Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.Sehun baru saja sampai di rumah sakit, tempat dimana Jennie dirawat. Pria itu menanyakan ruang inap Jennie pada bagian informasi lalu setelah tahu, ia melangkah untuk ke ruangan Jennie.
Tok! Tok!
Suara ketukan pintu membuat Jongdae yang tengah merapikan selimut Jennie mengalihkan pandangannya kearah pintu.
"Sehun-ah" kaget Jongdae saat Sehun sudah masuk ke dalam ruangan. "Terimakasih sudah datang"
Sehun menggeleng pelan, "Tak masalah, Hyung. Bagaimana keadaannya?" Tanya Sehun lalu berdiri di samping ranjang Jennie–diseberang Jongdae–.
"Tidak baik. Dia mengalami peradangan pada hatinya karena meminum banyak alkohol" jelas Jongdae.
"Alkohol?"
Jongdae mengangguk, "Tadi saat aku mengunjunginya di apartemen, aku menemukan banyak alkohol berserakan di dapurnya, mungkin lebih dari 7 botol, entahlah. Saat masuk ke dalam kamarnya, dia sudah tertidur dilantai lalu jatuh pingsan"
Sehun terdiam lalu beralih menatap Jennie yang masih terlelap, "Apa sejak dibawa kesini dia belum sadar?"
"Tadi saat pemeriksaan sudah sadar, sekarang dia tertidur karena pengaruh obatnya"
Sehun menghela nafas, "Maafkan aku, Hyung. Jennie seperti ini karena aku"
Jongdae menggeleng cepat, "Tidak, ini bukan salahmu. Jangan pernah menyalahkan dirimu soal hal ini"
"Sejujurnya aku merasa gagal sebagai kakaknya" lirih Jongdae.
"Kenapa kau berfikir seperti itu, Hyung?" Tanya Sehun.
Jongdae membelai lembut rambut Jennie, "Dia seperti ini karena aku tidak mendidiknya dengan baik. Tumbuh menjadi seorang gadis yang keras kepala dan tidak mau kalah." Jawab Jongdae, "Seharusnya saat tahu dia memiliki perasaan kepadamu aku langsung melarangnya, memarahinya bahkan memberinya pengertian, sehingga dia tidak akan menyakiti dirinya sendiri seperti ini karena tidak bisa mendapatkanmu" lanjutnya.
"Ini bukan salahmu, Hyung. Aku rasa tidak ada yang perlu disalahkan disini" balas Sehun membuat Jongdae tersenyum tipis.
"Maafkan aku karena melibatkanmu dalam masalah ini. Aku jadi tidak enak dengan Jiyeon-ssi" ucap Jongdae.
"Tak perlu sungkan, Hyung. Jiyeon juga sangat paham. Nyatanya aku kemari karena dia yang meminta"
"Syukurlah. Ah kau sudah makan malam?" Tanya Jongdae.
"Sudah. Kau pasti belum makan kan Hyung?" Tanya Sehun dan Jongdae menggeleng. "Pergilah mencari makan, Hyung. Aku akan menjaga Jennie"
"Kau tidak keberatan?" Tanya Jongdae.
"Tentu saja, Hyung. Pergilah dan segera kembali"
Jongdae mengangguk, "Kalau begitu tolong jaga Jennie ya. Aku akan segera kembali" setelah mengatakan itu Jongdae langsung meninggalkan ruang inap Jennie.
Sehun menatap wajah gadis itu lalu duduk di samping ranjangnya.
"Kenapa kau menyiksa dirimu hanya karena aku?" Gumam Sehun.
.
.
.
.Kedua mata itu mulai terbuka, retinanya mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya.
"Enghh"
Sehun mengalihkan pandangannya dari ponsel kepada Jennie, gadis itu tampak bingung dengan keberadaannya.
"Kau sudah sadar?" Jennie menoleh ke sumber suara, mata itu langsung membuat saat melihat Sehun yang berada disampingnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me! (COMPLETED)
FanfictionTentang Jiyeon yang tidak percaya dengan apa yang mereka sebut dengan "Cinta". Menurut Jiyeon, "Cinta" adalah sepenggal kata yang membuat orang lain tampak bodoh juga lemah. Jika "Cinta" menurut sebagian orang adalah kebahagian. Maka, menurut Jiyeon...