PART 3

281 55 38
                                    

Sebuah taksi berhenti di seberang goshiwon. Yoseob turun dari taksi lalu memandang ke arah goshiwon itu dan teringat bahwa ia tidak tahu kamar tempat Hareun tinggal. Yoseob mengeluarkan ponsel dari sakunya dan baru menyadari bahwa ia juga tidak menanyakan nomor teleponnya.

"Ah, lebih baik langsung tanya saja," gumam Yoseob kemudian melangkah menyeberangi jalan. Kebetulan sekali dilihatnya seorang pria paruh baya keluar dari goshiwon. Yoseob mempercepat langkahnya dan melihat Hareun menyusul di belakang pria itu dan menunggu di depan sebuah kamar di lantai satu.

Yoseob baru saja hendak memanggil Hareun ketika dilihatnya gadis itu masuk ke kamar itu. Yoseob mengurungkan niatnya. Diam-diam ia menyusul mereka lalu menunggu sambil bersandar di depan kamar itu. Dalam hati Yoseob bertanya-tanya, apa yang sedang mereka lakukan ketika kemudian didengarnya suara ribut-ribut dari dalam kamar.

Yoseob menoleh ke arah kamar itu sambil mengernyitkan dahi. "Apa itu?" gumamnya. Tangannya sudah berada di gagang pintu, tetapi ia hanya berdiri dengan waspada.

"Tolong!"

Tanpa pikir panjang, Yoseob langsung menerobos masuk dan mendapati Hareun sedang ditindih oleh pria itu. Yoseob menghambur ke arah pria itu dan melepaskannya dari Hareun hingga pria itu terguling.

"Apa yang Anda lakukan?"

Hareun terengah, dadanya berdegup keras. Yoseob membantunya berdiri sambil melotot ke arah Mr. Hong. Beliau nampak kaget melihat Yoseob.

"Siapa kau?" tanya Mr. Hong sambil bangkit. "Kenapa kau bisa masuk ke sini?"

"Saya pacarnya Hareun," jawab Yoseob sambil tetap memegangi Hareun. "Apa yang barusan Anda lakukan dengannya?"

"Pacar?" ulang Mr. Hong tidak percaya. "Aku tidak tahu dia punya pacar."

"Lalu kalau Anda tidak tahu, Anda boleh menindihnya sembarangan?" balas Yoseob tajam. "Sajang-nim, saya ini reporter. Saya bisa memasukkan Anda ke berita dan menuntut Anda atas tindakan pelecehan!"

"Pelecehan apa?" gerutu Mr. Hong. "Dia yang datang merayuku—"

"Dia menunggu di luar tadi, dan Anda yang memanggilnya masuk!" potong Yoseob mulai tidak sabar. "Anda ingin saya benar-benar melaporkan Anda?"

"Keluar! Pergi dari tempatku!" usir Mr. Hong sambil mendorong Hareun dan Yoseob hingga keluar dari kamarnya. "Dan kau," ia menunjuk Hareun. "Jangan harap aku akan menerimamu lagi. Kemasi barang-barangmu dan pergi dari sini sekarang juga!"

"Dia tidak akan kembali ke sini!" balas Yoseob. Mr. Hong membanting pintunya. Yoseob menoleh ke arah Hareun dengan cemas. "Kau tidak apa-apa?"

Hareun menggeleng. Yoseob mengantar Hareun kembali ke kamarnya. Begitu tiba di kamar, Hareun duduk di tempat tidurnya lalu menangis tersedu-sedu. Hareun benar-benar ketakutan tadi. Ia sangat bersyukur Yoseob datang menolongnya. Jika saja Yoseob datang terlambat tadi, Hareun tidak tahu apa yang akan terjadi padanya. Ia bahkan tidak yakin akan ada yang mengetahui keberadaannya di sana.

Yoseob memandang Hareun bingung. Kemudian ia mendekat ke arah Hareun dan duduk di sebelahnya.

"Tidak apa-apa. Sudah tidak apa-apa," kata Yoseob sambil dengan hati-hati mengusap punggungnya.

Hareun mengangkat kepalanya lalu menghapus air matanya. Ia diam selama beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk. "Aku akan berkemas," katanya sambil bangkit dari tempat tidur.

Yoseob mengambil tas dari atas lemari dan membantu Hareun berkemas sementara Hareun membersihkan diri. Yoseob juga membantu membawakan tasnya turun dan memanggilkan taksi. Saat mengikuti Yoseob masuk ke dalam taksi, Hareun bahkan tidak menoleh kembali ke arah goshiwon. Ia bersyukur bisa pergi dari sana, dan ia tidak menyesalinya.

Love Like This (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang