PART 28

211 33 79
                                    

Pagi itu Hareun berada di ruangan Dujun untuk meeting. Namun, kali itu mereka hanya meeting bersama Junhyung dan Key.

"Kemarin Hareun memperlihatkan email yang masuk dari pembaca di luar negeri," kata Junhyung. "Kau tahu, kan, sebenarnya konsep kita e-magazine. Tapi kebanyakan artikel kita hanya seputar liputan berita, hiburan, atau olahraga. Jadi mereka mengusulkan untuk menambah rubrik yang lain."

"Bukankah untuk rubrik kecantikan kita sudah punya Somi?" tanya Dujun.

"Ya, tapi kualitas internet di tiap negara berbeda-beda. Tidak semuanya bisa mengakses video dengan lancar," jawab Key. "Selain itu, jika mereka mencoba mengikuti melalui video dan melewatkan sesuatu, mereka harus melihat video itu lagi dari awal. Jadi banyak yang meminta menambahkan tips-tips kecantikan berupa artikel agar lebih mudah dibaca."

Dujun berpikir sebentar. "Akan kubicarakan dengan Somi. Ah, Junhyung-ah, coba kau tanyakan pada Krystal kalau dia bisa ikut membantu membuat artikel."

"Oke," jawab Junhyung.

"Apa lagi?" tanya Dujun.

"Juga saran untuk membuat rubrik asmara di bagian hiburan," jawab Junhyung sambil membaca catatannya.

"Asmara?" ulang Dujun. "Romance? Seperti apa?"

"Macam-macam," jawab Junhyung. "Misalnya tips-tips berkencan, cara mendekati gebetan, atau tempat-tempat yang cocok untuk menyatakan perasaan."

"Memangnya kalian ahli untuk hal-hal seperti itu?" tanya Dujun.

"Bukan begitu sih," jawab Junhyung. "Kita bisa memilih tema untuk dibahas dalam satu minggu lalu meminta pembaca untuk mengirimkan cerita-cerita dan saran dari mereka. Kita juga bisa memilih satu atau dua pertanyaan paling menarik yang bisa kita tanyakan pendapatnya secara online."

"Selain itu, bukankah kita pernah membahas perbedaan pacaran di Korea dengan di Indonesia?" sahut Hareun. "Dengan memilih tema, kita bisa mengetahui bermacam-macam cerita dari negara lain. Begitu juga dengan cerita horor, pasti di tiap negara ada legenda masing-masing. Di Indonesia, hari Kamis malam paling ditakuti, terutama jika malam Kliwon."

"Kliwon?" ulang Key sambil mengerenyitkan dahi.

"Ah itu... um... apa bahasa Koreanya pasaran ya?" gumam Hareun bingung. "Pokoknya itu istilah hari Indonesia. Jadi karena menyeramkan, banyak acara radio atau televisi yang mengangkat tema horor di hari Kamis malam. Kita bisa meminta pengunjung untuk membagi kisah horor mereka di hari Kamis."

"Apa hantu di Indonesia sama seramnya dengan di sini?" tanya Key.

"Aku belum pernah melihat hantu Korea, tapi menurutku hantu Indonesia lebih seram," jawab Hareun.

"Eyy~ kau belum pernah melihat hantu Korea. Mana bisa kau bilang hantumu lebih seram," kata Dujun. "Kami punya hantu yang kepalanya bisa ada tiga, ada yang wajahnya pucat, macam-macam!" (Note : author juga belum pernah lihat hantu Korea. Tapi kalau lihat di film-film sih, kayaknya hantu Indonesia juara. Hihi)

"Ah, kalau menurutku, sekali melihat hantu Indonesia, mungkin akan membuat kalian tidak bisa tidur. Atau minimal tidak berani ke kamar mandi sendirian. Mau lihat?" tanya Hareun.

Hareun mengeluarkan ponselnya lalu mencari gambar pocong dan memperlihatkannya pada ketiga pria itu. Mereka melongok ke ponsel Hareun dengan penasaran. Namun, sedetik kemudian mereka melompat karena kaget. Hareun tertawa melihat mereka, terutama Key yang menjerit dan hampir terjatuh dari kursinya. Bahkan Dujun hampir melempar ponsel Hareun.

"Aiissh! Singkirkan gambar itu!" omel Dujun, hampir menyumpah.

"Ada apa ribut-ribut?" tanya Yoseob yang tiba-tiba melongokkan kepalanya di pintu.

Love Like This (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang