Chapter 8

2.2K 282 28
                                        

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.


Suara decapan antara kedua bibir yang saling bertautan itu memenuhi ruang kerja dengan warna hitam yang mendominasi. Terlihat seorang pria yang memangut bibir seorang gadis yang ada di pangkuannya itu dengan kasar dan menggebu, sedangkan gadis itu terus mengeluarkan desahan nikmat dari sela-sela bibirnya juga memberikan rematan pelan pada rambut coklat pria itu.

"Hyejin-ah..." desah pria itu tatkala sang gadis memberikan kecupan basahnya pada leher kokohnya.

Sementara di sisi lain, tampak seorang gadis dengan kemeja hitam serta jeans berwarna hitam melangkahkan kakinya untuk mendekat kearah ruangan. Kaki jenjang itu terhenti tepat di depan pintu bertuliskan "Presdir Room".

Senyum manis itu terlihat pada wajah cantiknya, dengan gerakan pelan gadis itu membuka pintu itu. Namun, gerakannya terhenti ketika mendengar suara desahan yang keluar dari ruang kerja itu.

Dengan penasaran, gadis itu kembali membuka pintu itu. Seketika gadis itu berjengit kaget saat melihat seorang pria dan seorang gadis tengah berciuman dengan begitu panasnya.

"Oppa...." panggilnya gugup.

Mendengar suara orang lain, membuat kedua pasang manusia itu menghentikan kegiatan panas mereka.

"Jiyeon-ah..." kaget pria itu saat melihat gadis yang tak lain adalah Jiyeon menatap dirinya dengan pandangan terkejutnya.

"Apa... Apa yang kau lakukan Oppa?" tanya Jiyeon dengan terbata.

Dengan cepat, pria itu menyingkirkan tubuh gadis yang ada di pangkuannya itu lalu segera mendekat kearah Jiyeon.

"Jiyeon-ah, ini tidak seperti yang kau bayangkan. Aku..."

"Tidak seperti yang aku bayangkan? Lalu apa yang harus aku bayangkan ketika aku melihatmu berciuman dengan gadis lain?" marah Jiyeon, mata gadis itu terlihat berkaca-kaca.

"Jiyeon-ah, aku bisa jelaskan..."

"Mau menjelaskan apa Oppa? Aku melihatmu mencium gadis lain. Kau mau menjelaskan apa?" marah Jiyeon. "Kau bilang kau mencintaiku, lalu apa ini? Kenapa kau melakukan ini padaku?" Jiyeon mulai terisak dalam bicaranya.

Pria yang awalnya memperlihatkan wajah bersalahnya itu tiba-tiba tersenyum sinis. "Cinta? Kau percaya dengan apa yang mereka sebut sebagai cinta?" tanya pria itu dengan sinis.

"?"

"Dengar Park Jiyeon, aku kira kau berbeda dengan gadis lain. Tapi ternyata sama saja, masih dibodohi dengan kata cinta" ujar pria itu meremehkan.

"Oppa..." lirih Jiyeon.

"Dengarkan aku Park, jika menurutmu aku mencintaimu, maka kau salah besar. Aku sama sekali tidak mencintamu" ujar pria itu dengan dingin.

"Oppa..."

"Hhhhh... Bagaimana bisa kau berfikir jika aku mencintaimu?" tanyanya. "Kau pikir aku akan mencintai Putri dari seorang pembunuh?" lanjut pria itu membuat Jiyeon membulatkan kedua matanya.

"Oppa!!" seru Jiyeon tak percaya.

"Caaah... Kau sudah tau jika aku tidak mencintaimu. Jadi, silahkan keluar dari ruanganku. Kau tau pintu keluarnya, 'kan?" usir pria itu.

Jiyeon menatap tajam kearah pria yang ada di depannya itu.

PLAAAK

Sebuah tamparan keras Jiyeon berikan pada pria bertubuh tinggi itu.

Trust Me! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang