugup antara berharap dan cemas Gikwang akan menceritakan perempuan lain. Namun, ia penasaran.

Gikwang mengangguk. "Dia cantik, tinggi, kulitnya putih, badannya bagus, dengan dada dan bokong yang montok," tutur Gikwang dengan pandangan menerawang, seolah membayangkan perempuan yang disebutkannya.

Hareun mengernyitkan dahi. Semua yang disebutkan oleh Gikwang sama sekali bukan ciri-ciri dirinya. Kulitnya memang putih, tapi hanya itu saja.

"Siapa itu? Apa aku mengenalnya?" tanya Yoseob.

"Tentu saja kau mengenalnya. Kau kan sudah bertemu dengan semua perempuan dalam hidupku," jawab Gikwang sambil nyengir.

"Apaan itu? Siapa yang punya ciri-ciri seperti itu?" Yoseob mendelik ke arah Gikwang. "Jangan bilang kau membicarakan Hyosung."

Hareun memasukkan kembali buku tabungannya ke dalam amplop. Ia sudah tidak sanggup mendengarkan pembicaraan itu. Untunglah Gikwang juga tidak membahasnya lagi karena Dujun datang dan langsung duduk bersama mereka.

"Kenapa kalian mau menambahkan rubrik dewasa? Gimana kalau ada pengunjung di bawah umur?" tanya Dujun saat Gikwang memberi usul.

"Aku sudah membicarakannya dengan Hareun. Kita bisa filter pengunjung untuk rubrik ini," jawab Gikwang. "Hanya pengunjung yang terdaftar dan cukup umur yang boleh mengunjungi rubrik ini. Kalau seperti ini, bisa kan?"

Love Like This (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang