Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.Pria itu menarik tubuh Jiyeon agar semakin merapat ditubuhnya. "Jiyeon?" Gadis itu hanya bergumam menanggapi panggilan Sehun.
"Mau bercinta lagi?" Tanya Sehun membuat Jiyeon memukul pria itu dengan cukup keras.
"Yaakk! Jangan memukulku terus menerus"
"Kalau begitu berhentilah mengatakan hal yang menggelikan. Memangnya kau kurang puas setelah berkali-kali bercinta, eoh?" Omel Jiyeon.
"Aku tidak akan pernah lelah untuk menikmati tubuhmu" jawab Sehun, "Karena kau tidak ingin bercinta lagi, kalau begitu—"
Jiyeon mengangkat kepalanya agar bisa melihat wajah Sehun, menunggu Sehun melanjutkan ucapannya.
"Kalau begitu— maukah kau menikah denganku?"
Jiyeon mengerjapkan matanya berkali-kali lalu sedetik kemudian gadis itu melepaskan pelukannya dari Sehun.
"Kau bilang apa, Oh Sehun?" Tanya Jiyeon sambil merubah posisi menjadi duduk, mengambaikan tubuh bagian atasnya yang terbuka tanpa ditutupi oleh selimut.
Sehun tersenyum tipis lalu ikut duduk dihadapan Jiyeon, "Mau menikah denganku?"
"Apa kau bercanda?" Ada nada keraguan di suara Jiyeon membuat Sehun menggenggam kedua tangan gadis itu dengan lembut.
"Aku tidak bercanda, aku bersungguh-sungguh ingin menjadikanmu istriku. Kau tau aku tak pernah main-main jika itu berkaitan denganmu" kali ini Jiyeon tertegun, tak ada keraguan dalam ucapan Sehun, juga tatapan mata pria itu memancarkan kesungguhan yang dimilikinya.
"Tapi Sehun, kita belum lama mengenal. Maksudku, hubungan ini masih terlalu singkat. Dan menurutku terlalu dini untuk membicarakan sebuah pernikahan" ucap Jiyeon, "Aku belum mengenalmu dengan baik, begitupun sebaliknya"
Sehun tersenyum lalu menarik Jiyeon kedalam pelukannya, "Aku mengerti. Maaf jika ucapanku yang tiba-tiba membuatmu merasa tidak nyaman"
Jiyeon membalas pelukan Sehun, ia menyamankan posisi kepalanya di dada bidang Sehun, "Tak apa, aku juga minta maaf. Mari mengenal satu sama lain lebih dalam lagi dan setelah itu kita bicarakan pernikahan"
Sehun tersenyum lalu semakin mengeratkan pelukannya pada Jiyeon. Sedangkan gadis itu tampak murung di dekapan Sehun.
'Maafkan aku, Sehun. Tapi aku masih trauma dengan kata pernikahan' batin Jiyeon.
***
Pukul 11 siang, Jisoo tampak melamun dibalik meja kerjanya. Gadis itu masih memikirkan kejadian tadi malam saat berada di supermarket, bahkan hal itu membuat Jisoo tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pada pintu tak membuat Jisoo tersadar dari lamunannya. Sedang sang pengetuk tak sabar karena Jisoo tak kunjung membuka pintu, akhirnya ia pun masuk tanpa seijin Jisoo.
Jiyeon. Gadis yang mengetuk pintu itu merengut sebal karena melihat Jisoo yang bahkan tidak menyadari kehadirannya. Gadis itu mendekat kearah Jisoo, menatap bingung kearah sahabatnya yang terlihat memikirkan sesuatu.
"Astaga! Kau mengagetkanku saja!" Pekik Jisoo saat tiba-tiba Jiyeon meniup telinganya cukup keras.
Jiyeon terkekeh, lalu duduk di sofa yang ada di ruangan Jisoo, "Kau ini kenapa?"
Jisoo mengerutkan keningnya, lalu menyusul Jiyeon dan duduk di seberang gadis itu.
"Apa yang kau pikirkan? Kenapa sampai tidak menyadari jika aku masuk ke ruanganmu?" Tanya Jiyeon.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me! (COMPLETED)
FanfictionTentang Jiyeon yang tidak percaya dengan apa yang mereka sebut dengan "Cinta". Menurut Jiyeon, "Cinta" adalah sepenggal kata yang membuat orang lain tampak bodoh juga lemah. Jika "Cinta" menurut sebagian orang adalah kebahagian. Maka, menurut Jiyeon...