PART 35

175 31 32
                                    

"Terima kasih atas kerja kerasnya. Selamat malam!"

Setelah berpamitan dengan PD Kang dan staff yang lain, termasuk Lee Joon, Junhyung pergi ke mobilnya untuk pulang. Setibanya di sana, rupanya Hareun sudah tertidur pulas dengan kepala bersandar di jendela. Junhyung pergi ke jok belakang untuk mengambil bantal leher. Dengan hati-hati ia mengangkat kepala Hareun dari jendela, lalu memakaikan bantal di lehernya agar tidak sakit saat gadis itu bangun nanti. Junhyung juga memastikan Hareun tidak kepanasan atau kedinginan sebelum akhirnya melajukan mobilnya pergi dari sana.

Perjalanan pulang ternyata lebih cepat dibandingkan saat berangkat. Pukul dua belas malam mereka sudah tiba di apartemen. Junhyung mematikan mesin mobil lalu menoleh ke arah Hareun. Sekarang bagaimana membangunkannya?

Junhyung mencondongkan tubuhnya ke arah Hareun. "Hareun-ah," panggil Junhyung. Namun, Hareun masih tertidur dengan pulas. "Hareun-ah."

Junhyung mengusap kepala Hareun. Gadis itu langsung terbangun. Ia nampak kaget begitu melihat Junhyung.

"Apa? Kenapa ada kau bisa di sini?" tanya Hareun sambil menoleh ke kiri dan kanannya.

"Kosakatamu berantakan," kata Junhyung sambil meraih tasnya di jok belakang. "Ayo turun. Kita sudah sampai di rumah."

"Rumah? Astaga..." gumam Hareun sambil mengusap wajahnya yang masih mengantuk.

Mereka keluar dari mobil lalu menaiki lift untuk pergi ke lantai unit apartemen Junhyung. Hareun menguap.

"Kenapa kau enggak membangunkanku sebelum pulang tadi? Aku kan jadi enggak enak karena enggak berpamitan dengan PD Kang," keluh Hareun.

"Aku sudah berpamitan dengannya," balas Junhyung. Ia menoleh ke arah Hareun. "Jangan lupa dicuci nanti. Mana tahu kau ngiler waktu tidur tadi."

Junhyung menunjuk bantal yang masih menempel di leher Hareun. Hareun langsung melepasnya sambil menggerutu.

Setelah tiba di rumah, Hareun langsung mandi dengan air hangat, sementara Junhyung berganti pakaian. Junhyung menghangatkan diri di balik selimutnya sambil mengerjakan sesuatu di laptop. Ia mendengar Hareun sudah kembali ke kamarnya.

"Junhyung-ah."

Junhyung menoleh. Hareun sudah berdiri di depan pintu kamarnya. Gadis itu sudah berganti dengan piama yang sama dengan yang Junhyung pakai.

"Kenapa?" tanya Junhyung.

"Kepalaku sakit dan aku enggak bisa bernapas," keluh Hareun.

Dada Junhyung sempat berdebar. Entah mengapa Hareun malah terlihat imut saat itu. Junhyung langsung menaruh laptopnya ke samping.

"Kau kena flu. Kalau aku enggak datang tadi, pasti kau sudah membeku kedinginan," kata Junhyung. "Tunggu, akan kuambilkan obat."

Junhyung turun dari tempat tidurnya lalu menghampiri meja di dekat jendela. Ia membuka salah satu laci, lalu mengeluarkan obat flu dari sana, dan memberikannya pada Hareun. Hareun pergi ke dapur untuk meminum obatnya, sementara Junhyung merapikan tempat tidurnya.

Junhyung menoleh ketika dilihatnya Hareun berjalan kembali menuju ruangannya. "Hareun-ah," panggilnya. Gadis itu berhenti lalu menoleh. "Tidur di sini saja. Kasurku ada penghangatnya."

Hareun mematung di tempatnya. "Tidur... denganmu?"

"Kenapa memangnya? Tempat tidurku bisa muat tiga sampai empat orang. Aku bisa tidur di ujung sini dan kau di ujung satunya. Jadi, kita enggak perlu tidur berdekatan," gerutu Junhyung. "Tapi kalau kau enggak mau, juga enggak apa-apa. Aku hanya menawarkan."

"Baik, baik!" sahut Hareun cepat. "Aku akan segera ke sana."

Hareun bergegas pergi ke ruangannya untuk mematikan lampu, sementara Junhyung kembali masuk ke dalam selimutnya, dan melanjutkan kesibukan dengan laptopnya. Tak lama kemudian Hareun sudah masuk ke kamar.

Love Like This (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang