PART 6

237 42 59
                                    

Hareun menguap ketika akhirnya ia selesai dengan artikel yang terakhir untuk hari itu. Sudah tiga hari ini ia bekerja di tengah ruangan di lantai tiga. Tempat itu terdiri dari dua sofa empuk, karpet bulu, dan meja di tengahnya. Di dindingnya juga terpasang televisi.

"Kau lelah, Noona? Sebaiknya kau segera pulang supaya bisa menyelesaikan semuanya," kata Dongwoon sambil merapikan ordner. Ia yang membantu Hareun membacakan artikel dalam bahasa Korea, sementara Hareun mencatat terjemahannya. Ia sudah mengerjakannya sebagian di komputer jika Dongwoon sedang tugas keluar kantor. Dujun juga sudah meminjamkan laptopnya agar Hareun bisa mengerjakannya di rumah, tapi artikel-artikel itu seperti tidak ada habisnya.

"Hareun-ssi, kau sudah mau pulang?" tanya Dujun yang tiba-tiba muncul di lantai tiga. Ia pergi sejak makan siang tadi.

"Iya," jawab Hareun.

Dujun menghampiri Hareun lalu menyodorkan sebuah tas padanya. "Ini laptopmu. Gunakan dengan baik," kata Dujun. "Aku akan mampir ke tempatmu malam ini untuk mengambil laptopku."

"Baik. Terima kasih," jawab Hareun sambil menerima laptopnya dengan senang.

"Ayo, Dongwoon. Kita harus segera pergi," kata Dujun.

"Baik, Hyung." Dongwoon membantu Hareun membawa ordner ke lantai dua lalu ia pergi dengan Dujun.

"Eonni, kau mau ikut dengan kami malam ini? Kami mau karaoke," ajak Yerin.

"Maaf, aku tidak bisa. Ada banyak yang harus kukerjakan," tolak Hareun sambil merapikan barang-barangnya.

"Ah ya, tentu saja. Mencari muka di depan atasan juga termasuk pekerjaan," gumam Sejeong sambil memakai lip gloss-nya. Hareun bisa mendengarnya dengan jelas, tapi ia lebih memilih mengabaikannya.

Hareun berpamitan lalu bergegas keluar dari ruangan. Mood-nya menjadi lebih baik ketika melihat Yoseob melambaikan tangan dari mobilnya di depan kantor. Hareun tidak bertemu dengannya selama dua hari ini.

"Merindukanku?" goda Yoseob melihat Hareun masuk ke dalam mobil dengan semringah. Hareun memukul lengannya sebagai balasan.

~***~

Hareun menguap untuk kesekian kalinya. Ia menggeliat kemudian menyimpan tulisan yang dikerjakannya sebelum akhirnya mematikan laptopnya. Hareun merapikan bungkus sisa camilan lalu membawanya ke dapur. Sore tadi Yoseob membelikannya banyak camilan untuk menemaninya mengerjakan tugas. Namun, karena Hareun tidak ingin menyimpan camilan itu sendiri, jadi dia menyimpannya di laci dapur.

Hareun menghampiri kulkas lalu membukanya dan melihat-lihat isinya. Ada beberapa kotak jus dan susu yang masih baru. Junhyung pasti mengamuk kalau Hareun menyentuhnya. Namun, ada satu botol cola yang isinya tinggal sedikit. Paling-paling tinggal dua atau tiga teguk. Yoseob bilang Junhyung maniak cola, tapi kalau hanya sisa sedikit sih, mestinya tidak apa-apa.

Hareun mengambil cola itu dan meneguknya sampai habis. Bahkan sodanya sudah tidak begitu terasa. Hareun membuang botolnya di tempat sampah lalu merapikan kertas-kertas catatannya. Tak lama kemudian terdengar suara beep beep dari luar disusul suara pintu terbuka. Pasti Junhyung yang datang. Hareun cukup beruntung berpapasan dengan Junhyung yang baru mau keluar saat ia pulang kerja tadi. Seandainya Hareun sedikit terlambat, mungkin ia tidak akan bisa masuk ke dalam rumah, mengingat beberapa hari ini Hareun masih harus menunggu beberapa lama sebelum akhirnya Junhyung membukakan pintu. Padahal pria itu ada di rumah.

"Mungkin dia sudah tidur." Terdengar suara Junhyung dari depan. Siapa yang ikut bersamanya?

"Hareun-ah, halo!"

Hareun menoleh. Dujun muncul di belakang Junhyung sambil melambaikan tangan ke arahnya. Dujun terlihat sangat santai hanya dengan kaos, jaket, dan celana selutut. Apa barusan Dujun memanggilnya Hareun-ah?

Love Like This (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang