PART 30

246 46 54
                                    

Hareun menaiki tangga kantor dengan bersemangat. Setelah menempelkan ID card, ia mendorong pintu kaca lalu memandang berkeliling. Dilihatnya seorang gadis berkucir kuda dengan kaos garis-garis dan celana jeans sedang duduk sendirian di ruang meeting. Wajahnya terlihat bosan. Hareun langsung menghampirinya lalu menepuk bahunya.

"Hai."

Gadis itu berbalik. "Sis!" serunya. Wajahnya terlihat lebih cerah. "Where have you been? Aku hampir mati bosan menunggu di sini."

Hareun tersenyum melihat gadis ini chic seperti biasa. "Kau sudah lama di sini?"

"Sejak satu jam yang lalu," jawab Krystal sambil bangkit dari kursinya. "Sekarang aku lapar. Ayo kita makan siang dulu!"

Krystal mengajak Hareun makan siang di sebuah restoran. Krystal memesankan steak ukuran jumbo untuk Hareun, sementara dia sendiri hanya memesan salad sayur.

"Bukankah tadi kau bilang kau lapar? Kenapa hanya makan itu?" tanya Hareun bingung.

"Aku seorang model. Aku harus menjaga bentuk tubuhku," jawab Krystal sambil mengunyah saladnya, tetapi mengerling iri ke arah steak Hareun. "Aku tidak bisa makan makanan seperti itu. Mencium baunya saja sudah cukup."

Hareun menggeleng-gelengkan kepala dengan prihatin. Ia tidak menyangka kehidupan model begitu berat seperti ini, sementara dia sendiri memakan apa saja yang dia sukai tanpa memikirkan berat badannya.

"Aku tidak suka gadis-gadis yang ada di kantormu," kata Krystal tiba-tiba. "Dua gadis yang duduk berseberangan di sebelah Key Oppa."

"Maksudmu Sejeong dan Yerin?"

Krystal mengangguk. "Mereka mengobrol dengan Somi tadi—membicarakan aku. Menurut mereka, Somi tidak perlu mencemaskanku karena dia lebih cantik dan lebih muda. Lucunya, mereka tidak bicara dengan pelan atau bisik-bisik seperti orang yang sedang membicarakan orang lain pada umumnya. Padahal pintu ruangan terbuka dan aku bisa mendengar mereka dengan jelas."

Hareun tersenyum mendengarnya. Benar-benar tipikal Sejeong. Entah apa yang ada di pikirannya, padahal Krystal bukan dipanggil ke kantor untuk menggantikan Somi atau semacamnya.

"Mereka juga membicarakanmu," lanjut Krystal. "Katanya kau terlalu dekat dengan Gikwang Oppa. Tapi Gikwang Oppa tidak terlalu menyukai perempuan yang nempel sana-sini dengan pria manapun. Jadi dia menjauhimu."

Hareun mengangkat alisnya. Sebenarnya dia tidak mau percaya, karena kata-kata itu berasal dari Sejeong. Namun, kenyataannya Gikwang memang sedang menjaga jarak dengan Hareun. Sejeong tidak mungkin tahu, pasti Gikwang yang menceritakannya ke Sejeong. Jadi Gikwang menganggap Hareun seperti itu?!

"Mereka bilang kau perempuan gampangan. Lalu Sejeong membual kalau dia adalah perempuan yang paling dekat dengan Gikwang Oppa." Krystal meraih gelasnya lalu meneguk airnya sekali. "Aku tidak mengerti dengan gadis-gadis itu. Mereka kerjanya hanya bergosip sepanjang hari."

Hareun sudah tidak mendengarkan kata-kata Krystal. Ia meletakkan garpu dan pisaunya dengan jengkel. Nafsu makannya sudah hilang.

Setelah kembali ke kantor, Key meminta Hareun untuk membantunya menyiapkan bahan-bahan untuk meeting. Hareun membagikan berkas-berkas di meja, sementara Key menyiapkan proyektor.

"Sis, kukira kau tidak bisa menulis hangul," kata Krystal sambil membaca berkas di tangannya.

"Tentu saja Key yang menyusun semuanya," jawab Hareun sambil duduk di kursinya.

Tak lama kemudian Yoseob masuk ke dalam ruangan, disusul oleh Somi yang kemudian duduk di seberang Hareun.

"Hai!" sapa Hareun begitu Yoseob duduk di sebelahnya. "Kau sudah sehat?"

Love Like This (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang