PART 29

207 33 85
                                    

BRIEF ANNOUNCEMENT!

Yoseob udah terdaftar untuk wamil sebagai polisi aktif! Yeay! Belum ada pengumuman tanggal wamilnya, tapi kemungkinan awal tahun 2019. Dujun juga daftar bareng, tapi belum ada hasil akhirnya. Semoga aja mereka kesampaian untuk wamil bareng, biar Lights ga nunggu lama. Btw, kalo Yoseob yang jadi polisinya, mau donk ditangkep ><

💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡

Hareun memandang keluar jendela. Ia sedang berada di bus dalam perjalanan pulang. Pikirannya dipenuhi oleh Gikwang. Kemarin pria itu hanya datang ke kantor untuk melihat rekaman vlog Somi lalu berpamitan pulang. Padahal Hareun mendengar Gikwang bicara pada Somi bahwa hari itu ia tidak ada pekerjaan. Bahkan ia datang dengan hanya memakai t-shirt putih, celana selutut, dan topi. Bukankah dulu Gikwang mengatakan bahwa Hareun yang membuatnya senang datang ke kantor? Kenapa sekarang Hareun bahkan sulit untuk melihat wajahnya?

Hareun mengeluarkan ponselnya. Baru pukul empat sore. Ia mencoba menghubungi Gikwang untuk mengajaknya bertemu. Namun, setelah beberapa kali tidak ada jawaban, akhirnya Hareun mengirimkan voice note yang menanyakan apakah Gikwang sedang sibuk. Beberapa menit kemudian Gikwang melihat pesannya. Namun, setelah menunggu lama tidak ada balasan darinya.

Hareun mengirimkan voice note lagi. "Aku sedang dalam perjalanan pulang. Bisakah kita bertemu di sungai Han?"

Setelah mengirimkannya, tak lama kemudian Gikwang melihatnya. Namun, sampai Hareun tiba di tempat pemberhentiannya, tidak ada balasan apapun dari Gikwang. Sebenarnya Hareun jengkel sekali. Jika pria itu bisa melihat pesannya dengan cepat, bukankah mestinya ia sedang tidak sibuk karena bisa standby di ponselnya terus? Namun, demi mendapat jawaban dari pengacangan selama lebih dari sebulan ini, Hareun akan bersabar.

Ketika tiba di pinggir sungai Han, Hareun berjalan-jalan sambil memandang berkeliling. Ia memakai kacamatanya agar bisa melihat orang-orang di kejauhan dengan baik. Beberapa hari yang lalu Dujun memarahi Hareun saat ia tidak bisa melihat tulisan atau wajah seseorang dari jauh, jadi Dujun membelikannya kacamata.

Hareun melengos. Tidak ada tanda-tanda Gikwang di sana. Mungkinkah dia belum sampai? Bagaimanapun, tempatnya memang cukup jauh dari rumah Gikwang. Jadi Hareun menunggu sambil duduk di salah satu bangku yang menghadap ke arah sungai.

"Hareun-ah!"

Hareun menoleh dengan bersemangat. Namun, belum pernah ia merasa kecewa seperti ini melihat Yoseob. Pria itu menghampirinya sambil mengendarai sepeda. Ia memakai t-shirt putih tanpa lengan, celana jogger, sepatu kets, dan topi.

"Kau baru datang?" tanya Yoseob sambil menghentikan sepedanya di depan Hareun.

"Iya," jawab Hareun. "Kenapa kau tahu aku ada di sini?"

"Bukankah tadi kau bilang mau ke sungai Han?" tanya Yoseob sambil turun dari sepedanya lalu duduk di sebelah Hareun.

Hareun mengernyitkan dahi. Astaga. Apa tadi dia salah kirim voice note?

"Aku enggak ingat memberi tahumu," kata Hareun akhirnya, berusaha agar tidak menyinggung Yoseob.

"Ah. Aku sedang bersepeda bersama Gikwang tadi waktu kau mengiriminya pesan," kata Yoseob sambil mengelap keringatnya dengan handuk. "Tapi katanya dia baru ingat ada urusan, lalu dia langsung pulang."

"Ooh," gumam Hareun, tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Jadi Gikwang memang menerima pesannya, mengetahuinya, tapi tidak berniat membalasnya, apalagi menemuinya?

"Kau ada urusan penting dengannya?" tanya Yoseob. Hareun menggeleng.

"Enggak, kok."

Yoseob memandangnya curiga. "Kenapa? Kau bertengkar dengannya?"

Love Like This (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang